(221)
Dakwah Sunnah di Perbatasan
" Di dunia, hanya ada dua kemungkinan. Senang atau susah. Orang beriman, saat senang atau susah, tetap kebaikan yang didapat. Menakjubkan! ", demikian salah satu keterangan yang disampaikan Ustadz Ayip Syafrudin.
Selepas Isya, Senin malam 04 September 2023, di masjid Nurul Jannah Kampung Becce Nunukan Timur, jamaah salat menyimak khusyuk ceramah Ustadz Ayip.
Tertarik, takmir masjid memberikan kesempatan untuk menyampaikan ceramah setelah Subuh, esok harinya.
Nunukan adalah wilayah Kalimantan paling utara Indonesia yang berbatasan dengan Malaysia. Pulau Sebatik terbagi 2; separuh Indonesia separuh Malaysia.
Otomatis, bahasa, budaya, suku, aspek perekonomian, mata uang, selalu beririsan. Posko keamanan dan patok-patok batas dari 2 negara dapat jelas terlihat.
Rumah 2 Negara di Sebatik, contohnya. Kami berombongan masuk dengan tangga karena bentuknya panggung. Ruang tamu berada di wilayah Indonesia, dapur sudah di Malaysia. Sebuah Pos TNI tepat ada di sampingnya.
Esok harinya, kami diberi fasilitas untuk menyeberang ke Tawau, Malaysia. Berangkat pagi, siang langsung kembali.
Subhaanallah!
Sama dengan apa yang dirasakan ketika berkunjung ke tempat-tempat terjauh. Ada rasa syukur dan prihatin yang bercampur satu.
Bersyukur karena kita di Jawa banyak ustadz dan tersebar tempat taklim di mana-mana. Dekat, mudah, dan ramai. Banyak saudara yang setiap saat bisa berjumpa.
Di sini, di perbatasan, mereka berharap dan menanti seorang ustadz yang membimbing, mengajarkan Al Qur'an dan As Sunnah dengan manhaj Salaf.
Prihatin! Dan kita pantas prihatin. Kita, anak-anak, dan adik-adik, sebagiannya, justru bermalas-malasan thalabul ilmi. Katanya jenuh, alasannya bosan.
Allahul musta'an.
Sejak dari Tarakan, kami bersepuluh, mengira hanya ada satu ikhwan Salafy di Nunukan.
Bagaimanapun cara, ikhwan yang hanya satu itu diminta untuk mencari masjid yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan ceramah, walau tujuh menit.
Walhamdulillah takmir masjid Nurul Jannah di Kampung Becce mempersilahkan.
Masya Allah, bukan seorang ternyata. Ada 17 ikhwan yang berkumpul. Mereka datang merantau di Nunukan.
Bukan hanya merantau, sebisanya mereka berdakwah. Tidak dengan ceramah, namun dengan kejujuran dan amanah dalam berdagang. Iya, hampir semua mereka berprofesi sebagai pedagang.
Sungguh, berdakwah di jalan Allah adalah amalan mulia. Allah Ta’ala berfirman:
وَمَنْ اَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّنْ دَعَآ اِلَى اللّٰهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَّقَالَ اِنَّنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
"
Dan adakah yang lebih baik perkataannya dari orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?” QS; Fushilat ayat 33
Oleh sebab itu, syukurilah, wahai Saudaraku. Syukuri majlis ilmu di dekatmu! Syukuri orang berilmu yang tak jauh darimu! Syukuri dengan semangat thalabul ilmi.
Ingat dan sadarilah bahwa ilmu adalah pertanda kebaikan yang Allah kehendaki. Hanya yang terpilih saja lah yang diberi hidayah untuk thalabul ilmi.
Maka, relakah engkau jika secara sadar keluar dan meninggalkan lingkaran terpilih?
Nabi Muhammad ﷺ bersabda :
مَن يُرِدِ اللَّهُ به خَيْرًا يُفَقِّهْهُ في الدِّينِ
"
Siapa saja yang Allah kehendaki kebaikan untuknya, niscaya Allah jadikan ia orang yang pandai dalam agama " HR Bukhari no.71 dan Muslim no.1037 dari sahabat Muawiyah bin Abi Sufyan.
Sungguh, Islam tersebar luas dengan sebab diutusnya para sahabat ke berbagai negeri, hingga lokasi yang paling jauh.
Kita mengenal nama beberapa sahabat yang diutus Nabi Muhammad ﷺ untuk berdakwah; Muadz bin Jabal, Abu Musa Al Asy'ari dan Ali bin Abi Thalib ke Yaman, Amr bin Al Ash ke Oman, Salith bin Amr ke Yamamah, Al ' Alaa bin Al Hadrami ke Bahrain, serta masih banyak yang lain.
Jangan lewatkan juga para sahabat yang ditugaskan menyampaikan surat kepada para raja berisi ajakan masuk Islam!
Itu semua, semoga menyadarkan kita, bahwa thalabul ilmi dan berdakwah adalah amalan mulia. Jangan tinggalkan!
Nunukan, 05 September 2023
t.me/anakmudadansalaf