HARGA DIRI PENGEMBAN HADITS
___
Sebuah kisah tentang seorang ulama yang rela membuang harta yang sangat banyak begitu saja; demi menjaga nama baik sebagai pengemban hadits Rasulullah ﷺ.
___
Desiran ombak dan hembusan angin di hari itu -dengan keutamaan dari Allah- sangat bersahabat, sehingga orang-orang dapat berlayar menuju ke sebuah daerah.
Kebetulan di dalam kapal tersebut juga ada seorang pencari hadits yang ingin menuju ke daerah yang sama.
Ia membawa bekal uang sebanyak 1.000 Dinar.
Pada suatu kesempatan saat menikmati pelayaran, ada seseorang tertarik dengan penampilan dan Budi pekerti sang pencari hadits tersebut.
Ia pun mendekatinya, lalu mulai menyukai perilakunya.
Maka, hubungan antara mereka berdua menjadi persahabatan yang sangat dekat.
Di sela-sela obrolan mereka berdua, sang pencari hadits tersebut sempat menyampaikan bahwa ia membawa bekal uang yang sangat banyak, yaitu 1.000 Dinar.
Pada suatu pagi, dengan tiba-tiba sahabatnya ini bangun dari tidurnya lalu menangis sambil menggaruk-garuk dan merobek-robek pakaiannya bahkan memukul wajah dan kepalanya sendiri.
Melihat kejadian ini, orang-orang pun kaget dan bingung.
Lalu, mereka mulai bertanya tentang sebabnya dan terus menerus bertanya kepadanya.
Maka ia pun menjawab:
كانَتْ عِنْدِي صُرَّةٌ فِيها أَلْفُ دِينارٍ وَ قَدْ ضاعَتْ
"Aku memiliki sekantong uang yang berisi seribu dinar. Tapi sekarang kantong itu hilang."
Mendengar penuturannya, orang-orang pun memeriksa para penumpang kapal satu per satu.
Di sisi lain, sang pencari hadits itu berpikir bagaimana bisa lolos dari tuduhan. Karena ia juga membawa uang sebanyak 1.000 Dinar.
Maka, mau tidak mau ia harus membuang kantongnya yang berisi uang 1.000 Dinar itu ke laut secara diam-diam.
PLUNG!
Dibuanglah kantong berisi uang itu ke laut begitu saja.
Kemudian, ketika para pemeriksa sampai kepadanya, mereka tidak mendapatkan sesuatu pun.
Walhasil, mereka kembali menemui orang yang mengaku kehilangan uang tadi dan mencelanya dengan celaan yang buruk.
Tak terasa hembusan angin telah mengantarkan kapal itu ke tepi dermaga.
Tatkala orang-orang sudah turun dari kapal, sahabat dari sang pencari hadits tersebut datang dan bertanya, "Apa yang engkau perbuat dengan kantong dinar-dinar itu?"
Sang pencari hadits menjawab:
أَلْقَيْتُها فِي البَحْرِ
"Saya buang ke laut!"
Sahabatnya kembali bertanya:
كَيْفَ صَبَرْتَ عَلَى ضِياعِ هٰذا المالِ العَظِيمِ؟!
"Kok bisa engkau mau merasakan pahitnya kehilangan harta sebesar itu?"
Maka sang pencari hadits menimpali:
"يا جاهِل، أَلا تَدْرِي أَنَّنِي أَفْنَيْتُ حَياتِي كُلَّها فِي جَمْعِ حَدِيثِ الرَّسُولِ ﷺ، وَ عَرَفَ العالَمُ ثِقَتِي، فَكَيْفَ كانَ يَنْبَغِي لِي أَنْ أَجْعَلَ نَفْسِي عُرْضَةً لِتُهْمَةِ السَّرِقَةِ؟!"
"Bodoh sekali kamu! Bukankah kamu tahu bahwa saya telah menghabiskan hidupku seluruhnya untuk mengumpulkan hadits-hadits Rasulullah ﷺ, sedangkan orang-orang juga tahu akan kepercayaan mereka yang aku pikul. Dengan demikian, pantaskah aku menjadi sasaran tuduhan mencuri?!"
"وَ هَلْ الدُّرَّةُ الثَّمِينَةُ «الثِّقَةُ وَ العَدالَةُ» الَّتِي حَصَلْتُ عَلَيْها فِي حَياتِي أُضَيِعُها مِنْ أَجْلِ دَنانيرَ مَعْدُودَةٍ؟!"
"Dan apakah untaian mutiara yang bernilai tinggi (Ats-Tsiqah dan Al-'Adalah) yang telah saya himpun dalam hidupku akan sia-sia dikarenakan uang dinar yang bisa dihitung itu?!"
___
Pembaca yang semoga dirahmati Allah...
Demikian kisah seorang pengemban hadits Rasulullah ﷺ yang senantiasa menjaga keistiqomahan agama, kemurnian niat dan harga diri.
Siapa beliau?
Ya, beliaulah Imam Al-Bukhary -rahimahullahu Ta'ala-.
Kisah ini bisa dibaca dalam kitab Sirah Al-Imam Al-Bukhary karya Al-Mubarakfury jilid 1 halaman 122-123.
FAEDAH:
• Ats-Tsiqah menurut ilmu hadits ialah seseorang yang mengumpulkan dua perangai; yaitu Al-'Adalah dan Adh-Dhabth.
• Al-'Adalah ialah keistiqomahan seseorang dalam menjalankan syariat islam dan menjaga harga dirinya.
Lebih lanjut bisa baca kitab Syarah baiquniyah karya Syaikh Al-Utsaimin dan kitab lainnya yang membahas tentang ilmu hadits.
Wallahu a'lam.
| Kisah Ulama
|
Https://t.me/ulama_dan_kitab/1893