cookie

We use cookies to improve your browsing experience. By clicking «Accept all», you agree to the use of cookies.

avatar

©akrawala Ilmu

#silahkan amalkan ilmu yang kalian dapat kan semampu dan semaksimal mungkin ,bukan semau kalian ,oke ... " Admin

Show more
Indonesia70 558The language is not specifiedThe category is not specified
Advertising posts
389
Subscribers
No data24 hours
No data7 days
No data30 days

Data loading in progress...

Subscriber growth rate

Data loading in progress...

sticker.webp0.03 KB
Removed By @Apk01hackkBeberapa Akun Lain nya Tidak Bisa Saya ScreenShot
Show all...
Removed 1.png6.91 KB
📌 INFOGRAFIS PENGHAPUSAN AKUN Bershasil Menghapus 30 Akun- Akun Pembuat Kerusakan Diantaranya adalah : • Akun LGBT • Akun PSK • Akun Penipuan + Total Akun Yang Terhapus + 30 = Akun Facebook ( ولله الحمد ) " Dan Hendaknya Ada Diantara Kamu Segolongan Umat Yang Menyeru Kepada kebajikan, yang Menyeru Kepada Yang Ma'ruf Dan Mencegah Dari Yang Mungkar " { Q.S - ALI IMRAN } 19 - Ramadhan - 1442 H
Show all...
sticker.webp0.14 KB
#urgen #risalah #singkat 📜 Siapa Dirimu Ini Sebenarnya? Oleh : Al-Ustadz Abu Sulaiman -fakkAllahu asrah- Allah Ta’ala berfirman : وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا “Beribadahlah kepada Allah dan jangan kamu menyekutukan sesuatupun dengan-Nya.” (An-Nisa : 36) Menyekutukan Allah itu adalah syirik (kemusyrikan). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata saat ditanya apa Islam itu : تعبد الله ولا تشرك به شيئا وتقيم الصلاة وتؤدي الزكاة وتصوم رمضان “Kamu beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Nya, kamu mendirikan shalat, menunaikan zakat dan shaum bulan Ramadlan.” (HR Al-Bukhari). Ibadah hanya kepada Allah Ta’ala dan meninggalkan syirik (penyekutuan) adalah inti pokok Islam dan makna kandungan لا إله إلا الله. Tanpa pengamalan hal ini maka shalat, zakat, shaum dan ibadah lainnya tidak sah dan orangnya belum muslim, ini ijma’ atau kesepakatan ulama. Al-Imam Abdurrahman Ibnu Hasan Ibnu Muhammad Ibnu Abdil Wahhab berkata : أجمع العلماء سلفا وخلفا، من الصحابة والتابعين، والأئمة، وجميع أهل السنة أن المرء لا يكون مسلما إلا بالتجرد من الشرك الأكبر، والبراءة منه وممن فعله، وبغضهم ومعاداتهم بحسب الطاقة، والقدرة، وإخلاص الأعمال كلها لله “Para ulama baik salaf maupun khalaf dari kalangan sahabat, tabi’in, para imam dan semua Ahlussunnah telah sepakat bahwa seseorang itu tidak menjadi muslim kecuali dengan pembersihan diri dari syirik besar, berlepas diri darinya dan dari para pelakunya, membenci mereka, dan memusuhi mereka sesuai kemampuan dan kekuatan, serta pemurnian amalan seluruhnya kepada Allah.” (Ad-Durar As-Saniyyah 11/545) فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ “Kemudian bila mereka sudah taubat (dari syiriknya) dan mereka mendirikan shalat serta menunaikan zakat, maka mereka itu adalah saudara-saudara kalian di dalam agama ini.” (At-Taubah : 11) Syarat orang dianggap sebagai saudara seagama Islam itu adalah harus taubat dari syirik akbar, dia mendirikan shalat dan tunaikan zakat, sehingga bila belum tinggalkan syirik maka dia bukan saudara seislam walau dia shalat dan tunaikan zakat. Al-Imam Ibnu Taimiyyah berkata dalam menjelaskan ayat di atas : فعلق الأخوة في الدين على التوبة من الشرك وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة. والمعلق بالشرط ينعدم عند عمده فمن لم يفعل ذلك فليس بأخ في الدين، ومن ليس بأخ في الدين فهو كافر لأن المؤمنين إخوة. “Allah menggantungkan persaudaraan di dalam agama Islam ini terhadap sikap taubat dari syirik dan terhadap pendirian shalat dan penunaian zakat, sedangkan suatu yang digantungkan terhadap suatu syarat itu adalah menjadi lenyap di saat syaratnya itu lenyap (tidak terealisasi). Sehingga barangsiapa tidak melakukan hal-hal itu (yaitu taubat dari syirik, mendirikan shalat dan menunaikan zakat) maka dia itu bukan saudara seagama, sedangkan orang yang bukan seagama itu adalah kafir, karena orang-orang mu’min itu bersaudara.” (Syarh Al-Umdah Fil Fiqhi 4/73) Jadi walau orang itu merasa sebagai muslim yang sering ucapkan syahadat dan rajin shalat, zakat, shaum dan haji, tapi belum tinggalkan syirik maka dia bukan muslim. Al-Imam Su’ud Ibnu Abdil Aziz berkata : فمن صرف شيئا من ذلك لغير الله فهو مشرك، سواء كان عابدا أو فاسقا، وسواء كان مقصوده صالحا أو فاسدا “Barangsiapa memalingkan sesuatu dari (hak khusus Allah) itu kepada selain Allah, maka dia itu musyrik (kafir), sama saja apakah dia itu orang yang rajin ibadah maupun orang fasiq, dan sama saja apakah niatnya itu baik maupun buruk.” (Ad-Durar As-Saniyyah 9/270) ___ 📝 Ditulis ulang dari tulisan tangan al-Ustadz Abu Sulaiman Aman Abdurrahman -fakkAllahu asrah- Tertanggal 25 Jumada Al-Ula 1439 H ━═══◎▪️◎═══━ •|[ Sabīlun Nashr]|•
Show all...
sticker.webp0.03 KB
#copas #urgent 3 Pilar Kebaikan, Ilmu, Pemahaman, Tadabbur Ali bin Abi Tholib berkata: لا خير في عبادة لا علم فيها ولا خير في علم لا فهم فيه ولا خير في قراءة لا تدبر فيها "Tidak ada kebaikan dalam ibadah yang tidak dilandasi ilmu, tidak ada kebaikan pada ilmu yang tidak ditopang dengan pemahaman, tidak ada kebaikan dalam membaca Al-Qur'an yang tidak disertai tadabbur." (Shifatus Shofwah hal. 325) Ilmu adalah pokok dari segala sesuatu. Ilmu akan menyelamatkan seseorang dari sikap ikut-ikutan dalam beragama. Umar bin Abdil Aziz berkata, "Orang yang beribadah tanpa ilmu lebih banyak merusak daripada memperbaiki." Ilmu tidak akan menyampaikan pemiliknya kepada tujuan bila tidak didukung dengan al-fahmu (pemahaman yang benar). Yaitu memahami maksud Allah dalam firman-Nya dan maksud Nabi ﷺ dalam sabdanya. Para Ulama telah mengingatkan, "Banyak orang yang diberi ilmu akan tetapi tidak dianugerahi pemahaman." Hakikat tilawah bukan sekedar membaca ayat dan mempelajari tajwidnya, akan tetapi mentadabburinya yaitu memahami ayat-ayat Qur'an yang dia baca sehingga dapat mengambil pelajaran dan beramal dengannya. Inilah yang dimaksud firman Allah, "Mereka membacanya (Al-Qur'an) dengan bacaan yang sebenar-benarnya." (Al-Baqoroh: 121) Source: mh
Show all...
sticker.webp0.14 KB
Di antara keutamaan bagi orang yang memberi makan berbuka adalah do’a dari orang yang menyantap makanan berbuka. Jika orang yang menyantap makanan mendoakan si pemberi makanan, maka sungguh itu adalah do’a yang terkabulkan. Karena memang do’a orang yang berbuka puasa adalah do’a yang mustajab. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ “Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : Pemimpin yang adil, Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, Do’a orang yang terdzolimi.” Ketika berbuka adalah waktu terkabulnya do’a karena ketika itu orang yang berpuasa telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri. Apalagi jika orang yang menyantap makanan tadi mendo’akan sebagaimana do’a yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam praktekkan, maka sungguh rizki yang kita keluarkan akan semakin barokah. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi minum, beliau pun mengangkat kepalanya ke langit dan mengucapkan, اللَّهُمَّ أَطْعِمْ مَنْ أَطْعَمَنِى وَأَسْقِ مَنْ أَسْقَانِى “Allahumma ath’im man ath’amanii wa asqi man asqoonii” [Ya Allah, berilah ganti makanan kepada orang yang memberi makan kepadaku dan berilah minuman kepada orang yang memberi minuman kepadaku] Tak lupa pula, ketika kita hendak memberi makan berbuka untuk memilih orang yang terbaik atau orang yang sholih. Carilah orang-orang yang sholih yang bisa mendo’akan kita ketika mereka berbuka. Karena ingatlah harta terbaik adalah di sisi orang yang sholih.
Show all...
sticker.webp0.14 KB
Choose a Different Plan

Your current plan allows analytics for only 5 channels. To get more, please choose a different plan.