cookie

Sizning foydalanuvchi tajribangizni yaxshilash uchun cookie-lardan foydalanamiz. Barchasini qabul qiling», bosing, cookie-lardan foydalanilishiga rozilik bildirishingiz talab qilinadi.

avatar

Syarh Al-Qawa'idil Arba'

KHUSUS AKHAWAT (WANITA). Penasihat: Al-Ustadz Usamah bin Faishal Mahri, Lc hafizhahullah Pembimbing: Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah

Ko'proq ko'rsatish
Mamlakat belgilanmaganTil belgilanmaganToif belgilanmagan
Reklama postlari
2 813
Obunachilar
Ma'lumot yo'q24 soatlar
Ma'lumot yo'q7 kunlar
Ma'lumot yo'q30 kunlar

Ma'lumot yuklanmoqda...

Obunachilar o'sish tezligi

Ma'lumot yuklanmoqda...

http://t.me/NAtauhid Pertemuan 10 KAJIAN TAUHID Dari kitab: Syarh Al-Qawa'idil Arba' (Syarh Kaidah yang Empat) Penulis : Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab رحمه الله تعالى Syarah/Penjelasan oleh: Asy-Syaikh Shalih bin Abdul Aziz bin Muhammad Alu Asy-Syaikh بسم الله الرحمن الرحيم الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد Hakikat Millah Ibrahim adalah hakikat makna Laa ilaaha illallah (لا إله إلا الله), sebagaimana firman Allah jalla wa 'ala dalam Surah Az-Zukhruf: { وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَ ٰ⁠هِیمُ لِأَبِیهِ وَقَوۡمِهِۦۤ إِنَّنِی بَرَاۤءࣱ مِّمَّا تَعۡبُدُونَ. إِلَّا ٱلَّذِی فَطَرَنِی فَإِنَّهُۥ سَیَهۡدِینِ. وَجَعَلَهَا كَلِمَةَۢ بَاقِیَةࣰ فِی عَقِبِهِۦ لَعَلَّهُمۡ یَرۡجِعُونَ } [سُورَةُ الزُّخۡرُفِ: ٢٦-٢٨] Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya dan kaumnya, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu sembah, kecuali (kamu menyembah) Allah yang menciptakanku; karena sungguh, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” Dan (Ibrahim) menjadikan (kalimat tauhid) itu kalimat yang kekal pada keturunannya agar mereka kembali (kepada kalimat tauhid itu)." QS. Az-Zukhruf: 26-28 Kalimat ini semakna dengan kalimat لا إله إلا الله, yakni kalimat, وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوۡمِهِۦٓ إِنَّنِي بَرَآءٞ مِّمَّا تَعۡبُدُونَ. إِلَّا ٱلَّذِي فَطَرَنِي Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya dan kaumnya, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu sembah, kecuali (kamu menyembah) Allah yang menciptakanku." Ini adalah kalimat tauhid. Kalimat: إِنَّنِي بَرَآءٞ مِّمَّا تَعۡبُدُونَ “Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu sembah." Ini adalah kalimat 'nafi' yakni 'meniadakan' yang ada dalam kalimat tauhid, yakni sama dengan kalimat, لا إله (Tidak ada sesembahan yang Haq), maknanya sama dengan: إِنَّنِی بَرَاۤءࣱ مِّمَّا تَعۡبُدُونَ "Sesungguhnya aku berlepas diri (baro') dari apa yang kalian sembah. Adapun kalimat إلا الله Yakni sama dengan kalimat: إِلَّا ٱلَّذِی فَطَرَنِی Maka tafsir paling agung untuk kalimat tauhid, adalah ayat ini, dimana Ibrahim alaihissalam berkata, إِنَّنِی بَرَاۤءࣱ مِّمَّا تَعۡبُدُونَ. إِلَّا ٱلَّذِی فَطَرَنِی "Aku baro' (berlepas diri) dari apa yang kalian ibadahi, kecuali (kalian beribadah) kepada Allah yang telah menciptakannku." Oleh karena itu para ulama berkata, 'Sesungguhnya kalimat tauhid: لا إله إلا الله Mengandung: - Nafi (meniadakan) dan - itsbat (menetapkan). Nafi yaitu= meniadakan dan berlepas diri dari yang diibadahi selain Allah jalla wa 'ala, dan dari semua ibadah selain Allah jalla wa 'ala, karena semua ibadah selain Allah jalla wa 'ala adalah batil. Itsbat yaitu menetapkan ibadah hanya untuk allah jalla wa 'ala satu-satunya, yakni menempatkan ibadah yang haq (benar) kepada yang berhak diibadahi satu-satunya, yaitu Allah jalla jalaluhu. Inilah Millah Ibrahim, dan inilah Al-Hanifiyyah. Bersambung Insya Allah •••━════━••• Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Kamis, 30 Rajab 1443 H / 3 Februari 2022. __ Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan melalui admin grup masing-masing. Barakallahu fikunna #NATauhid2 #NAT10 ==================== Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars Kitab Syarh Al-Qawa'idil Arba' yang telah berlalu, silakan mengunjungi: Channel Telegram • http://t.me/NAtauhidhttp://t.me/nisaaassunnah Website • http://www.nisaa-assunnah.com/p/natauhid.htmlhttp://www.nisaa-assunnah.com Nisaa` As-Sunnah
Hammasini ko'rsatish...
http://t.me/NAtauhid Pertemuan 9 KAJIAN TAUHID Dari kitab: Syarh Al-Qawa'idil Arba' (Syarh Kaidah yang Empat) Penulis : Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab رحمه الله تعالى Syarah/Penjelasan oleh: Asy-Syaikh Shalih bin Abdul Aziz bin Muhammad Alu Asy-Syaikh بسم الله الرحمن الرحيم الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد MATAN/ISI KITAB AL-QAWAIDUL ARBA' واعلم أرشدك الله لطاعته : أن الحنيفية ملة إبراهبم، أن تعبد الله وحده مخلصا له الدين، كما قال تعالى : { وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُون} Artinya: "Dan ketahuilah, -semoga Allah membimbingmu untuk menaati-Nya- bahwa Al-Hanifiyyah adalah agamanya Ibrahim, yaitu engkau beribadah kepada Allah satu-satunya dan mengikhlaskan agama hanya untuk-Nya, sebagaimana firman Allah Ta'ala, "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah hanya kepada-Ku." QS. Adz-Dzariyat: 56 SYARH/PENJELASAN: Ini adalah muqaddimah empat qaidah ini, yang pertama adalah bahwa 'hanifiyyah' adalah Millah (agama) Ibrahim alaihissalam, dan Allah jalla wa'ala telah menjadikan Ibrahim seorang yang 'hanif', yakni orang yang menjauhi syirik dan mendekat pada tauhid yang murni. Hanifiyyah adalah agama yang menjauh dari segala kebatilan dan menuju kepada Al-Haq, ia adalah agama bapak kita Ibrahim alaihissalam, sebagaimana firman Allah ta'ala, مَا كَانَ إِبۡرَٰهِيمُ يَهُودِيّٗا وَلَا نَصۡرَانِيّٗا وَلَٰكِن كَانَ حَنِيفٗا مُّسۡلِمٗا. "Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang Hanif/ lurus dan seorang Muslim." QS. Ali-Imran: 67 Allah jalla wa'ala juga berfirman, إِنَّ إِبۡرَ ٰ⁠هِیمَ كَانَ أُمَّةࣰ قَانِتࣰا لِّلَّهِ حَنِیفࣰا وَلَمۡ یَكُ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِینَ. شَاكِرࣰا لِّأَنۡعُمِهِۚ ٱجۡتَبَىٰهُ وَهَدَىٰهُ إِلَىٰ صِرَ ٰ⁠طࣲ مُّسۡتَقِیمࣲ. "Sungguh, Ibrahim adalah seorang imam (yang dapat dijadikan teladan), patuh kepada Allah dan hānīf. Dan dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang mempersekutukan Allah). Dia mensyukuri nikmat-nikmat-Nya. Allah telah memilihnya dan menunjukinya ke jalan yang lurus." QS. An-Nahl: 120-121 •••━════━••• Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Kamis, 10 Jumadil Akhir 1443 H / 13 Januari 2022. __ Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan melalui admin grup masing-masing. Barakallahu fikunna #NATauhid2 #NAT9 ==================== Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars Kitab Syarh Al-Qawa'idil Arba' yang telah berlalu, silakan mengunjungi: Channel Telegram • http://t.me/NAtauhidhttp://t.me/nisaaassunnah Website • http://www.nisaa-assunnah.com/p/natauhid.htmlhttp://www.nisaa-assunnah.com Nisaa` As-Sunnah
Hammasini ko'rsatish...
http://t.me/NAtauhid Pertemuan 8 KAJIAN TAUHID Dari kitab: Syarh Al-Qawa'idil Arba' (Syarh Kaidah yang Empat) Penulis : Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab رحمه الله تعالى Syarah/Penjelasan oleh: Asy-Syaikh Shalih bin Abdul Aziz bin Muhammad Alu Asy-Syaikh بسم الله الرحمن الرحيم الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد MATAN/ISI KITAB: و إذا أذنب إستغفر "Apabila berdosa, dia beristighfar." SYARH/PENJELASAN: Karena seorang muwahhid (yang bertauhid) pasti terjadi padanya bentuk-bentuk penyelisihan, dan juga terjerumus dalam dosa, bisa jadi dosa kecil maupun dosa besar, dan salahsatu Nama Allah Al-Ghafuur, maka harus nampak makna nama Yang Mulia itu pada makhluk-Nya dan di bawah Kekuasaan-Nya. Oleh karena itu Allah mencintai hamba-Nya yang bertauhid dan ikhlas yang selalu beristighfar, dan seharusnya orang yang bertauhid keadaannya seperti itu. Dan keadaan seorang hamba jika meninggalkan istighfar yang agung ini, maka akan menimpanya sifat kibr (sombong), padahal kesombongan itu menggugurkan banyak amalan, oleh Karena itu Asy-Syaikh mengatakan, "Apabila berdosa, dia beristighfar." dan tiga perkara ini tanda kebahagiaan. Seharusnya setiap orang yang bertauhid selalu dalam keadaan: - bersyukur atas setiap karunia, - sabar atas musibah, dan - istighfar dari segala dosa dan maksiat. Semakin besar pengenalan/ma'rifat seorang hamba kepada Rabbnya, maka semakin besar pula pengamalan tiga perkara tersebut. Dan semakin besar tauhid dalam hati seseorang, maka semakin besar pula realisasi ketiga perkara tersebut, sehingga dia memahami bahwa tidak ada selain Allah jalla wa 'ala yang berhak untuk diibadahi, dan jika dia lalai dan khilaf, maka istighfarnya tidak seperti orang yang tidak memahami ucapan istighfarnya. Oleh karena itulah Rasulullah صلى الله عليه وسلم istighfar (mohon ampun) kepada Allah lebih dari seratus kali dalam sehari semalam, dan dalam riwayat yang shahih, bahwa beliau beristighfar dalam satu majelis 70 kali. Seorang muwahhid sangat dikhawatirkan tertipu pada dirinya, yakni bahwa dia merasa sebagai orang yang bertauhid atau merasa benar-benar telah mengikuti ajaran salaf, atau merasa telah berilmu tentang tauhid, sementara Allah Maha Mengetahui bahwa tidak ada di dalam hatinya sifat tunduk dan merendah di hadapan Allah, padahal itu merupakan sebab diterimanya wasilah bertauhid kepada Allah jalla wa 'ala, sementara perkara Allah lebih Agung dari itu, dimana Allah meminta hanya sedikit dari hamba-hamba-Nya, karena itulah ilmu tentang tauhid ini sangat penting, dan sebaliknya betapa jeleknya syirik dan semua wasilah yang mengantarkan pada kesyirikan. •••━════━••• Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Kamis, 18 Jumadil Awwal 1443 H / 23 Desember 2021. ______ Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan melalui admin grup masing-masing. Barakallahu fikunna #NATauhid2 #NAT8 ==================== Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars Kitab Syarh Al-Qawa'idil Arba' yang telah berlalu, silakan mengunjungi: Channel Telegram • http://t.me/NAtauhidhttp://t.me/nisaaassunnah Website • http://www.nisaa-assunnah.com/p/natauhid.htmlhttp://www.nisaa-assunnah.com Nisaa` As-Sunnah
Hammasini ko'rsatish...
http://t.me/NAtauhid Pertemuan 7 KAJIAN TAUHID Dari kitab: Syarh Al-Qawa'idil Arba' (Syarh Kaidah yang Empat) Penulis : Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab رحمه الله تعالى Syarah/Penjelasan oleh: Asy-Syaikh Shalih bin Abdul Aziz bin Muhammad Alu Asy-Syaikh بسم الله الرحمن الرحيم الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah ketika menyebutkan tentang: - Bersyukur atas karunia Allah, - bersabar atas musibah, dan - Istighfar mohon ampun kepada Allah dari segala dosa, Seolah-olah beliau melihat keadaan orang yang bertauhid, dan beliau menyampaikan apa yang seharusnya selalu ada pada mereka, yakni: - Seorang muwahhid telah dikaruniai banyak kenikmatan yang tidak terhitung, yakni bahwa dia berada di atas Islam yang benar, berada di atas tauhid yang murni yang Allah janjikan untuk mereka kebahagiaan dunia dan akhirat. - Dan seorang muwahhid juga pasti mendapati ujian dan musibah, maka beliau mohon kepada Allah agar jika diuji dia bersabar. Ujian ini bisa berupa perkataan dan celaan yang dituduhkan kepada mereka, terkadang ujian pada tubuhnya (berupa pukulan fisik dan kekerasan, pen), dan terkadang ujian pada hartanya, dan lain sebagainya. (Selesai syarh) MATAN/ ISI KITAB: وإذا أذنب استغفر. فإن هؤلاء الثلاث عنوان السعادة. "Dan apabila berdosa, dia istighfar (mohon ampun). Maka ketiga perkara tersebut merupakan tanda kebahagiaan." SYARH/PENJELASAN: •••━════━••• Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Kamis, 7 Rabi'ul Awwal 1443 H / 14 Oktober 2021. ______ Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan melalui admin grup masing-masing. Barakallahu fikunna #NATauhid2 #NAT7 ==================== Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars Kitab Syarh Al-Qawa'idil Arba' yang telah berlalu, silakan mengunjungi: Channel Telegram • http://t.me/NAtauhidhttp://t.me/nisaaassunnah Website • http://www.nisaa-assunnah.com/p/natauhid.htmlhttp://www.nisaa-assunnah.com Nisaa` As-Sunnah
Hammasini ko'rsatish...
http://t.me/NAtauhid Pertemuan 6 KAJIAN TAUHID Dari kitab: Syarh Al-Qawa'idil Arba' (Syarh Kaidah yang Empat) Penulis : Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab رحمه الله تعالى Syarah/Penjelasan oleh: Asy-Syaikh Shalih bin Abdul Aziz bin Muhammad Alu Asy-Syaikh بسم الله الرحمن الرحيم الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد PERBEDAAN ANTARA SYUKUR DAN AL-HAMDU/ PUJIAN - Bersyukur itu karena menerima kenikmatan. - Al-hamdu/memuji itu karena menerima kenikmatan atau bahkan sebaliknya. - Bersyukur itu bisa dengan lisan maupun amal perbuatan. - Memuji itu hanya dengan lisan tanpa amal perbuatan. Perbedaan antara keduanya ma'ruf telah diketahui oleh para ulama. Dan yang seharusnya diperhatikan adalah bahwa seorang hamba jika diberi sesuatu, hendaklah bersyukur kepada Allah jalla wa'ala, bersyukur atas pemberian suatu kenikmatan seperti yang telah disebutkan bisa dilakukan dengan lisan maupun amal perbuatan. Bersyukur dengan lisan, yakni menisbahkan pemberian tersebut kepada Dzat yang telah memberikannya, lalu menyanjung-Nya, dan tidak memalingkan kepada selain-Nya, sebagaimana firman Allah ta'ala, وَمَا بِكُم مِّن نِّعۡمَةٖ فَمِنَ ٱللَّهِۖ "Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah." QS. An-Nahl: 53 Allah ta'ala juga berfirman, يَعۡرِفُونَ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ ثُمَّ يُنكِرُونَهَا "Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya." QS. An-Nahl: 83 Bersyukur bisa juga dengan amal perbuatan, yakni bersyukur mempergunakan kenikmatan dengan amal yang dicintai oleh yang memberi kenikmatan tersebut, dan ini termasuk amal ibadah yang dicintai oleh Allah, bahkan ibadah yang paling dicintai oleh Allah adalah seorang hamba yang selalu bersyukur, dan sedikit sekali jumlah mereka, sebagaimana firman Allah ta'ala, وَقَلِيلٞ مِّنۡ عِبَادِيَ ٱلشَّكُورُ "Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur." QS. Saba': 13 Allah ta'ala berfirman, ذُرِّيَّةَ مَنۡ حَمَلۡنَا مَعَ نُوحٍۚ إِنَّهُۥ كَانَ عَبۡدٗا شَكُورٗا "(Wahai) keturunan orang yang Kami bawa bersama Nuh. Sesungguhnya dia (Nuh) adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.” QS. Al-Isra': 3 Yakni, wahai keturunan yang Kami bawa bersama Nuh, sesungguhnya dia (Nuh) adalah hamba Allah yang banyak bersyukur. Nabi Nuh adalah hamba yang banyak bersyukur kepada Allah jalla wa'ala, ulama ahli tafsir berkata, 'Nabi Nuh alaihissallam ketika makan maka bersyukur kepada Allah atas makanan tersebut, jika minum, maka bersyukur kepada Allah atas minuman tersebut, jika berpakaian, maka bersyukur kepada Allah atas pakaian tersebut, yakni, merasa yakin tidak memiliki daya dan upaya untuk mendatangkan segala kenikmatan sendiri tanpa kehendak dari Allah, dan mengetahui bahwa segala kenikmatan datangnya dari Allah jalla wa'ala. Maka masalah syukur ini erat kaitannya dengan tauhid. Bersambung insya Allah •••━════━••• Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Kamis, 18 Sya'ban 1442 H / 1 April 2021. ______ Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan melalui admin grup masing-masing. Barakallahu fikunna #NATauhid2 #NAT6 ==================== Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars Kitab Syarh Al-Qawa'idil Arba' yang telah berlalu, silakan mengunjungi: Channel Telegram • http://t.me/NAtauhidhttp://t.me/nisaaassunnah Website • http://www.nisaa-assunnah.com/p/natauhid.htmlhttp://www.nisaa-assunnah.com Nisaa` As-Sunnah
Hammasini ko'rsatish...
http://t.me/NAtauhid Pertemuan 5 KAJIAN TAUHID Dari kitab: Syarh Al-Qawa'idil Arba' (Syarh Kaidah yang Empat) Penulis : Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab رحمه الله تعالى Syarah/Penjelasan oleh: Asy-Syaikh Shalih bin Abdul Aziz bin Muhammad Alu Asy-Syaikh بسم الله الرحمن الرحيم الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد Rahmat atau kasih sayang itu tetap ada meskipun dalam pelaksanaan hukuman had dalam Islam ditegakkan karena rahmat/kasih sayang bukan karena dendam, hal itu dilakukan agar orang yang berhak dihukum tersebut tidak terus menerus dijerumuskan iblis dan setan (agar dia jera dan tidak mengulangi lagi. Pen.). (Perlakukanlah dia) seperti salah seorang yang kamu cintai ketika menjadi tawanan dan dia berada di tangan para musuh (yakni maksudnya, seperti orang yang menjadi tawanan hawa nafsunya dan dia dikuasai oleh setan sebagai musuhnya, orang seperti ini dihukum karena rahmat, agar dia tidak mengulangi perbuatan dosanya, bukan dihukum karena dendam. Selesai keterangan penerjemah). - Maka mukaddimah yang berisi doa dari Al-Imam rahimahullah mengandung makna kasih sayang, di antara doa beliau adalah: - Beliau mohon kepada Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi agar menjadikan kita termasuk orang-orang yang apabila diberi pandai bersyukur. - Apabila diuji, bersabar - dan apabila berdosa, beristighfar. Dan ketiganya merupakan tanda-tanda kebahagiaan. Apabila diberi, bersyukur (penjelasannya): Karena pemberian itu dari Allah jalla wa'ala sebagai kenikmatan, dan Allah jalla wa'ala mencintai hamba-hamba-Nya yang pandai bersyukur. Syukur itu bisa diungkapkan dengan: 1. Lisanul maqal (mengucapkan dengan lisan) 2. Amal perbuatan. Ad.1) Bersyukur dengan lisan: Allah ta'ala berfirman, أَنِ ٱشۡكُرۡ لِی وَلِوَ ٰ⁠لِدَیۡكَ [سورة لقمان 14] "Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu." QS. Lukman: 14 Ad. 2). Bersyukur dengan amal: Dalilnya firman Allah ta'ala: ٱعۡمَلُوٓاْ ءَالَ دَاوُۥدَ شُكۡرٗاۚ. "Beramallah (bekerjalah) wahai keluarga Dawud untuk bersyukur (kepada Allah)." QS. Saba': 13 Firman Allah ta'ala: وَٱشۡكُرُواْ لِي وَلَا تَكۡفُرُونِ "Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu kufur (ingkar) kepada-Ku." QS. Al-Baqarah: 152 Ini bersyukur dengan ucapan juga dengan amal. إفترق الشكر عن الحمد Ada perbedaan antara bersyukur dengan memuji (Al-Hamdu): Bersambung insya Allah •••━════━••• Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Kamis, 11 Sya'ban 1442 H / 25 Maret 2021. __ Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan melalui admin grup masing-masing. Barakallahu fikunna #NATauhid2 #NAT5 ==================== Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars Kitab Syarh Al-Qawa'idil Arba' yang telah berlalu, silakan mengunjungi: Channel Telegram • http://t.me/NAtauhidhttp://t.me/nisaaassunnah Website • http://www.nisaa-assunnah.com/p/natauhid.htmlhttp://www.nisaa-assunnah.com Nisaa` As-Sunnah
Hammasini ko'rsatish...
http://t.me/NAtauhid Pertemuan 4 KAJIAN TAUHID Dari kitab: Syarh Al-Qawa'idil Arba' (Syarh Kaidah yang Empat) Penulis : Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab رحمه الله تعالى Syarah/Penjelasan oleh: Asy-Syaikh Shalih bin Abdul Aziz bin Muhammad Alu Asy-Syaikh بسم الله الرحمن الرحيم الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد Imam dakwah ini (Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab) rahimahullah, sebagaimana kebiasaan beliau dalam banyak karya tulisnya, beliau mengawali tulisannya dengan doa untuk orang yang membaca kitab beliau, dan untuk orang yang dituju oleh beliau. Hal ini sebagaimana diketahui menjadi isyarat bahwa pondasi dasar ilmu dan dasar dakwah yang penuh rahmat ini adalah rasa kasih dan sayang antara guru dan murid, antara da'i dan mad'u, karena rasa kasih sayang ini menyebabkan hubungan yang erat. Allah jalla wa 'ala berfirman, فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ "Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) bersikap lemah lembut terhadap mereka." Surah Ali 'Imran, ayat 159 Yakni, maka dengan rahmat dari Allah, engkau bisa lemah lembut terhadap mereka. Huruf 'ma' (ما) dalam ayat ini merupakan kata penghubung (Shilah) untuk penekanan kalimat, huruf semacam ini dinamakan 'az-zaidah' (tambahan) untuk menambah penekanan kalimat atau mempertegas maknanya, maka ayat: فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ "Maka dengan berkat rahmat dari Allah, engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka." Surah Ali Imran: 159 Sehingga bermakna: فَبِرَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ "Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) bersikap lemah lembut terhadap mereka." Maka doa ini adalah hasil dari adanya rahmat. Dan seharusnya seorang guru dan seorang da'i melakukan hal seperti ini, seorang yang melakukan amar ma'ruf dan nahi mungkar harus memiliki rahmat, kasih sayang terhadap makhluk, sebagaimana Allah jalla wa 'ala menyifati Nabi-Nya صلى الله عليه وسلم dalam firman-Nya, وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةٗ لِّلۡعَٰلَمِينَ "Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam." Surah Al-Anbiya', ayat 107 Dan firman-Nya, لَقَدۡ جَآءَكُمۡ رَسُولٞ مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ عَزِيزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيصٌ عَلَيۡكُم بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَءُوفٞ رَّحِيمٞ "Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman." Surah At-Taubah, Ayat 128 Ibnul Qayyim rahimahullah menyifati seorang da'i yang mengajak pelaku maksiat dan orang yang lari dari al-haq untuk kembali kepada Allah, dia berkata (dalam bait syairnya). واجعل لقلبك مقلتين كلاهما - من خشية الرحمان باكيتان - لو شاء ربك كنت أيضا مثلهم - فالقلب بين أصابع الرحمان. - Jadikan dalam hatimu dua sumber mata air, - yang keduanya menangis karena takut kepada Ar-Rahman. - Seandainya Rabbmu menghendaki engkau pun sama seperti mereka (pelaku maksiat), - karena setiap qalbu ada diantara Jari Jemari Ar-Rahman. Bersambung insya Allah •••━════━••• Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Kamis, 8 Jumadil Akhir 1442 H / 21 Januari 2021. ______ Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan melalui admin grup masing-masing. Barakallahu fikunna #NATauhid2 #NAT4 ==================== Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars Kitab Syarh Al-Qawa'idil Arba' yang telah berlalu, silakan mengunjungi: Channel Telegram • http://t.me/NAtauhidhttp://t.me/nisaaassunnah Website • http://www.nisaa-assunnah.com/p/natauhid.htmlhttp://www.nisaa-assunnah.com Nisaa` As-Sunnah
Hammasini ko'rsatish...
http://t.me/NAtauhid Pertemuan 3 KAJIAN TAUHID Dari kitab: Syarh Al-Qawa'idil Arba' (Syarh Kaidah yang Empat) Penulis : Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab رحمه الله تعالى Syarah/Penjelasan oleh: Asy-Syaikh Shalih bin Abdul Aziz bin Muhammad Alu Asy-Syaikh بسم الله الرحمن الرحيم الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد بسم الله الرحمن الرحيم MATAN/ISI KITAB: ((أسأل الله الكريم رب العرش العظيم أن يتولاك في الدنيا والآخرة، وأن يجعلك مباركا أينما كنت، وأن يجعلك ممن إذا أعطي شكر، وإذا بتلي صبر، وإذا أذنب استغفر، فإن هؤلاء الثلاث عنوان السعادة.)) Artinya: "Aku mohon kepada Allah Yang Maha Mulia Rabb Arsy yang agung, agar Dia menolongmu di dunia dan akhirat, dan agar Dia menjadikan kamu diberkahi di manapun kamu berada, dan agar Dia menjadikan kamu termasuk golongan orang yang apabila diberi pandai bersyukur, apabila diberi ujian dapat bersabar, dan apabila berdosa cepat istighfar (mohon ampunan), karena sesungguhnya tiga perkara itu adalah tanda kebahagiaan." SYARH/PENJELASAN: بسم الله الرحمن الرحيم. الحمد لله رب العالمين. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبد الله ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم تسليما كثيرا إلى يوم الدين. Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Dan saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah Yang Esa tidak ada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya semoga shalawat dan salam Allah diberikan kepada beliau, keluarganya, dan para sahabatnya, dengan keselamatan yang berlimpah sampai hari pembalasan. Sesungguhnya karya yang ringkas ini, yakni kitab 'Al-Qawa'idul Arba' merupakan hasil karya yang penting, dari penjelasan Imam dakwah (salaf) rahimahullah ta'ala, kita katakan penting dengan cara mengenali lawan dari empat qaidah ini (yakni memahami syirik yang merupakan lawan dari tauhid), dan bahwa Islam tegak dengan empat qaidah ini, atau jika tanpa memahami empat qaidah ini maka akan terjadi kesalahan besar dalam memahami keadaan orang-orang musyrik, dan keadaan orang-orang yang bertauhid, karena cobaan (ujian dan bala bencana) menimpa ahli tauhid juga menimpa ahlu syirik. Dan sesungguhnya Allah azza wajalla telah menjelaskan dalam Al-Qur'an apa yang wajib dari hak Allah berupa mentauhidkan-Nya, dan sebaliknya juga menjelaskan tentang syirik (menyekutukan-Nya) dengan penjelasan yang sangat jelas. Qawaidul Arba' (empat qaidah) ini diambil dari dalil-dalil Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan dari kondisi bangsa Arab dahulu, sebagaimana nanti akan dijelaskan. Maka ini adalah qaidah yang agung yang dapat melindungi orang yang mempelajarinya dan memahami maknanya, dari keraguan dalam menghukumi orang musyrik, sebagaimana pula mengajarkan kepadanya tentang kewajiban ikhlas kepada Allah jalla wa'ala. Imam dakwah (salaf) ini rahimahullah, sebagaimana kebiasaannya dalam banyak karya tulisnya... Bersambung insya Allah •••━════━••• Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Kamis, 23 Jumadil Awwal 1442 H / 7 Januari 2021. ______ Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan melalui admin grup masing-masing. Barakallahu fikunna #NATauhid2 #NAT3 ==================== Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars Kitab Syarh Al-Qawa'idil Arba' yang telah berlalu, silakan mengunjungi: Channel Telegram • http://t.me/NAtauhidhttp://t.me/nisaaassunnah Website • http://www.nisaa-assunnah.com/p/natauhid.htmlhttp://www.nisaa-assunnah.com Nisaa` As-Sunnah
Hammasini ko'rsatish...
http://t.me/NAtauhid Pertemuan 3 KAJIAN TAUHID Dari kitab: Syarh Al-Qawa'idil Arba' (Syarh Kaidah yang Empat) Penulis : Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab رحمه الله تعالى Syarah/Penjelasan oleh: Asy-Syaikh Shalih bin Abdul Aziz bin Muhammad Alu Asy-Syaikh بسم الله الرحمن الرحيم الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد بسم الله الرحمن الرحيم MATAN/ISI KITAB: ((أسأل الله الكريم رب العرش العظيم أن يتولاك في الدنيا والآخرة، وأن يجعلك مباركا أينما كنت، وأن يجعلك ممن إذا أعطي شكر، وإذا بتلي صبر، وإذا أذنب استغفر، فإن هؤلاء الثلاث عنوان السعادة.)) Artinya: "Aku mohon kepada Allah Yang Maha Mulia Rabb Arsy yang agung, agar Dia menolongmu di dunia dan akhirat, dan agar Dia menjadikan kamu diberkahi di manapun kamu berada, dan agar Dia menjadikan kamu termasuk golongan orang yang apabila diberi pandai bersyukur, apabila diberi ujian dapat bersabar, dan apabila berdosa cepat istighfar (mohon ampunan), karena sesungguhnya tiga perkara itu adalah tanda kebahagiaan." SYARH/PENJELASAN: بسم الله الرحمن الرحيم. الحمد لله رب العالمين. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبد الله ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم تسليما كثيرا إلى يوم الدين. Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Dan saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah Yang Esa tidak ada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya semoga shalawat dan salam Allah diberikan kepada beliau, keluarganya, dan para sahabatnya, dengan keselamatan yang berlimpah sampai hari pembalasan. Sesungguhnya karya yang ringkas ini, yakni kitab 'Al-Qawa'idul Arba' merupakan hasil karya yang penting, dari penjelasan Imam dakwah (salaf) rahimahullah ta'ala, kita katakan penting dengan cara mengenali lawan dari empat qaidah ini (yakni memahami syirik yang merupakan lawan dari tauhid), dan bahwa Islam tegak dengan empat qaidah ini, atau jika tanpa memahami empat qaidah ini maka akan terjadi kesalahan besar dalam memahami keadaan orang-orang musyrik, dan keadaan orang-orang yang bertauhid, karena cobaan (ujian dan bala bencana) menimpa ahli tauhid juga menimpa ahlu syirik. Dan sesungguhnya Allah azza wajalla telah menjelaskan dalam Al-Qur'an apa yang wajib dari hak Allah berupa mentauhidkan-Nya, dan sebaliknya juga menjelaskan tentang syirik (menyekutukan-Nya) dengan penjelasan yang sangat jelas. Qawaidul Arba' (empat qaidah) ini diambil dari dalil-dalil Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan dari kondisi bangsa Arab dahulu, sebagaimana nanti akan dijelaskan. Maka ini adalah qaidah yang agung yang dapat melindungi orang yang mempelajarinya dan memahami maknanya, dari keraguan dalam menghukumi orang musyrik, sebagaimana pula mengajarkan kepadanya tentang kewajiban ikhlas kepada Allah jalla wa'ala. Imam dakwah (salaf) ini rahimahullah, sebagaimana kebiasaannya dalam banyak karya tulisnya... Bersambung insya Allah •••━════━••• Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Kamis, 23 Jumadil Awwal 1442 H / 7 Januari 2021. ______ Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan melalui admin grup masing-masing. Barakallahu fikunna #NATauhid2 #NAT3 ==================== 📡 Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars Kitab Syarh Al-Qawa'idil Arba' yang telah berlalu, silakan mengunjungi: Channel Telegram • http://t.me/NAtauhidhttp://t.me/nisaaassunnah Website • http://www.nisaa-assunnah.com/p/natauhid.htmlhttp://www.nisaa-assunnah.com Nisaa` As-Sunnah
Hammasini ko'rsatish...
http://t.me/NAtauhid Pertemuan 2 KAJIAN TAUHID Dari kitab: Syarh Al-Qawa'idil Arba' (Syarh Kaidah yang Empat) Penulis : Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab رحمه الله تعالى Syarah/Penjelasan oleh: Asy-Syaikh Shalih bin Abdul Aziz bin Muhammad Alu Asy-Syaikh بسم الله الرحمن الرحيم الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد BIOGRAFI SINGKAT ASY-SYAIKH SHALIH BIN ABDUL AZIZ ALU ASY-SYAIKH (Biografi penulis syarh kitab Al-Qawaidul Arba') Beliau adalah Mentri urusan Islam, wakaf, dakwah, dan bimbingan. (Di Indonesia sama seperti Mentri Agama). NASAB KETURUNAN BELIAU Beliau bernama Shalih bin Abdul Aziz bin Muhammad bin Ibrahim bin Abdul Lathif bin Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahumullah (semoga Allah merahmati mereka) semua, dan nasab beliau kembali pada kabilah Bani Tamim yang masyhur. (Beliau adalah cucu buyut dari Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahullah, dan perlu diperhatikan bahwa setiap keturunan beliau selalu ditambahkan di belakang namanya dengan kalimat Alu Asy-Syaikh yang artinya keluarga Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah. Keterangan penerjemah) Beliau tumbuh dewasa dalam keluarga yang sarat dengan ilmu dan agama, dan kami tidak mensucikan seorang pun di atas Allah. KELAHIRAN BELIAU Beliau dilahirkan di kota Ar-Riyadh pada tahun 1378 H PENDIDIKAN BELIAU Beliau tamat SMA di Ar-Riyadh, dan karena semangat beliau حفظه الله untuk belajar, maka beliau masuk jami'ah/universitas Al-Imam Muhammad Ibnu Su'ud Al-Islamiyyah fakultas Ushuluddin jurusan Ulumul Qur'an. Setelah lulus dari bangku kuliah beliau bekerja di bidang pendidikan di jami'ah tersebut sampai tahun 1416 H, ketika itu beliau ditunjuk untuk menjadi wakil Mentri Agama. Dan pada tahun 1420 H turun SK yang menetapkan beliau sebagai Mentri Agama. Beliau menuntut ilmu kepada beberapa ulama, di antaranya: 1. Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz. 2. Bapaknya sendiri, Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Muhammad bin Ibrahim. 3. Asy-Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz bin Aqil. 4. Asy-Syaikh Abdullah bin Ghudayan. 5. Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Mursyid 6. Asy-Syaikh Ahmad Al-Murabith Asy-Syinqiti, dan lain-lain. Beliau juga bersemangat dalam menulis karya ilmiah dan banyak kitab, diantaranya adalah kitab Syarh Al-Qawaidil Arba' yang sedang kita kaji ini. Demikian biografi singkat Asy-Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Asy-Syaikh hafizhahullah. SEMOGA BERMANFAAT •••━════━••• Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Kamis, 9 Jumadil Awwal 1442 H / 24 Desember 2020. ______ Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan melalui admin grup masing-masing. Barakallahu fikunna #NATauhid2 #NAT2 ==================== Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars Kitab Syarh Al-Qawa'idil Arba' yang telah berlalu, silakan mengunjungi: Channel Telegram • http://t.me/NAtauhidhttp://t.me/nisaaassunnah Website • http://www.nisaa-assunnah.com/p/natauhid.htmlhttp://www.nisaa-assunnah.com Nisaa` As-Sunnah
Hammasini ko'rsatish...