Candra Permana

Yang membuat seseorang menjadi inspirator itu bukan hanya semata prestasinya, tetapi karena keteguhan, bertahan, dan juga kesabarannya dalam proses. Justru proses itulah yang bisa meng-influence seseorang untuk kembali bangkit. Mereka merasa memiliki seorang "teman" dan berpikir, "Oh, iya ya, dulu juga dia biasa saja. Namun, dengan taufik Allah, diberikan kemudahan untuk melahirkan marterpiece." Inilah yang mendorong seseorang untuk terus perform dan growth—setelah taufik dari Allah. Allahua'lam.

Teman-teman, jangan lupa mainkan hati kita, ya, di 10 malam terakhir ini. Bukan sekadar fisik. Meski fisik penting. Tumbuhkan harapan pada Allah. Bersemangat. Berlinang haru. Kayak kita tuh bener-bener lagi berjuang untuk dapetin hal-hal terindah dalam hidup.

Spesialkan 10 malam terakhir ini. Dengan iman dan ihtisaban (harapan). Jadi, kita gembira, semangat, berharap penuh. Perbanyak juga baca: Lahawla wala quwwata illa billah. Tiada daya dan upaya selain dari pertolongan Allah. Biar Allah tolong kita buat ibadah. Perbanyak istigfar, karena ini jadi sumber kekuatan kita buat ibadah. Dan, berbekallah takwa. Karena sebaik-baiknya perbekalan adalah takwa. Faedah dari kajian singkat Ust Muhammad Nuzul Dzikri Hafizahullah.

Jauhi dulu hal yang tidak bermanfaat. Misal liatin mukbang, film, cinema, drama-drama, dsb.

Perbanyak baca ini khususnya pada 10 malam terakhir Ramadan. Bisa saat jalan, tiduran, duduk, saat sujud, dst.

Doa di 10 Malam Terakhir اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى ALLAHUMMA INNAKA 'AFUWWUN TUHIBBUL 'AFWA FA' FU'ANNI "Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf, dan Engkau suka memberikan maaf, maafkanlah diriku." (HR. Tirmidzi).

Detik-detik menuju berbuka, langitkan doa. Yakin pada Allah bahwa semua doa mudah dikabulkan oleh-Nya. Sering kali, kita ragu. Hingga lemah dalam memanjatkan doa. Padahal, doa itu ibadah. Dapat pahala. Dan, isi dari doa bisa dapat kita nikmati. Yakin. Sambil evaluasi diri. Baik harta yang kita cari maupun dosa-dosa yang kita perbuat. Allahua'lam.

Terkadang, kita berjumpa pada fase jenuh. Hambar pada harapan. Di situlah terlihat mana seorang pejuang atau bukan. Sang pejuang akan tetap melangkah meski dirinya sedang lemah. Dan, pejuang sejati menyadari titik kelemahannya. Dia yakin, di saat dirinya mengandalkan diri. Di situlah awal mula titik kehancurannya. Lantas kepada siapa lagi kita berharap pertolongan selain kepada Allah? Jangan lupa perbanyak doa, ya. Jumat, Ramadan = Hari mulia, Bulan Mulia. Allahua'lam.

Dibalik hasil pasti ada proses. Namun, proses tidak mutlak memengaruhi seluruh aspek hasil. Proses merupakan sarana untuk kita mendapatkan hasil. Dan, hasil yang kita dapat sesuai dengan apa yang Allah kehendaki. Apa yang Allah kehendaki sudah pasti yang terbaik bagi kita.

Teman-teman, ketika kita turun semangat dalam banyak hal, lalu kita sadar bahwa sedang merasakan hal itu maka bersyukurlah. Lah, kenapa bersyukur? Karena tak sedikit orang yang sadar bahwa dirinya sedang turun semangatnya. Karena untuk mau berubah—pertama kali yang harus direspons adalah sebuah kesadaran. Berikutnya kita memohon pada Allah agar diberikan penjagaan di setiap langkah kehidupan.