cookie

We use cookies to improve your browsing experience. By clicking «Accept all», you agree to the use of cookies.

avatar

Abdullah Haidir

Belajar tiada henti, beribadah hingga mati

Show more
Advertising posts
4 088
Subscribers
No data24 hours
-17 days
-330 days

Data loading in progress...

Subscriber growth rate

Data loading in progress...

العلم ثلاثة أشبار، من دخل في الشبر الأول تكبر، ومن دخل في الشبر الثانى تواضع، ومن دخل في الشبر الثالث علم أنه ما يعلم “Ilmu itu ada tiga jengkal. Pada jengkal pertama, dia menjadi sombong. Pada jengkal kedua dia menjadi tawadhu. Pada jengkal ketiga, dia baru menyadari bahwa dirinya tidak tahu (masih sedikit ilmunya).” (Hilyah Tholibil ‘Ilmi, hal. 79)
Show all...
َكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ، أَقُولُ مَا تَسْمَعُونَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (Khutbah kedua) اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَحْدَهُ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَىٰ مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ. حَيْثُ قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بَدَأَ فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِالْمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَثَلَّثَ بِكُمْ أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ، حَيْثُ قَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا . اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ والرِّبَا والزِّناَ وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوءَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيسِيَّا خَاصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةً ، يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ. اَللَّهُمَّ انْصُرْ أَهْلَ فِلَسْطِينِ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ أَهْلَ غَزَّةَ، اَللَّهُمَّ أَفْرِغْ عَلَيْهِمْ صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ، اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِينَ فِي فِلَسْطِينِ اللهُمَّ َقَوِّ عَزَائِمَهُمْ وَسَدِّدْ رَمْيَهُمْ وَوَحِّدْ كَلِمَتَهُمْ، اَللَّهُمَّ يَا مُنْزِلَ الْكِتَابِ وَيَا مُجْرِيَ السَّحَابِ وَيَا هَازِمَ الْأَحْزَابِ ، اهْزِمِ الْيَهُودَ الْغَاصِبِينَ الْمُعْتَدِينَ ، وَزَلْزِلِ الْأَرْضَ تَحْتَ أَقْدَامِهِمْ، اَللَّهُمَّ أَحْصِهِمْ عَدَدًا وَاقْتُلْهُمْ بَدَدًا يَا عَزِيزُ يَا جَبَّارُ. وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَىٰ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ والله يعلم ما تَصْنَعُون
Show all...
dir pengagungan dalam dirinya dan akhirnya membuat dia semakin tunduk kepada Allah. Maka Allah firmankan, اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ “Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah orang-orang berilmu.” (QS. Fathir: 28) Karena itu, seiring dengan perhatian besar setiap orang tua atas pendidikan anak-anaknya, jangan sekali-kali orang tua mengabaikan nilai-nilai keimanan, khususnya ajaran-ajaran dasar agama, baik Aqidah, ibadah maupun akhlak. Bahkan perkara ini seharusnya menjadi prioritas dalam pendidikan anak-anak kita. Sungguh ironis jika didapatkan ada orang yang memiliki prestasi akademis yang tinggi, namun tidak disiplin shalat, atau jauh dari Al-Qur’an atau memiliki penyimpangan dasar soal Aqidah. Ilmu pegetahuan dan kesalehan bukan sesuatu yang berbenturan, justeru seharusnya saling menguatkan dan melengkapi. Betapa banyak para ilmuwan tetap dapat menjaga kesalehan dan ketakwaannya bahkan justeru itu menjadi keistimewaannya tersendiri. Ketiga; Saat memperhatikan kualitas pendidikan anak-anak kita, jangan hanya berorientasi pada kecerdasan intelektual, sebab ini bukan satu-satunya penentu keberkasilan sang anak. Apalagi jika kita menimbang dengan prinsip syariat Islam. Selain kecerdasan intelektual, penting diperhatikan kecerdasaan emosional dan sosialnya. Bahkan dalam banyak kondisi, kecerdasan emosional dan sosial seseorang lebih membuatnya berhasil ketimbang kecerdasan intelektual. Sebaliknya, kecerdasan intelektual tanpa diimbanngi oleh kecerdasan emosional dan sosial tak jarang menimbulkan problem kehidupan, baik bagi dirinya ataupun orang lain. Kecerdasan emosional adalah membangun mental yang sehat, mampu menata hati hingga stabil dengan sifat-sifat mulia, seperti jujur, amanah, sabar, Syukur, rendah hati, ridha, tawakkal dan semacamnya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw bersabda, أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ “Ingatlah sesungguhnya di dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik maka baik pula seluruh jasad, namun apabila segumpal daging itu rusak maka rusak pula seluruh jasad. Perhatikanlah, bahwa segumpal daging itu adalah hati!” (Muttafaq alaih) Mengajak anak untuk selalu dekat kepada Allah dengan ragam ibadah dan ketaatan, tilawah dan zikrullah, lalu memberikan kasih sayang dan perhatian yang cukup serta menciptakan suasan rumah tangga yang harmonis adalah hal-hal yan dapat dilakukan orang tua untuk membentuk Kesehatan mental anak. Adapun kecerdasan sosial berkaitan dengan kualitas pergaulan di tengah ligkungannya. Pandai bergaul dan akrab namun bernilai positif, peka dan peduli terhadap permasalahan yang terjadi di sekitarnya. Intinya dia memerankan perintah Rasulullah saw setelah perintah takwa dan berbuat Kebajikan. Nabi saw berpesan; وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ “Dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik.” (HR. Tirmizi) Alangkah baiknya jika putra putri kita, selain giat belajar, juga didorong untuk aktif dalam berbagai kegiatan positif, bergabung dalam komunitas dan organisasi yang baik. Baik di sekolah ataupun di luar sekolah, agar mentalnya terlatih dan jiwa sosialnya terasah. Apabila kecerdasan intelektual diimbangi dengan kecerdasan emosional dan sosial, diharapkan melahirkan pribadi yang berkarakter baik dan tangguh. Selain kesibukan pada hal yang positif akan menutup celah masuknya ajakan negative dan keburukan pada anak. Ma’asyirol mu’minin rohimakumullah…. Demikian, perkara-perkara yang harus kita perhatikan saat kita sebagai orang tua sedang mempersiapkan pendidikan terbaik untuk puteri puteri kita tercinta. Semoga Allah selalu bimbing anak keturunan kita, dimudahkan pendidikannya, diberikan ilmu yang bermanfaat serta dijauhkan dari segala fitnah, baik yang tampak maupun tersembunyi. Kita sebagai orang tua diberikan kekuatan untuk terus membina mereka dan ditolong dalam menghadapi segala kesulitan. بَارَكَ اللهُ لِي وَل
Show all...
Khutbah Jum’at: Tiga Pesan Penting Untuk Orang Tua Terkait Pendidikan Anaknya اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. وَصَلَّى اللّٰهُ وَسَلَّمَ عَلَى رسوله الأمين الرحمة الْمُهْدَاه سَيِّدَنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللّٰهِ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ. قَالَ اللّٰهُ عَزَّ وجَلَّ : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ Kaum muslimin, jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Taala. Dunia Pendidikan di negeri kita hari-hari ini disibukkan oleh pelaksanaan wisuda di berbagai lembaga pendidikan dan kesibukan para orang tua mencarikan sekolah dan kampus bagi putera puteri mereka. Meskipun ini perkara rutin tahunan, namun setidaknya hal ini menggambarkan kesadaran orang tua tentang betapa pentingnya pendidikan bagi generasi yang sedang tumbuh. Memberikan pendidikan terbaik adalah kewajiban orang tua bagi anak-anak mereka, selain bahwa fitrah manusia, setiap orang tua pastilah menginginkan anak-anaknya menjadi generasi yang kuat, bukan generasi yang lemah. Dan salah salah satu sumber kekuatan adalah ilmu pengetahuan yang dapat diraih dengan pendidikan. Allah Taala berfirman; وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا (سورة النساء: 9) “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.” (QS. An-Nisa: 9) Ma’asyirol mu’minin rohimakumullah…. di Tengah kesibukan dan kesungguhan memperhatikan pendidikan bagi anak-anak kita, ada beberpa hal yang penting kita sadari sebagai orang tua terkait dengan masalah pendidikan anak. Agar kesibukan dan kesungguhan kita berbanding lurus dengan hakekat dan makna pendikan itu sendiri, juga berbanding lurus dengan hasil yang diinginkan, khususnya dalam kaca mata ajaran dan nilai Islam. Pertama: Pihak yang paling bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak kita tak lain adalah kita sendiri sebagai orang tuanya. Maka kalaupun kita serahkan anak kita ke berbagai lembaga pendidikan untuk belajar di sana, jangan sampai orang tua lepas tangan secara total untuk mendidik anak-anaknya. Sesibuk apapun, hendaknya orang tua tetap memberikan perhatiannya, nasehatnya, peringatannya dan yang paling utama adalah memberikan teladan baik kepada anaknya, tentu saja semua itu dilakukan dengan penuh cinta dan kasih sayang. Iringi pula anak-anak kita dengan doa yang tak putus untuk kebaikan mereka, perlindungan mereka dan kesuksesan mereka. Dalam Al-Quran, kita dikenalkan pada sosok yang namanya diabadikan menjadi salah satu nama surat dalam Al-Quran, yaitu ‘Luqman’. Dia adalah figur seorang ayah yang dengan lembut namun tegas sering memberikan arahan dan didikan kepada anaknya. Di antaranya adalah firman Allah Taala; وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13) Insya Allah nasehat dan bimbingan yang tulus apalagi diiringi teladan yang baik akan berikan pengaruh yang sangat besar bagi sang anak sepanjang kehidupannya. Kedua: Dalam konteks keimanan dan akidah kita, pencapaian tertinggi pendidikan bukan pada nilai dan gelar akademis yang disandang ataupun pencapaian materi dan kedudukan, tapi pada ketundukan kepada Allah Taala. Maka ilmu hanyalah sarana, bukan tujuan. Sarana bagi kita untuk semakin dekat dan tunduk kepada Allah. Karena idealnya, semakin bertambah ilmu, seseorang akan semakin mengetahui dan menyadari kebesaran Allah, kemudian hadir
Show all...
k
Show all...
n diambil dari pahala amalan salehnya sebanyak kezalimannya, dan ‎jika ia tidak memiliki kebaikan, maka akan diambil dosa orang yang dizaliminya kemudian dibebankan kepadanya." (HR. Bukhari) Bahkan, pemuliaan terhadap hak-hak dasar manusia tidak hanya pada sikap tidak menyakiti saudara kita, tapi sampai dalam taraf kebaikan dan sikap peduli yang harus kita berikan kepada saudara kita, dengan berbagi, berkata baik, saling tolong menolong, hingga membela dan membantunya saat menghadapi kezaliman. Khusus untuk masalah terakhir ini, jangan lupakan perhatian kita, kepedulian kita dan pertolongan yang dapat kita berikann untuk saudara-saudara kita di Palestina dan di Gaza khususnya. Mereka sedang menghadapi tindakan kezaliman dan kejahatan tiada tara dari kaum Zionist Yahudi, wajib bagi kita umat Islam memberikan perhatian, kepedulian dan pertolongan. Diam tak berpihak, apalagi nyata-nyata berpihak kepada pihak yang zalim, adalah kezaliman itu sendiri dan sikap merendahkan harkat manusia. Semoga Allah kuatkan hati kita, teguhkan jiwa kita untuk selalu menyusuri jalan Allah dengan selalu menghamba kepada Allah semata serta menghormati sesama manusia. بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني به وإياكم من الآيات والذكر الحكيم أقول ما تسمعون وأستغفر الله لي ولكم إنه هو السميع العليم Berikutnya, khutbah kedua…..
Show all...
aum kafir Quraisy. Pada tataran ini, kita diingatkan oleh ikrar yang selalu kita nyatakan sehari-hari dalam shalat kita; إن صلاتي ونسكي ومحيايا ومماتي لله رب العالمين Ma’asyiral mukminin rahimakumullah. Selain penghambaan kepada Allah, berkurban dan ibadah haji juga mengajarkan kita untuk memuliakan dan menghormati manusia. Sebab manusia adalah makhluk yang Allah muliakan di antara makhluk lainya. Allah taala berfirman, وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al Isra: 70) Berkurban dan ibadah haji mengajarkan kita untuk menghormati manusia, apapun latar belakangnya, rasnya, bangsanya, warna kulitnya, bahkan apapun agama dan keyakinannya. Manusia tidak boleh disakiti, dinista atau dihina, apalagi kepada sesama orang beriman. Tidak ada satupun alasan bagi seseorang untuk begitu saja boleh menyakiti saudaranya, membuatnya rugi dan menderita, apakah terkait dengan fisiknya, hartanya ataupun kehormatannya. Hari ini disebut yaumunnahr, hari raya kurban, hari yang paling mulia, bulan Zulhijah, adalah salah satu bulan mulia, akan bertambah mulia lagi jika seseorang sedang berada di negeri mulia, tanah haram. Maka berkumpullah segala kemuliaan itu. Dari sinilah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ingin memberikan gambaran dan perbandingan terkait kemuliaan dan kehormatan manusia. Sebagaimana diriwayatkan dalam shahih Bukhari, tepat di hari seperti ini, hari ke 10 Zulhijah, di Mina saat melaksnakan haji Wada, 15 abad yang lalu, Rasulullah saw menyampaikan pidato yang salah satu isinya berkaitan tentang besarnya kehormatan manusia, agar jangan di sakiti dan dizalim. Di antara pidatonya, beliau bersabda, فإنَّ دِمَاءَكُمْ، وأَمْوَالَكُمْ، وأَعْرَاضَكُمْ، علَيْكُم حَرَامٌ، كَحُرْمَةِ يَومِكُمْ هذا، في شَهْرِكُمْ هذا، في بَلَدِكُمْ هذا “Sesungguhnya darah saudara kalian, harta saudara kalian dan kehormatan saudara kalian, mulia dan terhormat di hadapan kalian, haram dirusak dan dizalimi, sebagaimana terhormatnya hari ini, bulan ini dan negeri ini (tanah haram).” Inilah syariat Islam, sangat jelas mengajarkan umatnya untuk menjaga hak-hak dasar manusia. Agar jangan lagi ada orang yang mudah menghilangkan nyawa orang lain tanpa haq, jangan lagi ada orang yang ringan mengambil harta orang lain, baik terang-terangan maupun tersembunyi, baik harta pribadi apalagi harta publik seperti korupsi dan manipulasi. Jangan lagi ada orang yang dijatuhkan martabatnya semata karena kedengkian dan permusuhan pribadi. Karena hak-hak manusia harus dihormati, sebagaimana kita menghormati hari mulia, bulan mulia dan negeri mulia. Ini semua adalah bagian ketakwaan yang tidak dapat dipisahkan dari ketundukan kita kepada Allah. Jangan lagi ada orang yang merasa tidak bersalah telah melakukan berbagai tindakan kezaliman hanya semata karena dia merasa telah menjaga shalatnya, banyak puasanya, rajin tilawahnya atau berkali-kali melaksanakan ibadah haji dan umrah. Semua itu tak lantas menjadikan kezalimannya terampuni kecuali dia bertaubat dengan menghentikan kezalimannya, meminta maaf dan mengembalikan hak-hak saudaranya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ كَانَتْ عِندَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ، مِنْ عِرْضِهِ أو مِنْ شَيْءٍ، فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اليومَ قَبْلَ أَن لا يَكُونَ دِينَارٌ ولا دِرْهَمٌ؛ إِنْ كَانَ له عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ، وَإِن لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أَخَذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ "Siapa saja yang pernah melakukan suatu kezaliman terhadap saudaranya, baik itu harga diri ataupun ‎perkara lain, maka hendaklah ia meminta untuk dihalalkan pada saat ini sebelum datang hari dimana dinar dan ‎dirham sudah tidak berlaku. Jika dia ‎memiliki amal saleh maka aka
Show all...
Choose a Different Plan

Your current plan allows analytics for only 5 channels. To get more, please choose a different plan.