cookie

Sizning foydalanuvchi tajribangizni yaxshilash uchun cookie-lardan foydalanamiz. Barchasini qabul qilingΒ», bosing, cookie-lardan foydalanilishiga rozilik bildirishingiz talab qilinadi.

avatar

Feel free to unsubs.

π–π€π˜π€ππ† πˆπ‹π”π’πˆ ⋆ Hanya karakter fiksi yang diciptakan di balik tabir ilusi. Kritik beserta saran sangat dibutuhkan. Jika ingin menyampaikan, sila ketuk ruang pesan di @HazelnutRobot.

Ko'proq ko'rsatish
Indoneziya54 473Til belgilanmaganToif belgilanmagan
Reklama postlari
499
Obunachilar
Ma'lumot yo'q24 soatlar
Ma'lumot yo'q7 kunlar
Ma'lumot yo'q30 kunlar

Ma'lumot yuklanmoqda...

Obunachilar o'sish tezligi

Ma'lumot yuklanmoqda...

Feel free to unsubs.
Hammasini ko'rsatish...
Ceritaku sudah selesai, hikayatku telah usai. Tolong maafkan jika saya berbuat kesalahan selama menjalankan peran. Selamat tinggal, kalian.
Hammasini ko'rsatish...
; Hi! This is Hazel mundane speaking, due to my personal reasons, i decided to put my acc and this ch into resting mode for a while. Please don't unsubs this ch, cuz i'll be back as soon as possible. You can contact my bot if there's something important. Thanks a lot and have a wonderful day! <3
Hammasini ko'rsatish...
β € β €β € #SENJAKALA: Pengenalan wayang Radeon Kertaguna, Lee Jeno. β €β €β €β €β €
Hammasini ko'rsatish...
sticker.webp0.00 KB
Setelah melakukan peregangan kecil, dia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Gawat, Ini sudah terlambat! Dia semakin mempercepat langkah. Ini benar-benar jauh dari perkiraan. Seharusnya di jam 8 malam ini, dia sudah harus sampai. Karena terburu-buru, dia bahkan tidak menyadari panggilan yang berasal dari arah belakangβ€” yang ditujukan untuknya. Hingga sebuah tepukan kecil yang mendarat di bahunya, berhasil menghentikan langkahnya. "Tadi jatuh." Kata pemuda yang ada di bus tadi sambil menyerahkan barang yang baru saja jatuh kepada Hazel. "Loh, dia yang ada di bus tadi? Kok bisa? Apa jangan-jangan dia ngikutin gue?" batinnya. Namun terlepas dari itu semua, kini Hazel ingin berterima kasih kepada pemuda itu. Karena barang yang baru saja ia jatuhkan, adalah barang berharga. Sebuah catatan kecil berwarna coklat muda dengan sampul bermotif kacang di depannya. Tidak mahal memang, tapi itu cukup berharga. "Wow, untung aja. Makasih banyak!" Hazel melirik sekilas nametag yang tertera pada almamaternya. "Radeon?" "Gue Radeon, Radeon Kertaguna." Hazel mengangguk pelan, "Salam kenal, Radeon. Sekali lagi, makasih yaa!" Setelah menunjukkan senyum manisnya, Hazel tiba-tiba saja terdiam, seperti teringat akan sesuatu. Setelah ingat, gadis itu menepuk dahinya pelan. "Oh iya, gue baru inget kalo ada janji. Aduh! Radeon, gue duluan, ya? Hati-hati di jalan!" "Tapi lo belum nyebut naβ€”" Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, punggung gadis itu sudah melesat dengan cepat. Menghilang dari jangkauan, ditelan oleh keramaian, bahkan sebelum dia menyebutkan namanya. "Gue harap, kita bisa ketemu lagi." ────────────────── Goresan tinta swakarya #WINGGA. Dengan #SENJAKALA sebagai penanda. Serta dilindungi pasak-pasak hukum negeri.
Hammasini ko'rsatish...
Setelah melakukan peregangan kecil, dia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Gawat, Ini sudah terlambat! Dia semakin mempercepat langkah. Ini benar-benar jauh dari perkiraan. Seharusnya di jam 8 malam ini, dia sudah harus sampai. Karena terburu-buru, dia bahkan tidak menyadari panggilan yang berasal dari arah belakangβ€” yang ditujukan untuknya. Hingga sebuah tepukan kecil yang mendarat di bahunya, berhasil menghentikan langkahnya. "Tadi jatuh." Kata pemuda yang ada di bus tadi sambil menyerahkan barang yang baru saja jatuh kepada Hazel. "Loh, dia yang ada di bus tadi? Kok bisa? Apa jangan-jangan dia ngikutin gue?" batinnya. Namun terlepas dari itu semua, kini Hazel ingin berterima kasih kepada pemuda itu. Karena barang yang baru saja ia jatuhkan, adalah barang berharga. Sebuah catatan kecil berwarna coklat muda dengan sampul bermotif kacang di depannya. Tidak mahal memang, tapi itu cukup berharga. "Wow, untung aja. Makasih banyak!" Hazel melirik sekilas nametag yang tertera pada almamaternya. "Radeon?" "Gue Radeon, Radeon Kertaguna." Hazel mengangguk pelan, "Salam kenal, Radeon. Sekali lagi, makasih yaa!" Setelah menunjukkan senyum manisnya, Hazel tiba-tiba saja terdiam, seperti teringat akan sesuatu. Setelah ingat, gadis itu menepuk dahinya pelan. "Oh iya, gue baru inget kalo ada janji. Aduh! Radeon, gue duluan, ya? Hati-hati di jalan!" "Tapi lo belum nyebut naβ€”" Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, punggung gadis itu sudah melesat dengan cepat. Menghilang dari jangkauan, ditelan oleh keramaian, bahkan sebelum dia menyebutkan namanya. "Gue harap, kita bisa ketemu lagi." ────────────────── Goresan tinta swakarya #WINGGA. Dengan #SENJAKALA sebagai penanda. Serta dilindungi pasak-pasak hukum negeri.
Hammasini ko'rsatish...
Setelah melakukan peregangan kecil, dia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Gawat, Ini sudah terlambat! Dia semakin mempercepat langkah. Ini benar-benar jauh dari perkiraan. Seharusnya di jam 8 malam ini, dia sudah harus sampai. Karena terburu-buru, dia bahkan tidak menyadari panggilan yang berasal dari arah belakangβ€” yang ditujukan untuknya. Hingga sebuah tepukan kecil yang mendarat di bahunya, berhasil menghentikan langkahnya. "Tadi jatuh." Kata pemuda yang ada di bus tadi sambil menyerahkan barang yang baru saja jatuh kepada Hazel. "Loh, dia yang ada di bus tadi? Kok bisa? Apa jangan-jangan dia ngikutin gue?" batinnya. Namun terlepas dari itu semua, kini Hazel ingin berterima kasih kepada pemuda itu. Karena barang yang baru saja ia jatuhkan, adalah barang berharga. Sebuah catatan kecil berwarna coklat muda dengan sampul bermotif kacang di depannya. Tidak mahal memang, tapi itu cukup berharga. "Wow, untung aja. Makasih banyak!" Hazel melirik sekilas nametag yang tertera pada almamaternya. "Radeon?" "Gue Radeon, Radeon Kertaguna." Hazel mengangguk pelan, "Salam kenal, Radeon. Sekali lagi, makasih yaa!" Setelah menunjukkan senyum manisnya, Hazel tiba-tiba saja terdiam, seperti teringat akan sesuatu. Setelah ingat, gadis itu menepuk dahinya pelan. "Oh iya, gue baru inget kalo ada janji. Aduh! Radeon, gue duluan, ya? Hati-hati di jalan!" "Tapi lo belum nyebut naβ€”" Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, punggung gadis itu sudah melesat dengan cepat. Menghilang dari jangkauan, ditelan oleh keramaian, bahkan sebelum dia menyebutkan namanya. "Gue harap, kita bisa ketemu lagi." ────────────────── Goresan tinta swakarya #WINGGA. Dengan #SENJAKALA sebagai penanda. Serta dilindungi pasak-pasak hukum negeri.
Hammasini ko'rsatish...
Derai hujan membasahi bentala, titik-titik air berjatuhan, membentuk genangan. Aroma petrichor yang menguar dari tanah, membuat gadis itu memejamkan mata, menikmati aroma yang dengan lihainya memanjakan indra. Setelah mengibaskan bajunya yang sempat basah, Hazel berjalan memasuki bus. Sebuah bus tua yang akan membawanya menuju perpustakaan kota. Dia berencana akan menghabiskan waktu seharian di sana, untuk membaca beberapa novel yang sudah tercatat dalam wishlist miliknya. Baru saja mendaratkan tubuhnya di kursi bus yang hampir penuh, netranya menangkap sosok nenek tua yang berjalan ringkih. Tanpa pikir panjang, dia sudah berdiri. Bersiap untuk memberikan tempat duduknya. Namun sayangnya, dia kalah cepat dengan pemuda yang ada di depannya. "Biar gue aja," kata pemuda itu. Hazel hanya mengangguk pelan, lantas membuka catatan kecil berwarna cokelat muda dengan sampul bermotif kacang. Juga meraih sebuah pulpen kecil yang terselip di antara catatannya. Mencoret kalimat yang bertuliskan 'bepergian naik bus' dengan pulpennya, lantas memasukkan kembali catatan kecil beserta pulpennya ke dalam tas kecil yang dia bawa. Setelah sibuk dengan kegiatannya, seketika atensinya teralih pada percakapan seorang pemuda dengan nenek tua yang ada di depannya tadi. Tidak bermaksud menguping, tapi Hazel masih bisa mendengar sepatah dua patah kata yang keluar dari lisannya. "Ibu teh ngan angkat nyalira?" Pemuda itu merendahkan badannya, sedikit membungkuk untuk menyejajarkan tubuhnya dengan nenek tua tersebut. Pemuda yang sopan. "Ah enya ieu, Jang. Muhun, ibu teh angkatna nyalira wae. Taya nu ngabaturan. Nuhun nya." "Sumuhun, sami-sami, Bu." Mampu mendengar, tapi tak mampu mengartikan. Hanya kalimat terakhir dari pemuda itu yang berhasil dia tangkap. Dengan raut bingungnya, Hazel hanya bergumam, "Mereka ngomongin apa, ya?" β € β €β €β €β €β € β˜†β˜†β˜† Perpustakaan kota memang semegah ini ternyata. Rak buku menjulang tinggi dan berjajar rapi. Seolah siap untuk dijelajahi sepanjang hari. Pun dengan kursi dan meja yang berjajar tak kalah rapi. "Di mana, sih?" Jemarinya yang lentik masih menyelusuri deretan rak buku. Setelah beberapa menit terlalui, matanya seketika berbinar tatkala mengetahui bahwa buku itu sudah terpampang jelas di depan matanya. Sayang seribu sayang, tingginya tak sampai untuk meraih buku berjudul In Cold Blood karya Truman Capote yang berada di rak paling atas. Hazel berinisiatif untuk mengambilnya dengan memanjat kursi yang berada di samping kanannya, tak jauh dari tempat ia berdiri. Setelah melangkahkan kakinya untuk mengambil kursi itu dan kembali ke tempatnya, dia terkejut. Pasalnya buku itu sudah berada di meja. "Siapa yang ngambilin?" batinnya sambil kebingungan. Lalu mengangkat bahunya cuek dan berjalan menuju kursi yang letaknya strategis, berada di tengah. Setelah menyamankan posisi, Hazel sudah bersiap untuk menjelajahi lembar demi lembarnya. Memberikan atensi penuh pada novel yang akan dia baca. Tak lama kemudian, Hazel sudah hanyut ke dalam dunianya. Tanpa dia sadari, di ujung sana, ada seorang pemuda yang sedari tadi terus memperhatikannya. Hingga tadi berinisiatif untuk mengambilkan novel itu, novel yang berada di deretan rak paling atas. Sambil tersenyum simpul, pemuda itu berkata lirih, "Sama-sama." β € β €β €β €β €β € β˜†β˜†β˜† Hari sudah gelap, dan Hazel baru saja keluar dari perpustakaan kota. Menguap kecil setelah menghabiskan waktu untuk berkutat dengan novel-novelnya.
Hammasini ko'rsatish...
β € β €β €β €β €β € #SENJAKALA: Kamera Ajaib 1. Sebuah Pertemuan. β €β €β €β €β €β €β €
Hammasini ko'rsatish...
Boshqa reja tanlang

Joriy rejangiz faqat 5 ta kanal uchun analitika imkoniyatini beradi. Ko'proq olish uchun, iltimos, boshqa reja tanlang.