Adakah yang semakin kesini, merasa kemampuan berfikirnya melambat, Kira-kira apa sebabnya?
Khususnya untuk para wanita yang sudah tidak lagi bergelut dengan dunia pendidikan formal, atau sudah jarang membuka buku dan menyimak pelajaran.
Dan bagaimana cara mengembalikan kekuatan berfikir dan mengasah otak, tanpa membuang waktu dari hal yang tidak bermanfaat?
Apakah dengan belajar Matematika, Fisika dan Kimia?
Atau dengan bermain game dan mengisi TTS seperti kata sebagain orang?
Alhamdulillah, atas nikmat agama Islam dan hidayah yang mulia ini. Dunia pun mengakui bahwa zaman dahulu Islam berisi cendikiawan dan para ilmuan yang luar biasa. Namun semakin kesini semakin terpuruk bahkan seolah seperti dijajah oleh kebodohan,,
Ya, diantara sebabnya adalah karena jauhnya kaum muslimin dari bahasa Arab.
Kenapa? Simak perkataan Umar bin Khattab radhilallahu'anhu berikut;
تَعَلَّمُوا الْعَرَبِيَّةَ فَإِنَّهَا تُنْبِتُ الْعَقْلَ وَتَزِيدُ فِي الْمُرُوءَةِ
“Pelajarilah bahasa Arab, karena sesungguhnya bahasa Arab itu dapat mengokohkan akal dan menambah kehormatan.”
Bahkan, seorang ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah yang jenius, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
rahimahullah menyatakan,
اعلم أنّ اعتياد اللغة يؤثر في العقلِ والخلقِ والدينِ تأثيراً قويّاً بيّناً ، ويؤثر أيضاً في مشابهةِ صدرِ هذه الأمّةِ من الصحابةِ والتابعين،
ومشابهتهم تزيد العقلَ والدينَ والخلقَ.
“Ketahuilah bahwa perhatian terhadap bahasa Arab akan berpengaruh sekali terhadap kekuatan akal, akhlak (moral), agama (seseorang) dengan pengaruh yang sangat kuat lagi nyata. Demikian juga akan mempunyai efek positif berupa mendorong upaya meneladani generasi awal umat ini dari kalangan sahabat, tabi’in dan meniru mereka. Sedangkan meniru mereka akan meningkatkan kekuatan akal, agama, dan akhlak” (Iqtidha Shiratil Mustaqim, hlm. 527)
Bayangkan, karena besarnya perhatian mereka (para salaf) terhadap bahasa Arab, mereka sampai menghukum anak-anak mereka jika ada kesalahan dalam berbahasa.
Dikutip dari kitab Majmu’ Al-Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, beliau menegaskan,
وكان السلف يؤدّبون أولادهم على اللحن، فنحن مأمورون أمرَ إيجابٍ أو أمرَ استحبابٍ أن نحفظ القانون العربي، ونُصلح الألسن المائلة عنه، فيحفظ لنا طريقة فهم الكتاب والسنّة، والاقتداء بالعرب
في خطابها، فلو تُرك الناس على لحنهم كان نقصاً وعيباً
“Kebiasaan Salaf dahulu menghukum anak-anak mereka karena kesalahan pengucapan bahasa Arab, jadi kita diperintahkan -dengan jenis perintah wajib atau sunnah- untuk menjaga kaidah-kaidah bahasa Arab (Al-Qanun Al-‘Arabi), dan membenarkan pengucapan bahasa Arab yang menyimpang darinya, sehingga terjaga metode memahami Al-Qur`an dan As-Sunnah, dan mengikuti bangsa Arab dalam berkomunikasi dalam bahasa Arab, karena seandainya dibiarkan manusia salah dalam berbahasa Arab, tentunya hal ini merupakan kekurangan dan aib” (Majmu’ Al-Fatawa: 32/252).
Bagaimana akhwaty?
InsyaAllah sudah bersemangat lagi belajar bahasa Arab?
📌 InsyaAllah akan ada Muhadhoroh terkait Keistimewaan Bahasa Arab di Tawbah Institute bersama Mudir Tawbah yaitu Syaikh Abdelrahman Hassan Al Mishry Hafidzahullah.
📌 18 Juli 2024
🕰 Kamis 19.30 WIB
📍 Via Live Streaming Telegram
🎙
Muhadharah dengan bahasa Arab-Indonesia
⏰ Ditunggu kehadirannya, Pasang alarmnya ya! ⏰
https://t.me/tawbah_islamicedu