cookie

We use cookies to improve your browsing experience. By clicking «Accept all», you agree to the use of cookies.

avatar

RAUDHATUL ANWAR

Bersama Menebar Warisan Nabi. Menyajikan faidah-faidah ilmiyyah sesuai manhaj salafus shalih. Dikelola oleh: Thullab Anwarussunnah Petanahanan Penasihat: Al-Ustadz Abdulmu'thi Sutarman, Lc Saran,kritik, atau pertanyaan: 083840127320 / 089633113043

Show more
Advertising posts
2 197
Subscribers
+924 hours
+377 days
+12330 days

Data loading in progress...

Subscriber growth rate

Data loading in progress...

📜 #Hadits_Pilihan CAHAYA SEMPURNA BAGI YANG SHALAT ISYA DAN SHUBUH BERJAMAAH DI MASJID Rasulullah ﷺ bersabda, بشِّرِ المشَّائينَ في الظُّلمِ إلى المساجدِ بالنُّورِ التَّامِّ يومَ القيامةِ Berilah kabar gembira untuk orang-orang berjalan menuju masjid di gelapnya (malam) dengan cahaya yang sempurna di hari kiamat. 📚Shahih Abu Dawud no. 561; dari Sahabat Buraidah ibnul Hushaib Al-Aslamiy radhiyallahu'anhu •┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈• https://t.me/RaudhatulAnwar1
Show all...
RAUDHATUL ANWAR

Bersama Menebar Warisan Nabi. Menyajikan faidah-faidah ilmiyyah sesuai manhaj salafus shalih. Dikelola oleh: Thullab Anwarussunnah Petanahanan Penasihat: Al-Ustadz Abdulmu'thi Sutarman, Lc Saran,kritik, atau pertanyaan: 083840127320 / 089633113043

MENJAGA PERASAAN SANG IBU Diceritakan bahwa suatu hari ibunda Syaikhul Islam ibnu Taimiyyah memasak labu namun tidak mencicipinya sejak awal, dan ternyata rasanya pahit. Ketika ia mencicipinya, ia pun membiarkan masakannya itu tetap pada keadaannya. Kemudian Ibnu Taimiyyah datang dan bertanya, "Apakah ibu memiliki sesuatu yang bisa aku makan?" "Tidak. Hanya saja aku barusan memasak labu, tapi rasanya pahit" jawab ibunya. "Di mana masakan itu?" Tanya Ibnu Taimiyyah lagi. Lalu ibunya pun menunjukkan tempat masakan labu itu berada. Ibnu Taimiyyah pun menyajikannya dan duduk menyantapnya sampai kenyang. Ia tidak menunjukkan gestur pengingkaran sedikitpun dari masakan itu. 📝Al-Wafiy bil Wafiyat (7/11) •┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈• https://t.me/RaudhatulAnwar1
Show all...
RAUDHATUL ANWAR

Bersama Menebar Warisan Nabi. Menyajikan faidah-faidah ilmiyyah sesuai manhaj salafus shalih. Dikelola oleh: Thullab Anwarussunnah Petanahanan Penasihat: Al-Ustadz Abdulmu'thi Sutarman, Lc Saran,kritik, atau pertanyaan: 083840127320 / 089633113043

Repost from ILMU DAN RENUNGAN
Manusia ! Apapun Statusmu, Kamu Tetaplah Hamba Allah Allah ﷻ berfirman, اِنْ كُلُّ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ اِلَّآ اٰتِى الرَّحْمٰنِ عَبْدًا ۗ "Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, melainkan akan datang kepada (Allah) Yang Maha Pengasih sebagai seorang hamba". Qs. Maryam: 93. Bila merujuk ke dalam artian secara bahasa ibadah artinya adalah perendahan ( الإذلال ). Seperti seorang mengatakan, طريق معبد؛ أي طريق مذلل Jalan Mu'abbad, artinya jalan yang direndahkan. Tentu setinggi-tingginya jalan, ia akan tetap diinjak; rendah di bawah kaki. Begitulah gambaran para hamba. Seperti apa statusnya, setinggi apa kedudukannya, mau seorang raja atau rakyat jelata, pejabat atau pekerja, miskin atau kaya, ia tetap sebagai seorang hamba yang wajib merendahkan dirinya kepada Allah Rabb alam semesta. Sama statusnya sebagai hamba, tidak ada yang diistimewakan, tidak ada yang dilebihkan sehingga boleh meninggalkan ibadah. Siapa yang enggan merendahkan dirinya kepada Rabbnya, maka ia akan terancam siksa yang pedih. Manusia sebagai hamba mestilah menyadari kalau dirinya adalah hamba. Al-Masih Isa bin Maryam yang terlahir dengan keajaiban, bahkan sebagai tanda kekuasaan Dzat Yang Mahapencipta lagi berkuasa, ia tidak enggan dan tidak sombong untuk menghamba; merendahkan dirinya kepada Rabbnya. Karena memang ia adalah hamba Allah. Lalu, siapa kamu hai manusia ?! Siapa dirimu hingga kau enggan menghamba ?! Mengapakah egomu begitu tinggi hingga kau lebih mementingkan urusanmu ketimbang memenuhi panggilan Rabbmu ?! لَنْ يَّسْتَنْكِفَ الْمَسِيْحُ اَنْ يَّكُوْنَ عَبْدًا لِّلّٰهِ وَلَا الْمَلٰۤىِٕكَةُ الْمُقَرَّبُوْنَۗ وَمَنْ يَّسْتَنْكِفْ عَنْ عِبَادَتِهٖ وَيَسْتَكْبِرْ فَسَيَحْشُرُهُمْ اِلَيْهِ جَمِيْعًا ۝ فَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَيُوَفِّيْهِمْ اُجُوْرَهُمْ وَيَزِيْدُهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖۚ وَاَمَّا الَّذِيْنَ اسْتَنْكَفُوْا وَاسْتَكْبَرُوْا فَيُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًاۙ وَّلَا يَجِدُوْنَ لَهُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلِيًّا وَّلَا نَصِيْرًا "Al-Masih sama sekali tidak enggan menjadi hamba Allah, dan begitu pula para malaikat yang terdekat (kepada Allah). Dan barangsiapa enggan menyembah-Nya dan menyombongkan diri, maka Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Allah akan menyempurnakan pahala bagi mereka dan menambah sebagian dari karunia-Nya. Sedangkan orang-orang yang enggan (menyembah Allah) dan menyombongkan diri, maka Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih. Dan mereka tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah". Qs. An-Nisa: 172-173 https://t.me/Fawaid_Arsip
Show all...
ILMU DAN RENUNGAN

Merupakan chanel untuk menyimpan arsip-arsip faidah ilmiyyah Pemilik @Rozan_AL (Muqim di lingkungan sekitar Ma'had Anwarussunnah-Petanahan)

📜 #Hadits_Pilihan LANGIT MERINTIH Rasulullah ﷺ bersabda, إني أرَى ما لا ترَونَ وأسمعُ ما لا تسمَعون ، أطَّتِ السماءُ وحق لها أن تَئِطَّ ؛ ما فيها موضِعُ أربعِ أصابِعَ إلا ومَلَكٌ واضِعٌ جبهَتَهُ لله ساجدًا . واللهِ لو تَعلمونَ ما أعْلَمُ لضَحِكْتُمْ قليلًا ولبَكَيتُمْ كثيرًا ، وما تَلَذَّذْتُمْ بالنساءِ على الفُرُشِ ، ولخَرَجْتُمْ إلى الصَّعُدَاتِ تجْأَرونَ إلى اللهِ . لوَدِدْتُ أنِّي كنتُ شجرةً تُعْضَدُ Sungguh saya melihat apa yang tidak kalian lihat, dan aku mendengar apa yang tidak kalian dengar. Langit itu merintih, dan memang layak baginya merintih. Tidaklah di sana menyisakan tempat untuk empat jari sekalipun melainkan ada malaikat yang meletakkan dahinya untuk sujud kepada Allah. Demi Allah! Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis, kalian tidak akan bersenang-senang dengan para istri di atas kasur, dan kalian pasti akan keluar menuju tempat-tempat tinggi dan kalian akan memohon kepada Allah dengan mengiba-iba. Aku berharap, andaikan aku hanyalah pohon yang ditebang. 📚HR. Ahmad 5/173 Tirmidzi 2312, dan Ibnu Majah 4190; dari Sahabat Abu Dzar Jundub bin Junadah Al-Ghifariy radhiyallahu'anhu. Lihat Kitab Ushul Iman Karya Al-Mujaddid Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah •┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈• https://t.me/RaudhatulAnwar1
Show all...
RAUDHATUL ANWAR

Bersama Menebar Warisan Nabi. Menyajikan faidah-faidah ilmiyyah sesuai manhaj salafus shalih. Dikelola oleh: Thullab Anwarussunnah Petanahanan Penasihat: Al-Ustadz Abdulmu'thi Sutarman, Lc Saran,kritik, atau pertanyaan: 083840127320 / 089633113043

Jika telah jelas bahwa dunia merupakan tempatnya ujian dan cobaan, sebagai penjara, maka tidak seharusnya untuk mengeluh saat ditimpa musibah. Catatan: 1. Perumpamaan untuk siapa yang memahami akan adanya sesuatu yang tidak disukai, dia akan siap menghadapinya. Tidak mengeluhkan. Begitulah, ketika seorang memahami ujian dan cobaan sebuah keniscayaan dalam kehidupan dunia, maka dia akan siap menghadapinya tanpa mengeluhkan. 2. Perumpamaan untuk orang yang sudah mengerti kalau dunia tempatnya ujian dan cobaan namun dia tidak ridha dengan hal tersebut. 3. Maksudnya, kalau sudah jelas dunia tempat ujian dan cobaan, maka mustahil akan terhindar dari musibah atau penyakit yang menimpa. 4. Kisah Nabi Nuh yang menangis selama 300 tahun disebutkan oleh Imam As-Suyuthi dalam tafsirnya Ad-Durrul Mantsur pada surat Hud ayat 46. 5. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad 2/197, 323, 389, 485, Muslim 2956, dan Tirmidzi 2324 #TERJEMAH KITAB Ikuti terus terjemahan kitab di chanel: https://t.me/RaudhatulAnwar1
Show all...
RAUDHATUL ANWAR

Bersama Menebar Warisan Nabi. Menyajikan faidah-faidah ilmiyyah sesuai manhaj salafus shalih. Dikelola oleh: Thullab Anwarussunnah Petanahanan Penasihat: Al-Ustadz Abdulmu'thi Sutarman, Lc Saran,kritik, atau pertanyaan: 083840127320 / 089633113043

TEGAR MENGHADAPI KEMATIAN Pelipur Lara untuk Orang yang Ditinggal Mati Orang Tercintanya, untuk Orang yang Sedang Sakit Parah, dan untuk Orang yang Menghadapi Kematian Judul Asli: الثبات عند الممات | Ats-Tsabāt 'Indal Mamāt Karya: Al-Imam Abul Faraj Abdurrahman bin Ali ( Ibnul Jauzi ) rahimahullah, PEMBAHASAN KEDUA BERSEPAKATNYA AKAL DAN DALIL BAHWA DUNIA ADALAH TEMPATNYA UJIAN DAN COBAAN, MAKA TIDAK SEPATUTNYA MENGINGKARI TERJADINYA MUSIBAH PADANYA Siapa menanyakan kepada akal dan dalil tentang hakikat dunia, niscaya keduanya akan menjawab bahwa dunia itu tempatnya ujian dan cobaan, maka tiada yang bisa mengingkari akan terjadinya musibah padanya. Tidak ada kelezatan hakiki di dalamnya. Kelezatannya hanyalah sebatas kelegaan dari sesuatu yang menyakitkan. Tujuan dari makan tiada lain melainkan untuk menegakkan tulang punggung semata. Kemudian, betapa banyak penyakit yang timbul setelahnya. Sungguh kebanyakan makan bisa mengakibatkan obesitas. Dan sebagian makanan itu ada yang merusak pencernaan sehingga menimbulkan diare atau sembelit, sebagiannya ada yang semakin menambah lemak. Kelezatannya saat menyantapnya itu ibarat menerima uang suap. Tujuan hubungan intim tiada lain hanya untuk melangsungkan anak keturunan. Namun betapa banyak penyakit yang timbul akibatnya. Minimalnya ialah kekuatan melemah, letih tenaganya, dan menderita beragam kerusakan. Ketika seorang mendapatkan kekasih, perasaan pun bersemi dengan indahnya. Namun, betapa cepat lenyap kenikmatan itu, disertai dengan buruknya pengaruh dosa. Minimalnya, perpisahan yang menusuk hati dan melumpuhkan badan. Setiap apa yang disangka dari dunia berupa air minum, hakikatnya itu adalah fatamorgana. Bangunannya dengan kemegahan infrastukturnya akan berakhir dengan keruntuhan. Penghuninya pun akan pergi menuju Penciptanya. Siapa yang menyelam ke dalam air yang dalam dia tidak akan mengeluh karena basah.¹ Sebagaimana pula orang yang berdiri di antara dua pasukan, ia tidak bebas dari kecemasan. Namun yang mengherankan, ada orang memasukkan tangannya ke dalam sarang ular, kemudian dia mengingkari akan digigit.² Lebih mengherankan dari itu, siapa yang mencari penghalang bahaya di tempat yang sudah dipastikan berbahaya.³ Betapa indahnya apa yang diucapkan penyair, طُبِعَت عَلى كدرٍ وَأَنتَ تُريدُها ... صَفواً مِنَ الأَقذار وَالأَكدارِ وَمُكَلِّف الأَيامِ ضِدَّ طِباعِها ... مُتَطَّلِب في الماءِ جَذوة نارِ وَإِذا رَجَوتَ المُستَحيل فَإِنَّما ... تَبني الرَجاءَ عَلى شَفيرٍ هارِ "Dunia diciptakan dalam keadaan keruh, namun kamu mengaharapkannya jernih dari kotoran dan kekeruhan. Orang yang memaksakan hari supaya menyelisihi tabiatnya, ibarat orang yang mencari bara api di dalam air. Jika kamu mengharapkan sesuatu yang mustahil, kamu seperti membangun harapanmu di tepian jurang yang akan runtuh." Kalaulah dunia bukan tempatnya ujian dan cobaan, niscaya itu bukanlah tempatnya penyakit dan musibah. Tentunya para nabi dan orang-orang pilihan tidak akan merasakan sempitnya hidup. Namun, sungguh musibah-musibah itu menimpa mereka sehingga mereka tiada merasa kelegaan darinya. Nabi Adam merasakan berbagai ujian saat dikeluarkan (dari surga) ke dunia. Nabi Nuh menangis selama tiga ratus tahun.⁴ Nabi Ibrahim merasakan dibakar api dan (diuji) untuk menyembelih putranya. Nabi Ya'qub menangis hingga hilang penglihatannya. Nabi Musa merasakan penderitaan (kekejaman) Fir'aun serta menjumpai ujian dari (pembangkangan) kaumnya. Nabi Isa tiada mendapat tempat perlindung kecuali Allah, ia berada dalam kehidupan yang menghimpit. Nabi Muhammad ﷺ dengan sabar menghadapi kefakiran, istrinya dituduh berzina, dan terbunuh orang yang dicintainya (Hamzah bin Abdil Mutthalib). Andaikan dunia diciptakan untuk kelezatan, niscaya tidak akan dikurangi bagian seorang mukmin padanya. Namun senyatanya, unta itu lebih banyak makan, dan burung lebih banyak bercinta daripada seorang mukmin. Nabi ﷺ telah bersabda, الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ "Dunia adalah penjaranya orang mukmin dan surganya orang kafir"
Show all...
RAUDHATUL ANWAR

Bersama Menebar Warisan Nabi. Menyajikan faidah-faidah ilmiyyah sesuai manhaj salafus shalih. Dikelola oleh: Thullab Anwarussunnah Petanahanan Penasihat: Al-Ustadz Abdulmu'thi Sutarman, Lc Saran,kritik, atau pertanyaan: 083840127320 / 089633113043

PERBEDAAN IBADAH ANTARA ORANG BERTAQWA DAN ORANG MUNAFIQ 📝Asy-Syaikh Abdul Qadir Al-Jailaniy Rahimahullah berkata, Orang yang bertaqwa tiada berpura-pura dalam beribadah kepada Allah Yang Mahabenar. Oleh karena ibadah sudah jadi kebiasaanya. Ia beribadah kepada Allah dengan lahir dan bathinnya tanpa adanya kepura-puraan. Sedangkan orang munafiq, maka seluruh keadaannya dipenuhi kepura-puraan, terlebih saat beribadah kepada Allah Yang Mahabenar. Ia pura-pura beribadah secara lahir, tapi dalam batinnya ia meninggalkan ibadah. Ia tiada mampu untuk memasuki tempat masuknya orang-orang yang bertaqwa. 📚Al-Fathur Rabbani, hal. 47 •┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈• https://t.me/RaudhatulAnwar1
Show all...
RAUDHATUL ANWAR

Bersama Menebar Warisan Nabi. Menyajikan faidah-faidah ilmiyyah sesuai manhaj salafus shalih. Dikelola oleh: Thullab Anwarussunnah Petanahanan Penasihat: Al-Ustadz Abdulmu'thi Sutarman, Lc Saran,kritik, atau pertanyaan: 083840127320 / 089633113043

📜 #Hadits_Pilihan MENGUSAHAKAN SERIBU KEBAIKAN Rasulullah ﷺ bersabda, أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ، كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ؟» فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ: كَيْفَ يَكْسِبُ أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ؟ قَالَ: «يُسَبِّحُ مِائَةَ تَسْبِيحَةٍ، فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفُ حَسَنَةٍ، أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ خَطِيئَةٍ "Apakah salah seorang kalian tidak mampu mengusahakan seribu kebaikan setiap harinya?" Tanya Rasulullah ﷺ. Seseorang dari yang ikut duduk balik bertanya, "Bagaimanakah salah satu dari kita bisa mengusahakan seribu kebaikan?" Beliau menjawab, "Yaitu bertasbih seratus kali. Niscaya akan ditulis untuknya seribu kebaikan, dan digugurkan darinya seribu kesalahan". 📚HR. Muslim no. 2698; dari Sahabat Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu'anhu •┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈• https://t.me/RaudhatulAnwar1
Show all...
RAUDHATUL ANWAR

Bersama Menebar Warisan Nabi. Menyajikan faidah-faidah ilmiyyah sesuai manhaj salafus shalih. Dikelola oleh: Thullab Anwarussunnah Petanahanan Penasihat: Al-Ustadz Abdulmu'thi Sutarman, Lc Saran,kritik, atau pertanyaan: 083840127320 / 089633113043

Repost from RAUDHATUL ANWAR
TEGAR MENGHADAPI KEMATIAN Pelipur Lara untuk Orang yang Ditinggal Mati Orang Tercintanya, untuk Orang yang Sedang Sakit Parah, dan untuk Orang yang Menghadapi Kematian Judul Asli: الثبات عند الممات | Ats-Tsabāt 'Indal Mamāt Karya: Al-Imam Abul Faraj Abdurrahman bin Ali ( Ibnul Jauzi ) rahimahullah, PEMBAHASAN PERTAMA PENJELASAN KEUTAMAAN AKAL DAN DALIL SERTA KEHARUSAN MENERIMA KEDUANYA Telah shahih bahwasannya akal merupakan alat yang digunakan untuk mengenal Allah dengannya. Dengan menggunakan akal, seorang akan membenarkan para rasul, dan menetapi syariat. Sebagai pendorong untuk mencari keutamaan-keutamaan, dan pencegah dari melakukan hal-hal yang rendah. Untuk mempertimbangkan maslahat dan akibat. Maka akal itu yang menuntun untuk seorang urusan dunia dan akhiratnya. Permisalannya ibarat cahaya dalam kegelapan. Sebagian orang mendapatkan seberkas dari cahayanya itu sehingga seperti orang yang rabun senja¹. Sebagian lain mendapatkan lebih banyak sehingga cahayanya seperti nyala api. Sebagian lain mendapatkannya seperti nyala lilin. Dan untuk yang sempurna, ia mendapatkan cahayanya seperti sinar terbitnya matahari bagi Zurqa Al-Yamamah². Karena inilah orang-orang yang berakal itu bertingkat-tingkat dalam ilmu dan amalnya. Maka siapa yang telah dianugerahi akal hendaknya jangan menyelisihinya dan condong kepada lawannya; yaitu hawanafsu. Barangsiapa yang condong mengikuti hawanafsu maka itu akan mengakibatkan imam menjadi makmum³. Tentu itu tidaklah baik. Adapun dalil, maka sesungguhnya ketika akal itu memerhatikan mukjizat-mukjizat para rasul, niscaya ia akan membenarkannya. Dia akan mengetahui bahwa apa yang mereka bawa itu datang dari Allah, sehingga ucapan mereka (para rasul) terjaga dari kesalahan dan kekeliruan. Jika telah jelas keutamaan akal dan kemuliaan dalil maka sudah menjadi keharusan untuk menerima keduanya. Catatan: 1. Orang yang hanya bisa melihat di siang hari dan tidak bisa melihat dengan jelas di malam hari. 2. Zurqa Al-Yamamah adalah putri dari Luqman bin Ad. Seorang wanita yang memiliki penglihatan sangat tajam. Dia pernah melihat pasukan musuh sejarak 3 hari perjalanan dengan detail. Karena itu dia dijadikan sebagai permisalan dalam tajamnya penglihatan. 3. Demikianlah keadaan orang yang menuruti hawanafsunya; dia akan jatuh dalam kehinaan. Orang yang sebelumnya terpandang, menjadi terhina. Sebelumnya dijadikan panutan kemudian jatuh harga dirinya. Sebelumnya diposisikan sebagai imam, kemudian jatuh kewibawaannya, karena sebab ia mengikuti hawanafsu. #TERJEMAH KITAB Ikuti terus terjemahan kitab di chanel: https://t.me/RaudhatulAnwar1
Show all...
RAUDHATUL ANWAR

Bersama Menebar Warisan Nabi. Menyajikan faidah-faidah ilmiyyah sesuai manhaj salafus shalih. Dikelola oleh: Thullab Anwarussunnah Petanahanan Penasihat: Al-Ustadz Abdulmu'thi Sutarman, Lc Saran,kritik, atau pertanyaan: 083840127320 / 089633113043

NASIHAT UNTUK PARA PEMUDI 📝Asy-Syaikh Al-Allamah Muqbil bin Hadiy Al-Wadi'iy rahimahullah berkata, وَهُنا نَصيحَة أنصَح بهَا الفتَيات المُستقِيمات، وهُو أن تَحرص إلىٰ الزَّواج بِرجل مُستقيم، لتَكوين الأُسرة الصالحة،أمرٌ مطلوب؛ والرّسُول ﷺ يقُول: ( المَرء علىٰ دِين خَليلِهِ، فَلينظُر أحدكُم مَن يُخالِل). أمرٌ مُهم أن تَعرف المَرأة أحوَال الرَّجل قَبل أن تَتزوج بِه. Di sini aku nasihatkan kepada para pemudi yang masih istiqamah supaya segera menikah dengan seorang lelaki yang masih istiqamah juga, untuk membentuk keluarga yang baik. Ini perkara yang diperintahkan. Rasulullah ﷺ bersabda, "Seorang itu di atas agama saudaranya. Karenanya, hendaklah salah seorang kalian melihat siapa yang ia jadikan temannya". Merupakan perkara yang penting supaya wanita itu mengetahui keadaan seorang lelaki sebelum ia menikah dengannya. 📚Al-Ajwibah Al-Wadi'iyyah, hal. 9-10 •┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈• https://t.me/RaudhatulAnwar1
Show all...
RAUDHATUL ANWAR

Bersama Menebar Warisan Nabi. Menyajikan faidah-faidah ilmiyyah sesuai manhaj salafus shalih. Dikelola oleh: Thullab Anwarussunnah Petanahanan Penasihat: Al-Ustadz Abdulmu'thi Sutarman, Lc Saran,kritik, atau pertanyaan: 083840127320 / 089633113043