cookie

We use cookies to improve your browsing experience. By clicking «Accept all», you agree to the use of cookies.

avatar

Jamaah Tabligh ~ Kenyataan & Pengakuan

⚔🛡Pembelaan terhadap Dakwah Salafiyyah🏹🔥 (Singkirkan Bid'ah Syaithoniyah dengan Sunnah Nabawiyyah) @karkuntablightobat @pancaranilmu

Show more
The country is not specifiedThe language is not specifiedThe category is not specified
Advertising posts
357
Subscribers
No data24 hours
No data7 days
No data30 days

Data loading in progress...

Subscriber growth rate

Data loading in progress...

NABI HANYA MEWARISKAN ILMU BUKAN SEHELAI RAMBUT 🌏Media Design Salafy Brebes 📷 Follow Instagram www.instagram.com/designsalafybrebes 📡Joint Chanel Telegram t.me/designsalafybrebes 📣 Jangan Lupa, SHARE!!! Dengan membantu menyebarkannya, mungkin akan ada orang yang membaca, dan mendapatkan faedah, maupun hidayah melalui perantara kita. 🌺 Rasulullah صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه “Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893).
Show all...
🚇ADAKAH DI MASA SEKARANG BENDA-BENDA PENINGGALAN NABI [ﷺ]? BILA ADA, BAGAIMANA CARA MENCARI BARAKAH DENGANNYA? ❱ Mufti: Al-Imam Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah [ Pertanyaan ] “Berdasarkan apa yang anda sebutkan tentang (bertabarruk/mencari barakah dengan) keringat Nabi [ﷺ], apakah masih tersisa sesuatu yang tsabit (tetap) dari sisa-sisa (peninggalan) beliau [ﷺ], seperti rambut beliau? Kalau memang ada didapati sedikit saja dari peninggalan beliau [ﷺ] bagaimanakah caranya untuk mencari barakah dengan benda tersebut?” [ Jawaban ] “Tidak didapati pada masa ini sedikit pun dari peninggalan beliau [ﷺ]. Orang yang mengklaim masih adanya sesuatu dari perkara tersebut (peninggalan Nabi [ﷺ]) maka dia seorang yang sangat pendusta lagi mengigau! Kami pernah bepergian ke India dan kami dapati sekelompok manusia mengklaim bahwasanya mereka memiliki sebagian rambut Nabi [ﷺ]. Mereka itu pendusta dan di tengah-tengah mereka ada penipu. Dan kami melihat -aku mengira di Pakistan atau Bangladesh- sebuah masjid. Disebutkan: “Sesungguhnya di dalamnya ada (bekas) telapak kaki Nabi [ﷺ].” Di Delhi, di sana ada masjid. Salah seorang imamnya berasal dari Bukhara. Dia sangat terkenal. Datang padanya orang-orang Eropa, wanita dan pria, hampir telanjang, mereka pergi ke sebuah tempat di masjid sang Bukhara ini. Mereka berkata: “Sesungguhnya di masjid ini ada bekas (telapak kaki) Nabi [ﷺ] yang dibangun seperti kubah di atasnya.” Maka engkau melihat para wanitanya tanpa ada rasa malu, sedangkan kaum prianya berkumpul menyaksikan dari dekat telapak kaki Nabi [ﷺ]. Maka aku melihat kemungkaran ini dan aku pun mendatangi imam tersebut, aku menasehatinya. Aku katakan padanya: “Anda mengklaim bahwasanya Nabi [ﷺ] datang ke tempat ini dan ini bekas (kaki) beliau?” Dia berkata padaku: “Orang-orang berkata begini dan begitu.” Aku katakan padanya: “Wahai saudaraku, kita telah membaca sejarah dan kita mengetahui bahwasanya Rasulullah [ﷺ] mi'raj ke langit. Beliau pergi (berhijrah) dari Makkah menuju Madinah, beliau pergi melakukan peperangan menuju tempat-tempat yang telah dikenal. Beliau pergi (berperang) menuju Tabuk. Akan tetapi tidak kita dapati dalam sejarah bahwasanya Rasulullah [ﷺ] datang ke Delhi dan berdiri di tempat ini!!” Maka dia pun tergagap (menjawabnya). Kemudian aku berbicara dengan ayahnya ketika dia datang. Dan saat itu bersamaku ada seorang ikhwan Salafy yang menerjemahkan. Dia berkata: “Ini omong kosong.” Kemudian ikhwan Salafy yang bersamaku dulu mengabariku, dia berkata: “Ketika Raja Su'ud rahimahullah mengunjungi India dan mendatangi Benares, pusat dari berhala-berhala dan patung-patung, kota ini di sisi mereka seperti Makkah. Benares ini di dalamnya banyak sekali berhala, demikianlah. Ketika mereka mendengar beliau akan berkunjung, mereka menutupi berhala-berhala tersebut, mereka menutupinya, demi Allah. Bagaimana bisa? Karena segan dan takut (terhadap) tauhid.” Kemudian beliau mendatangi masjid tersebut dan shalat di dalamnya. Mereka berkata pada beliau: “Di sini ada telapak kaki Nabi [ﷺ].” Maka beliau pun berlalu (tidak peduli) dan mengetahui bahwasanya hal itu khurafat. Seorang muwahhid (orang yang bertauhid), dia memiliki bashirah (ilmu), dia memiliki kecerdasan. Sedangkan ahlul bid'ah pada mereka ada kedunguan dan ketololan atau kesesatan -barakallahu fiykum-. Maka klaim-klaim seperti itu banyak. Di Turki mereka mengklaim ada rambut beliau [ﷺ]. Sebagian mereka mengklaim bahwasanya Mushhaf Ali radliyallahu 'anhu yang beliau tulis dengan tangan beliau sendiri ada (pada mereka) dan seterusnya. Ini adalah kedustaan!! Sunnatullah pada sesuatu bahwasanya hal itu akan habis dan berakhir, sunnatullah yang Allah Subhanahu wa Ta'ala telah tetapkan. 📚[Fatawa Fil 'Aqidah wal Manhaj al-Halqah al-Ula] Url: http://bit.ly/Fw400901 📮••••|Edisi| t.me/ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net // Sumber: TG @GoresanFawaid / Dari Thuwailibul 'Ilmisy Syar'i (TwIS) - Alih Bahasa: Abu Abdillah Rahmat - Muraja'ah: Al-Ustadz Kharisman hafizhahullah / Dari: Rabee•Net { http://bit.ly/2VKz8ZZ }
Show all...
Adakah Di Masa Sekarang Benda-Benda Peninggalan Nabi [ﷺ]? Bila Ada, Bagaimana Cara Mencari Barakah Dengannya?

alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah

👆INILAH SEKIAN BUKTI KHUROFAT JAMAAH TABLIGH YANG ADA DI PUSAT MARKAZ MEREKA DI TEMBORO INDONESIA.. 🧠MASIHKAH ORANG-ORANG YANG BERAKAL SEHAT & MEMILIKI FITRAH YANG LURUS.. PERCAYA DENGAN JAMAAH ASAL INDIA INI...❗️❓❓❓
Show all...
Rombongan Jama'ah Tabligh (JT) yang akan menghadiri acara Ijtima Jamaah Tabligh Dunia Zona Asia 2020 yang digelar di Pakatto Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.
Show all...
Benar, kita menyatakan bahwa ajal itu ditangan Allah Subhanahu wa ta'ala, فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ "maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya"(Al Araf : 34) Kita semua muslim beriman, tetapi kita bukan jabriyyah aliran yang menafikan usaha.. Jabriyyah adalah kelompok yang berkeyakinan tidak perlu usaha dan sebab, dengan dalih apa kata taqdir. Jika kaidah kalian dibenarkan maka: ■ Tidak perlu makan saja karena kalau ditaqdirkan kenyang maka kita tidak akan lapar walaupun tidak makan.. ■ Tidak perlu bekerja, toh kalau ditaqdirkan kebutuhan anak isteri tercukupi, pasti cukup. ■ Jika ditawarkan kepadamu bahwa jalan ke arah kanan akan menuju istana mewah, jalannya landai bertabur bunga. Adapun jalan ke arah kiri, jalannya terjal, penuh onak dan duri, berujung ke jurang. Seorang yang berakal sehat, akan memilih jalan ke arah mana? Bagaimana pendapat anda jika ada yang mengatakan, saya ambil kiri, kalau taqdirnya selamat ya saya selamat? Bukan demikian wahai ikhwah JT.. Sesungguhnya usaha tidak menafikan kepada taqdir, kita semua beriman kepada taqdir tetapi kita harus berupaya dan terus berusaha. Kalau kita beralasan taqdir, kemudian tidak berusaha dan tidak berupaya, itu adalah aliran jabriyyah, bukan ahlus sunnah.. ➖➖➖➖➖➖ Sadarkah Anda bahwa salah satu cara penularan wabah virus corona ini adalah melalui berkumpulnya banyak orang, biidznillah. Seharusnya Anda khawatir dengan berkumpulnya jamaah lalu mereka pulang ke daerahnya masing-masing. Berarti kemungkinan ikut membawa virus covid-19 ini tanpa sadar. Dengan begitu, tanpa sadar pula telah menzholimi orang-orang di sekitarnya. Bahkan yang lebih buruk lagi ketika anda bertebaran “khuruj” ke berbagai tempat. Maka Anda menjadi sebab tersebar wabah virus yang berbahaya itu ke berbagai tempat lainnya yang awalnya aman. Bukankah itu sebuah kezholiman kepada saudara-Saudara sesama Muslim..? 
Show all...
Sesama JT saling berebut Masjid : ".. SEKARANG AKU MAU PERANG..!!" Setelah sebelumnya ramai video Jamaah Tabligh (JT) yang benar-benar "khuruj" atau keluar dari aturan yang diumumkan pemerintah untuk tidak berkerumun mengadakan Ijtima (pengumpulan masa) di saat wabah corona, ternyata sebelumnya Jamaah Tabligh ini terlihat saling berebut amir (pimpinan) jamaah. Satu kelompok JT berbaiat dan mengakui keamiran Maulana Saad (MS) dan satu kelompok JT lagi tidak mau menerima keamiran Maulana Saad atau dikenal dengan Jamaah Tabligh Syuro Alami (SA). Yang lebih mengerikan lagi, diantara dua kelompok mereka sudah saling menghalalkan darah.. Sungguh tepat ucapan Abu Qilabah rahimahullah: “Tidak ada seseorang yang mengadakan suatu kebid’ahan melainkan suatu saat dia akan menganggap halal menghunus pedang (menumpahkan darah kaum muslimin atau memberontak kepada pemerintah).” (al-I’tisham 1/112, ad-Darimi, 1/58 no. 99) Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan keselamatan..
Show all...