Mahiro

gamon bg awokawok

Semesta tidak berpihak pada kita

Tapi saya hrs bisa kn?

Sesakit ini tidak ada kehadiran kmu

Saya rindu preman

Ini bukan tentang aku yang penyuka langit jingga. Tapi tentang aku yang menyimpan namamu dalam ukiran cahaya senja. Senyummu, namamu , tawamu. Terekam apik bagai memory dalam senja. Bukan , bukan rasa yang perlahan menghilang. Atau lara yang semakin menggunung. Namun tentang aku yang mencintaimu sedalam lautan. Bukan takut untuk kembali dalam jurang. Tapi aku takut kembali bertemu dengan lara sebagai kawan. Kamu adalah pertanda. Bawa cinta tidak selamanya membentuk bahagia. Tapi luka juga senja

Untuk mu dan juga rindu yang menyesatkan ku. Netramu sebiru laut , tapi suaramu selembut maut. Hujan adalah warna mu. Dan aku hanya angkasa. Yang siap menemanimu ketika duka menghampiri. Bukan tentang kamu yang enggan menerima ku. Tapi tentang aku yang masih mengharapkan kehadiran mu dalam kertas usang yang masih coba aku usahakan untuk bersih kembali. Coretan tinta tanganmu masih terukir jelas. Bahwa kita pernah tertawa bahkan berduka berdua. Jemari cantik mu pernah menyentuh asaku hingga nyaris mati. Bahkan cintamu hampir membuat ku tak mampu bernafas. Aku berantakan hanya karena rasa. Tapi hancur krna cinta. Rindu mu adalah obat dari segala obat. Tapi kehadiran mu adalah luka yang mungkin tak lagi ada obatnya. Bidadari cantik , itu namamu. Nama yang selalu aku ukur dalam putaran doa. Segala harap bahwa selain mimpi , kamu tidaklah nyata.