Sudah tidak ada lagi kelompok Salafi Jihadi di Indonesia...
Meski ada ratusan hingga ribuan kitab, risalah, dan artikel ulama dan masyaikh tayyar Salafi Jihadi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, ternyata ini masih tidak cukup untuk mempertahankan adanya eksistensi dari tayyar Salafi Jihadi.
Bahkan penerjemahnya sudah pada taraju'. Ada yang ke pemikiran Ishlahi, ada yang ke Asy'ari, dan ada yang ke Da'isyi. Hampir-hampir tidak tersisa lagi yang masih berada di manhaj ini meski mereka tidak benar-benar mendalami manhaj ini secara kompeten. Ketika mereka diuji sedikit, mereka berubah. Padahal hakikatnya mereka tidak mengenali manhaj Salafi Jihadi, kecuali pada kulitnya saja.
Masalahnya bukan terletak pada ideologi. Ideologi Salafi Jihadi penuh dengan ide-ide cemerlang, seperti konsep persatuan, toleransi, dan bermazhab yang benar-benar mencerminkan Islam Wasathiyyah. Konsep al-Wala' wal Bara' yang diajarkan oleh para ideolog Salafi Jihadi bahwa kaum muslimin yang jauh, seperti di Turkistan Timur, Rohingya, dan Somalia, adalah saudara-saudara kita yang wajib kita cintai merupakan hal yang sulit ditemui di tempat lainnya. Namun tidak adanya pembelajaran yang benar-benar serius nampaknya telah membunuh eksistensi ide-ide ini.
Untuk saat ini misalnya...
Minimal, masih ada kah orang yang sudah membaca minimal 10 buku terjemah dari ulama Salafi Jihadi semisal al-Maqdisi, ath-Tharthusi, dan al-Filisthini, dan 10 buku dari masyaikh al-Qa-i-dah semisal al-Libi, azh-Zhawahiri, dan al-Uraidi?
Adakah di antara pembaca tulisan ini yang sudah melakukannya?
Hampir tidak ada, kecuali satu atau dua orang saja. Itu pun hanya dari kalangan penuntut ilmu senior yang memang sudah mahir. Alhasil ratusan hingga ribuan buku, risalah, dan artikel yang diterjemah tak ubahnya seperti tulisan usang di lemari tua yang tidak ada lagi yang menengoknya.
Kita tentu tidak bisa memberikan nama kelompok Takfiri sebagai Salafi Jihadi sedang mereka sendiri telah menamai Salafi Jihadi sebagai berhala "thaghut" di zaman ini. Mereka juga mengafirkan kelompok-kelompok ji-had dan para ulama ji-had. Para ulama ji-hadi semisal Syaikh al-Maqdisi dan Syaikh al-Kittani juga mengatakan bahwa mereka telah keluar dari prinsip-prinsip fundamental Salafi Jihadi. Artinya, penisbatan mereka kepada Salafi Jihadi adalah penisbatan batil yang diingkari oleh kedua belah pihak.
Kesimpulannya jelas... Yang tersisa saat ini bukan tayyar Salafi Jihadi, namun tayyar Takfiri, Da'isyi, dan Salafi Ishlahi dan 'Ilmi (jihadi-nya ngilang).
Memang ada individu-individu tertentu yang mengikuti manhaj ini, namun ide-ide Salafi Jihadi adalah 'amal jama'i (tugas kelompok), maka tidak mungkin melaksanakannya sendiri tanpa adanya bantuan satu sama lain.