cookie

We use cookies to improve your browsing experience. By clicking «Accept all», you agree to the use of cookies.

avatar

..

Show more
Indonesia9 885The language is not specifiedThe category is not specified
Advertising posts
7 403Subscribers
No data24 hours
No data7 days
No data30 days

Data loading in progress...

Subscriber growth rate

Data loading in progress...

بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه. أما بعد: Alhamdulillah telah sampai kepada kita Bayan al-Iltizam dari asatidzah hafizhahumullah, di bawah bimbingan masyayikh Ahlussunnah, terkhusus asy-Syaikh al-'Allamah Abdullah bin Abdurrahim al-Bukhari hafizhahullah. Maka dengan mengharap ridha Allah Subhanahu Wata'ala, kemudian dalam rangka menjalankan isi dari Bayan al-Iltizam tersebut, kami berkomitmen untuk menutup Channel Ini Fakta Bukan Fitnah (IFBF). Semoga langkah yang kami tempuh ini diberkahi oleh Allah Subhanahu Wata'ala, dan menjadi sebab terajutnya ukhuwwah salafiyyin di atas al-haq. Kami bertaubat kepada Allah Subhanahu Wata'ala atas segala dosa dan kesalahan. Tak lupa pula, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh salafiyyin atas segala hal yang kurang berkenan selama ini. Demikian penjelasan dari kami, atas perhatiannya kami sampaikan Jazakumullahu khairan katsira. وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم ١٤ محرم ١٤٤٣ ه‍ 14 Muharram 1443 H (23 Agustus 2021 M)
Show all...
🏝️🚉 BAYAN AL-ILTIZAM (Penjelasan Komitmen) 🌅 Di antara kenikmatan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala anugerahkan kepada kita adalah bimbingan dan arahan dari ulama dan masyayikh kita. 🍋 Demikian pula termasuk nikmat adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniakan kepada kita taufik untuk menyambut bimbingan yang lurus dari para ulama, terkhusus pada masa-masa fitnah. 📑 Semoga dengan Bayan Iltizam ini menjadi sebab padamnya fitnah yang terjadi di Indonesia saat ini dan mengakhiri segala perselisihan yang terjadi. 🍓 Semoga Allah Ta'ala menyatukan kembali Asatidzah dan salafiyyin di Indonesia di atas al-Kitab dan as-Sunnah serta Manhaj Salafy. Amin. ✅ Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua untuk mengamalkannya. Wabillah at-Taufiq. 📥 Unduh PDF bit.ly/3y3Q24z [ 524 KB ] 📝 Catatan: Bayan ini telah dibaca dan disetujui penyebarannya oleh Fadhilah asy-Syaikh al-'Allamah Abdullah bin Abdurrahim al-Bukhari hafizhahullah. ••••••••••••••••••••• 🌠📝📡 Majmu'ah Manhajul Anbiya 📟▶ Join Telegram https://telegram.me/ManhajulAnbiya 💻 Situs Resmi https://www.manhajul-anbiya.net ~~~~~~~~~~~~~
Show all...

(Tidak ada) yang melakukan peringatan sebagaimana yang dilakukan oleh sosok-sosok bodoh dari kalangan Syiah Rafidhah itu pada hari terbunuhnya Al-Husain radhiyallahu anhuma. Tidak ada seorangpun juga yang menyebutkan kemunculan sesuatu (tanda-tanda) di hari kematian mereka dan di hari-hari sebelum kematian mereka, sebagaimana yang diklaim oleh Syiah Rafidhah terkait hari terbunuhnya Al-Husain dari perkara-perkara yang telah disebutkan, seperti; gerhana matahari, kemunculan rona kemerahan di langit, dan lain sebagainya. Adapun ucapan terbaik yang bisa dikatakan saat menyebutkan musibah-musibah semacam ini dan yang sejenisnya adalah sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ali bin Al-Husain dari kakeknya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda, ﻣﺎ ﻣﻦ ﻣﺴﻠﻢ ﻳﺼﺎﺏ ﺑﻤﺼﻴﺒﺔ ﻓﻴﺘﺬﻛﺮﻫﺎ ﻭﺇﻥ ﺗﻘﺎﺩﻡ ﻋﻬﺪﻫﺎ ﻓﻴﺤﺪﺙ ﻟﻬﺎ اﺳﺘﺮﺟﺎﻋﺎ ﺇﻻ ﺃﻋﻄﺎﻩ اﻟﻠﻪ ﻣﻦ اﻷﺟﺮ ﻣﺜﻞ ﻳﻮﻡ ﺃﺻﻴﺐ ﻣﻨﻬﺎ “Tidaklah seorang muslim ditimpa suatu musibah kemudian dia teringat dengan musibah tersebut walaupun telah berlalu sekian lama kejadiannya, sehingga membangkitkannya untuk beristirja' (mengucapkan INNA LILLAH WA INNA ILAIHI RAJI'UN-pen), melainkan Allah memberikan pahala kepadanya setara dengan pahala yang diberikan di hari saat ia ditimpa musibah itu."¹ (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah) 《Al-Bidayah wa An-Nihayah 8/203》 Dengan demikian, syariat siapakah yang hendak dibudayakan oleh kaum Syiah Rafidhah? Suatu keganjilan yang patut disoroti. -------------- ¹) Riwayat dengan redaksi semacam ini adalah riwayat Al-Imam Ahmad, dan kedudukannya lemah. Sedangkan yang dishahihkan asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah adalah riwayat Ibnu Majah dari Abu Salamah radhiyallahu anhu dengan redaksi: مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصَابُ بِمُصِيبَةٍ فَيَفْزَعُ إِلَى مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ مِنْ قَوْلِهِ : { إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ }، اللَّهُمَّ عِنْدَكَ احْتَسَبْتُ مُصِيبَتِي فَاؤْجُرْنِي فِيهَا، وَعَوِّضْنِي مِنْهَا، إِلَّا آجَرَهُ اللهُ عَلَيْهَا، وَعَاضَهُ خَيْرًا مِنْهَا "Tidaklah seorang muslim ditimpa suatu musibah, lalu dia bersegera melaksanakan perintah Allah untuk mengucapkan "INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI ROJI'UN, ALLAHUMMA 'INDAKA IHTASABTU MUSHIBATI FA'JURNI FIHA WA 'AWWIDHNI MINHA" (Sesungguhnya kami hanyalah milik Allah dan hanya kepada-Nya pula kami akan kembali, Ya Allah hanya kepada-Mu aku memperhitungkan balasan kebaikan dari musibahku, maka berilah aku pahala padanya dan gantikanlah yang lebih darinya), melainkan Allah akan memberikan pahala atas musibah itu, dan menggantikan dengan keadaan yang lebih baik dari itu." https://t.me/inifaktabukanfitnah/5336 [3] selesai
Show all...
INI FAKTA BUKAN FITNAH

MENYOROTI KEGANJILAN PERINGATAN BERKABUNG (MA'TAM) SYIAH Hari Asyura' telah berlalu. Hari yang dikenal dengan berbagai peristiwa penting dalam sejarah. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memilihkan syariat puasa pada hari tersebut, sebagai ungkapan syukur terhadap diselamatkannya Nabi Musa dan orang-orang beriman yang bersama beliau kala itu dari kejaran Fir'aun dan bala tentaranya. عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، قَالَ : قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ، فَوَجَدَ الْيَهُودَ صُيَّامًا، فَقَالَ : " مَا هَذَا ؟" قَالُوا : هَذَا يَوْمٌ أَنْجَى اللهُ فِيهِ مُوسَى، وَأَغْرَقَ فِيهِ فِرْعَوْنَ، فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا. فَقَالَ رَسُولُ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " نَحْنُ أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ. " فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ. Dari sahabat Abdullah ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, beliau berkata, "Ketika Nabi shallallahu alaihi wasallam tiba di kota Madinah, beliau mendapati kaum Yahudi berpuasa. Beliau shallallahu alaihi wasallam pun bertanya, "(Puasa) apakah ini?" Mereka…

Al-Imam Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah menyoroti keganjilan ini setelah beliau membahas peristiwa terbunuhnya cucu Nabi yang mulia Al-Husain bin Ali radhiyallahu anhu tersebut di dalam kitab beliau yang fenomenal Al-Bidayah wa an-Nihayah. Beliau berkata, ﻓﻜﻞ ﻣﺴﻠﻢ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﻪ ﺃﻥ ﻳﺤﺰﻧﻪ ﻗﺘﻠﻪ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ، ﻓﺈﻧﻪ ﻣﻦ ﺳﺎﺩاﺕ اﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ، ﻭﻋﻠﻤﺎء اﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻭاﺑﻦ ﺑﻨﺖ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ اﻟﺘﻲ ﻫﻲ ﺃﻓﻀﻞ ﺑﻨﺎﺗﻪ، ﻭﻗﺪ ﻛﺎﻥ ﻋﺎﺑﺪا ﻭﺷﺠﺎﻋﺎ ﻭﺳﺨﻴﺎ، ﻭﻟﻜﻦ ﻻ ﻳﺤﺴﻦ ﻣﺎ ﻳﻔﻌﻠﻪ اﻟﺸﻴﻌﺔ ﻣﻦ ﺇﻇﻬﺎﺭ اﻟﺠﺰﻉ ﻭاﻟﺤﺰﻥ اﻟﺬﻱ ﻟﻌﻞ ﺃﻛﺜﺮﻩ ﺗﺼﻨﻊ ﻭﺭﻳﺎء، ﻭﻗﺪ ﻛﺎﻥ ﺃﺑﻮﻩ ﺃﻓﻀﻞ ﻣﻨﻪ ﻓﻘﺘﻞ، ﻭﻫﻢ ﻻ ﻳﺘﺨﺬﻭﻥ ﻣﻘﺘﻠﻪ ﻣﺄﺗﻤﺎ ﻛﻴﻮﻡ ﻣﻘﺘﻞ اﻟﺤﺴﻴﻦ، ﻓﺈﻥ ﺃﺑﺎﻩ ﻗﺘﻞ ﻳﻮﻡ اﻟﺠﻤﻌﺔ ﻭﻫﻮ ﺧﺎﺭﺝ ﺇﻟﻰ ﺻﻼﺓ اﻟﻔﺠﺮ ﻓﻲ اﻟﺴﺎﺑﻊ ﻋﺸﺮ ﻣﻦ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﺳﻨﺔ ﺃﺭﺑﻌﻴﻦ، ﻭﻛﺬﻟﻚ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﻛﺎﻥ ﺃﻓﻀﻞ ﻣﻦ ﻋﻠﻲ ﻋﻨﺪ ﺃﻫﻞ اﻟﺴﻨﺔ ﻭاﻟﺠﻤﺎﻋﺔ، ﻭﻗﺪ ﻗﺘﻞ ﻭﻫﻮ ﻣﺤﺼﻮﺭ ﻓﻲ ﺩاﺭﻩ ﻓﻲ ﺃﻳﺎﻡ اﻟﺘﺸﺮﻳﻖ ﻣﻦ ﺷﻬﺮ ﺫﻱ اﻟﺤﺠﺔ ﺳﻨﺔ ﺳﺖ ﻭﺛﻼﺛﻴﻦ، ﻭﻗﺪ ﺫﺑﺢ ﻣﻦ اﻟﻮﺭﻳﺪ ﺇﻟﻰ اﻟﻮﺭﻳﺪ، ﻭﻟﻢ ﻳﺘﺨﺬ اﻟﻨﺎﺱ ﻳﻮﻡ ﻗﺘﻠﻪ ﻣﺄﺗﻤﺎ، ﻭﻛﺬﻟﻚ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ اﻟﺨﻄﺎﺏ ﻭﻫﻮ ﺃﻓﻀﻞ ﻣﻦ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﻭﻋﻠﻲ، ﻗﺘﻞ ﻭﻫﻮ ﻗﺎﺋﻢ ﻳﺼﻠﻲ ﻓﻲ اﻟﻤﺤﺮاﺏ ﺻﻼﺓ اﻟﻔﺠﺮ ﻭﻳﻘﺮﺃ اﻟﻘﺮﺁﻥ، ﻭﻟﻢ ﻳﺘﺨﺬ اﻟﻨﺎﺱ ﻳﻮﻡ ﻗﺘﻠﻪ ﻣﺄﺗﻤﺎ، ﻭﻛﺬﻟﻚ اﻟﺼﺪﻳﻖ ﻛﺎﻥ ﺃﻓﻀﻞ ﻣﻨﻪ ﻭﻟﻢ ﻳﺘﺨﺬ اﻟﻨﺎﺱ ﻳﻮﻡ ﻭﻓﺎﺗﻪ ﻣﺄﺗﻤﺎ، ﻭﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺳﻴﺪ ﻭﻟﺪ ﺁﺩﻡ ﻓﻲ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭاﻵﺧﺮﺓ، ﻭﻗﺪ ﻗﺒﻀﻪ اﻟﻠﻪ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﻤﺎ ﻣﺎﺕ اﻷﻧﺒﻴﺎء ﻗﺒﻠﻪ، ﻭﻟﻢ ﻳﺘﺨﺬ ﺃﺣﺪ ﻳﻮﻡ ﻣﻮﺗﻬﻢ ﻣﺄﺗﻤﺎ ﻳﻔﻌﻠﻮﻥ ﻓﻴﻪ ﻣﺎ ﻳﻔﻌﻠﻪ ﻫﺆﻻء اﻟﺠﻬﻠﺔ ﻣﻦ اﻟﺮاﻓﻀﺔ ﻳﻮﻡ ﻣﺼﺮﻉ اﻟﺤﺴﻴﻦ. ﻭﻻ ﺫﻛﺮ ﺃﺣﺪ ﺃﻧﻪ ﻇﻬﺮ ﻳﻮﻡ ﻣﻮﺗﻬﻢ ﻭﻗﺒﻠﻬﻢ ﺷﻲء ﻣﻤﺎ اﺩﻋﺎﻩ ﻫﺆﻻء ﻳﻮﻡ ﻣﻘﺘﻞ اﻟﺤﺴﻴﻦ ﻣﻦ اﻷﻣﻮﺭ اﻟﻤﺘﻘﺪﻣﺔ، ﻣﺜﻞ ﻛﺴﻮﻑ اﻟﺸﻤﺲ ﻭاﻟﺤﻤﺮﺓ اﻟﺘﻲ ﺗﻄﻠﻊ ﻓﻲ اﻟﺴﻤﺎء ﻭﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ. ﻭﺃﺣﺴﻦ ﻣﺎ ﻳﻘﺎﻝ ﻋﻨﺪ ﺫﻛﺮ ﻫﺬﻩ اﻟﻤﺼﺎﺋﺐ ﻭﺃﻣﺜﺎﻟﻬﺎ ﻣﺎ ﺭﻭاﻩ ﻋﻠﻰ ﺑﻦ اﻟﺤﺴﻴﻦ ﻋﻦ ﺟﺪﻩ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ: «ﻣﺎ ﻣﻦ ﻣﺴﻠﻢ ﻳﺼﺎﺏ ﺑﻤﺼﻴﺒﺔ ﻓﻴﺘﺬﻛﺮﻫﺎ ﻭﺇﻥ ﺗﻘﺎﺩﻡ ﻋﻬﺪﻫﺎ ﻓﻴﺤﺪﺙ ﻟﻬﺎ اﺳﺘﺮﺟﺎﻋﺎ ﺇﻻ ﺃﻋﻄﺎﻩ اﻟﻠﻪ ﻣﻦ اﻷﺟﺮ ﻣﺜﻞ ﻳﻮﻡ ﺃﺻﻴﺐ ﻣﻨﻬﺎ» . ﺭﻭاﻩ اﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﻭاﺑﻦ ﻣﺎﺟﺔ." (البدايةوالنهاية 8/203) "Memang sepantasnya bagi setiap muslim turut bersedih atas terbunuhnya beliau (Al-Husain bin Ali radhiyallahu 'anhuma), karena sesungguhnya beliau termasuk pemuka (sayyid) muslimin, ulama dari kalangan sahabat, sekaligus anak dari putri Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang paling mulia. Beliau dikenal sebagai sosok ahli ibadah, pemberani, dan sekaligus dermawan. Namun, bukanlah hal yang baik perbuatan yang dilakukan oleh kaum Syiah dengan mendemonstrasikan sikap keluh kesah dan kesedihan mereka yang bisa jadi kebanyakannya didasari oleh kepura-puraan dan riya'. Sementara ayah beliau (sahabat Ali bin Abi Thalib) - radhiyallahu anhuma - sungguh lebih utama dari beliau, dan juga sama-sama gugur terbunuh. Sedangkan mereka (kaum Syiah) tidak menjadikan peristiwa terbunuhnya (Ali radhiyallahu anhuma) sebagai hari berkabung yang diperingati (ma'tam), sebagaimana hari terbunuhnya Al-Husain radhiyallahu anhuma. Padahal ayah beliau terbunuh di hari Jumat saat keluar menuju shalat shubuh, pada 17 Ramadhan tahun 40 H. Begitu juga sahabat Utsman bin Affan radhiyallahu anhu, yang lebih utama dari pada sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu menurut Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Beliau juga gugur terbunuh sekaligus mengalami pengepungan di kediaman beliau pada hari-hari Tasyriq di bulan Dzulhijjah tahun 36 H. Bahkan beliau disembelih dengan sayatan dari urat leher sisi kanan hingga urat leher kiri. Betapapun demikian tidak ada yang menjadikan hari terbunuhnya beliau sebagai ma'tam. Demikian pula sahabat Umar bin Al-Khatthab radhiyallahu anhu yang lebih utama dari sahabat Utsman maupun sahabat Ali, juga terbunuh dalam keadaan sedang berdiri menjalankan shalat shubuh sebagai imam dan sedang membaca Al-Qur'an. Walaupun demikian, tidak ada juga yang menjadikan hari terbunuhnya beliau radhiyallahu anhu sebagai ma'tam. Pun demikian dengan (sahabat Abu Bakar) Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu yang lebih utama dari sahabat Umar. Ternyata juga tidak ada yang menjadikan hari wafat beliau sebagai ma'tam. Begitu pun dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang merupakan pemuka (sayyid) segenap anak cucu Adam di dunia dan akhirat. Beliau diwafatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagaimana meninggalnya para Nabi sebelum beliau. Nyatanya tidak ada satupun pihak yang menjadikan hari wafatnya beliau sebagai ma'tam. [2]
Show all...
MENYOROTI KEGANJILAN PERINGATAN BERKABUNG (MA'TAM) SYIAH Hari Asyura' telah berlalu. Hari yang dikenal dengan berbagai peristiwa penting dalam sejarah. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memilihkan syariat puasa pada hari tersebut, sebagai ungkapan syukur terhadap diselamatkannya Nabi Musa dan orang-orang beriman yang bersama beliau kala itu dari kejaran Fir'aun dan bala tentaranya. عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، قَالَ : قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ، فَوَجَدَ الْيَهُودَ صُيَّامًا، فَقَالَ : " مَا هَذَا ؟" قَالُوا : هَذَا يَوْمٌ أَنْجَى اللهُ فِيهِ مُوسَى، وَأَغْرَقَ فِيهِ فِرْعَوْنَ، فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا. فَقَالَ رَسُولُ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " نَحْنُ أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ. " فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ. Dari sahabat Abdullah ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, beliau berkata, "Ketika Nabi shallallahu alaihi wasallam tiba di kota Madinah, beliau mendapati kaum Yahudi berpuasa. Beliau shallallahu alaihi wasallam pun bertanya, "(Puasa) apakah ini?" Mereka (orang-orang Yahudi) menjawab, "(Hari) ini adalah hari ketika Allah menyelamatkan Nabi Musa alaihissalam, dan menenggelamkan Firaun. Sehingga Nabi Musa pun berpuasa sebagai bentuk rasa syukur." Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Tentu kami lebih berhak meneladani Nabi Musa alaihissalam daripada kalian." Sehingga beliaupun berpuasa dan memerintahkan (muslimin) untuk mengerjakan puasa tersebut." (HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh asy-Syaikh Al-Albani) Demikianlah para Nabi sesama utusan Allah. Mereka saling meneladani dan saling menguatkan. Memang demikianlah Allah memerintahkan, أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۖ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ ۗ "Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka." (Al-An'am: 90) Alhamdulillah kaum muslimin sejak saat itu hingga sekarang, menyikapi hari Asyura tersebut dengan bergembira dan bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, dalam bentuk menjalankan puasa pada hari tanggal 10 Muharram tersebut dan ditambah puasa sehari sebelumnya atau sehari setelahnya, dalam rangka menyelisihi puasa kaum Yahudi. Bagaimanakah dengan kaum Syiah dalam menyikapi fenomena hari Asyura' ini? Kaum Syi'ah bukannya bergembira, mereka justru menjadikan hari Asyura' tersebut sebagai hari berkabung (ma'tam) atas peristiwa terbunuhnya cucu Nabi yang mulia Al-Husain bin Ali radhiyallahu anhuma yang kebetulan bertepatan dengan tanggal 10 Al-Muharram. Bahkan, mereka menjadikannya sebagai hari berkabung yang sangat mendalam dan senantiasa diperingati dengan berbagai aksi duka dan kesedihan sepanjang jaman. Tentu, hal ini begitu ganjil bagi setiap muslim yang konsekuen dengan keimanannya kepada para Rasul. [1]
Show all...
Peserta sekaligus pemberi materi di Muktamar غلاة التبديع
Show all...
Bantahan-bantahan itu telah menghancurkan tempat tidur kalian. Maka tidak ada cara lain bagi kalian kecuali dengan menuduh Ahlul Haq sebagai orang-orang yang ghuluw (ekstrem) di dalam menerapkan tabdi' (vonis bid'ah). Benarlah seorang yang berkata, "Dia melempariku dengan penyakitnya, lalu melarikan diri." (Dalam pepatah bahasa Indonesia, "Lempar batu sembunyi tangan." -pen.) والأدهى والأمر أن تسموا هؤلاء الشراذم رؤوس الإخوان أنهم علماء الأمة وهم من أذاق الأمة الويلات بفتاويهم الضالة المضلة فاربعوا على أنفسكم فإن الحق منصور بإذن الله Dan lebih parahnya, kalian menggelari para dedengkot Ikhwanul Muslimin itu sebagai 'ulama umat. Padahal merekalah yang telah menimpakan terhadap umat ini berbagai bencana dengan sebab fatwa-fatwa mereka yang sesat dan menyesatkan. Maka camkanlah oleh kalian! Karena sesungguhnya al-haq akan senantiasa menang biidznillah. قال تعالى ( إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ) Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman di kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para saksi (hari Kiamat)." (Ghafir: 51) وقال تعالى ( وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ ) Allah Ta'ala juga berfirman, "Mereka membuat tipu daya dan Allah membalas tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya." (Al-Anfal: 30) فنسأل الله أن يرد كيدكم في نحوركم Kami memohon kepada Allah agar membalikkan tipu daya kalian ke leher-leher kalian sendiri." https://t.me/inifaktabukanfitnah/5332
Show all...
INI FAKTA BUKAN FITNAH

..

MEWASPADAI GERAKAN DI BALIK "MUKTAMAR UMAT DALAM MENGHADAPI PARA EKSTREMIS YANG BERMUDAH-MUDAHAN MEMVONIS BID'AH" Asy-Syaikh Fuad az-Zantani hafizhahullah berkata, سبحان الله انتم غلاة تكفير وتتكلمون عن الغلو في التبديع فوالله لولا تبديع اهل الحق لكم ولأمثالكم بالدليل والبرهان لعثتم في الأمة فساداً وإفساداً "Subhanallah, kalian para ekstremis takfiri yang bermudah-mudahan dalam memvonis kafir kaum muslimin, sekarang kalian sok berbicara tentang sikap ghuluw (ekstrem) yang terkait dengan tabdi' (vonis bid'ah). Demi Allah, jika bukan karena tabdi' (vonis bid'ah) berdasarkan dalil & bukti yang ditegakkan oleh Ahlul Haq terhadap kalian dan orang-orang semisal kalian, niscaya kalian akan bebas berbuat kerusakan dan perusakan di tengah-tengah umat. لكن أهل السنة السلفيون كانوا لكم بالمرصاد فبينوا ضلالكم وانحرافكم وحزبيتكم وتأييدكم للثورات وخروجكم على الولاة ونصرتكم لجماعات التكفير كالدواعش والنصرة وتنظيم القاعدة بل بعضكم عضو فيها ودفاعكم عن سيد قطب أيقونة التكفير في هذا العصر Namun, Ahlussunnah Salafiyyun senantiasa memantau kalian, menjelaskan kesesatan, penyimpangan, prinsip hizbiyyah kalian, dukungan kalian terhadap berbagai aksi revolusi, dan pemberontakan kalian terhadap para penguasa. Demikian pula sokongan kalian terhadap jama'ah-jama'ah takfir, semisal ISIS, Jabhat al-Nusra, dan Organisasi al-Qaeda, bahkan di antara kalian ada yang menjadi anggotanya! Ahlussunnah Salafiyyun pula yang menyingkap bagaimana pembelaan kalian terhadap Sayyid Qutub -simbol takfir di masa ini-. ثم تأتوا اليوم لتتكلموا عن الغلو في التبديع ونسيتم وتناسيتم أن أول من حارب الغلو في التبديع هم علماء الدعوة السلفية Lalu hari ini kalian sok berbicara tentang sikap ghuluw (ekstrem) terkait dengan tabdi' (vonis bid'ah), sedangkan kalian lupa dan berpura-pura lupa bahwa yang pertama kali memerangi sikap ghuluw dalam hal tabdi' (vonis bid'ah) ini adalah para 'Ulama Dakwah Salafiyyah. هذا الغلو الذي تمثل في الحدادية فقام في وجهها علماء السنة وعلى رأسهم الشيخ ربيع المدخلي حفظه الله ورعاه فكتب ردوداً كثيرةً بين فيها أصول الحدادية وخطرها ورد على من أحدثها اول مرة وهو محمود الحداد ثم من سار على نهجه وطريقته من امثال باشميل وعبدالله صوان والجهني وعادل حميدان وفالح الحربي وفوزي البحريني وأمثالهم Sikap ghuluw (ekstrem) yang teraplikasikan dalam bentuk pemikiran menyimpang kelompok "Haddadiyyah", yang bangkit menghadangnya adalah para 'Ulama Sunnah, dan yang paling terdepan di antara mereka adalah asy-Syaikh Rabi' al-Madkhali hafizhahullah wa ra'ah. Maka beliau menulis berbagai bantahan yang banyak berisi penjelasan tentang prinsip-prinsip menyimpang kelompok Haddadiyyah dan bahayanya. Beliau membantah pencetus pemikiran Haddadiyyah, yaitu Mahmud al-Haddad, dan orang-orang yang sepemikiran dan sealiran dengannya, semisal 'Abdul Lathif Basymil, 'Abdullah Shuwan, 'Abdul Hamid al-Juhani, 'Adil Alu Humaidan, Falih al-Harbi, Fauzi al-Bahraini, dan lain-lain. فأزعجتكم هذه الردود لأنها بينت عوار مطية من مطايكم التي تتسلقون بها إلى تكفير الحكام والمجتمعات الا وهي الحدادية وقضت مضاجعكم فما كان منكم إلا أن رميتم أهل الحق بأنهم غلاة في التبديع وصدق من قال (رمتني بدائها وانسلت) Maka kalianpun terusik dengan bantahan-bantahan ini, karena telah menyingkap borok-borok tunggangan kalian -yaitu Haddadiyyah- yang kalian jadikan sebagai kendaraan untuk bisa mengkafirkan para penguasa dan masyarakat secara umum.
Show all...
..
Show all...