Alfawaaid

بسم الله .. 🌸 🔖 Kisah Jamiiilah مَا شَاءَ ٱللَّهُ ; Rahasia Kebahagiaan.. Dua pasang suami istri hidup bertetangga.. Pasangan pertama hidup dalam keruwetan dan cekcok. Berbeda dengan pasangan pertama, pasangan kedua hidup dengan bahagia, saling memahami dalam pengertian.. Di pagi yang cerah, sang istri berkata kepada suaminya: "Cobalah engkau datangi tetangga kita itu. Lihatlah apa yang mereka lakukan sehari-hari. Mereka nampaknya larut dalam kebahagiaan." Mulailah sang suami mendatangi rumah tetangganya. Ia dapati istri tetangganya itu sedang mengepel lantai rumah lalu beranjak ke dapur. Beberapa saat kemudian suami tetangganya memasuki ruang utama. Karena tidak memperhatikan ember air, ia terpeleset dan terjatuh.. Sang istri mendatanginya dan segera minta maaf kepada suaminya: "Saya minta maaf wahai suamiku. Aku salah karena lupa mengembalikan ember itu ke tempat semula." "Oh tidak. Aku lah yang salah karena tidak berhati-hati. Terima kasih ya, engkau telah melaksanakan tugasmu hari ini." Jawab sang suami dengan lembut.. Setelah melihat kejadian ini, suami dari pasangan pertama tadi kembali ke rumahnya. Istrinya bertanya: "Apakah engkau telah mengetahui rahasia kebahagiaan mereka?" Sang suami menjawab dengan sebuah kalimat ringkas: "Iya. Kita berdua selalu merasa benar dalam segala hal sementara tetangga kita selalu merasa bersalah dalam segala hal lalu sama-sama saling minta maaf." Catatan: Perselisahan itu kan selalu ada. Tak perlu mencerca sebuah kesalahan dan tak perlu menuding siapa yang salah. ❝Komunikasi adalah perhiasan pasutri sementara minta maaf adalah jembatan menuju hati dan perekat dua jiwa yang saling mencintai..❞ Diterjemahkan dari page Khas li al-Mutazawwijin oleh Yani Fahriansyah حفظه الله تعالی — Media Dakwah Salafiyyah Khusus Wanita 🌸 https://t.me/projectmuslimah Instagram : https://instagram.com/akhwatsalafiyyah.id

"Berilmu tapi tidak beramal sejatinya ialah hukuman. Maka setiap kali seseorang bertambah ilmunya namun ia minim dalam beramal, maka pada momen itulah Seakan-seakan ia menyerupai Iblis. Kemudian manakali seseorang bertambah ilmunya Kemudian bertambah pula amalnya, maka pada momen itulah Seakan-seakan ia menyerupai para Nabi." Al-Muhaddits Asy-Syaikh Ath-Tharifi fakkallahu Asrahu

IKHLAS ITU TEORINYA SESEDERHANA INI . Kami ingin berbagi sebuah catatan hikmah dari pelajaran (dauroh) yang disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr Ibrahim bin Amir Al Ruhaily -hafidzahullah- tentang makna ikhlas. Beliau menjadikan ibadah shalat sebagai sempel. - Ikhlas itu adalah, saat kamu ditanya tentang alasan mengapa kamu shalat? Kamu menjawab, "Karena Allah memerintahkan aku untuk shalat." Analogi yang indah dan sederhana. Klik banget rasanya di hati. Nonjok banget hati-hati yang lalai karena sibuk cari panggung dalam ibadahnya atau untuk kepentingan duniawi. Karena ada yang shalat karena ga enak sama tetangga atau orang lain. Ada yang shalat karena supaya harta dan bisnis dijaga alias tidak bangkrut atau sepaya laris terus. Ada yang supaya dapat sehat. Ada yang supaya dilancarkan urusan-urusan hidupnya. Ternyata dalam satu amal, bisa berpotensi muncul bermacam-macam niat. Dan niat yang paling ikhlas adalah jawaban pertama di atas, yaitu "shalat karena Allah memerintahkanku untuk shalat." Jadikan ini sebagai kaidah lalu silahkan analogikan ke seluruh ibadah yang kita kerjakan, maka dengan izin Allah akan sangat membantu untuk introspeksi diri, meluruskan niat dan beristighfar dari niat-niat tidak baik dalam ibadah kita. Semoga Allah mudahkan kita semua untuk ikhlas dalam beribadah kepada Allah. Surakarta, Ponpes Imam Bukhari, 25 Jumadil Akhir 1445 H. Ahmad Anshori https://remajaislam.com/4008-ikhlas-itu-teorinya-sesederhana-ini.html

Yang penting berkahnya .. ===== Banyak orang mengatakan kepada anaknya: "aku ingin engkau jadi dokter, atau arsitek, atau pengusaha, atau ..". Tapi siapa yg mengatakan kepada anaknya, "aku ingin engkau menjadi berkah dimanapun engkau berada"? Sungguh ini sangat penting untuk direnungkan! Keberkahan adalah sesuatu yg sangat besar pengaruh baiknya pada sesuatu. Bila berkah ada pada harta, ia akan memperbanyaknya, bila ada pada anak, ia akan men-salih-kannya, bila ada pada badan, ia akan menguatkannya, bila ada pada waktu, ia akan memakmurkannya, bila ada pada hati, ia akan membahagiakannya. Maka, banyaklah meminta keberkahan untuk harta, anak, waktu, dan nikmat Allah lainnya .. karena yg menjadi penentu bukanlah "banyaknya", tapi "keberkahannya". Ya Allah .. jadikanlah kami orang² yg Engkau berkahi, amin 🤲 -Ustadz ad-Dariny حفظه الله-

RIYA DALAM CINTA Dalam cinta pun ada riya’. Baik sebelum menikah maupun sesudah menikah. Contoh riya sebelum menikah: Menampakkan kata-kata hikmah, atau nasihat baik, atau ilmu tapi Allah tahu targetnya adalah untuk mendapatkan cinta seseorang atau menarik perhatian seseorang agar mau menikahinya. Riya’ setelah menikah: saat istri berbuat sesuatu kepada suami agar semakin dicintai, dikenang, dan diingat jasa baiknya. Lalu suatu hari meminta balas jasa atau apresiasi atau penghargaan atas apa yang diperbuat selama ini. Ujian dalam rumah tangga mereka suatu hari akan menyingkap apa yang selama ini disembunyikan dalam hati. Atau suami bekerja, membanting tulang, berkorban, membelikan ini -itu, dll sementara Allah tahu bahwa niatnya adalah dikenang sebagai suami yang baik, ayah yang baik, kepala keluarga yang mengharukan dan semisalnya. Adapun ikhlas : maka beliau melakukan semua jenis kebaikan pada contoh-contoh di atas semata-mata mengejar rida Allah. Tidak peduli dapat cinta ataukah tidak. Tidak peduli dihargai, diingat atau dikenang oleh makhluk. Hamba Allah yang ikhlas memandang cinta sebagai nikmat duniawi tambahan dari Allah yang dia waspada untuk selalu mensyukurinya. Tapi tidak pernah menjadikannya sebagai target jazā’/balasan dari amal saleh yang selama ini dilakukannya. Al-Gazzālī berkata, «وقد يظهر بعضهم زي التصوف وهيئة الخشوع وكلام الحكمة على سبيل الوعظ والتذكير وإنما قصده التحبب إلى امرأة». «إحياء علوم الدين» (3/ 304) Artinya, “Terkadang ada sebagian orang yang menampakkan pakaian sufi, perilaku khusuk dan ucapan hikmah dalam bentuk nasihat dan mengingatkan. Padahal tujuannya hanyalah agar dapat cinta seorang wanita!” (Iḥyā’ ‘Ulūmiddīn, juz 3 hlm 304) Oleh: Ustadz Muafa Rozikin حفظه الله

Bila PRASANGKA BURUK hinggap di hati Anda… ====== Ibnu Qudamah -rohimahulloh- mengatakan: "Jika terbetik di hatimu prasangka buruk terhadap seorang muslim, maka hendaklah kamu memberikan PERHATIAN yang lebih kepadanya dan juga MENDOAKAN kebaikan untuknya. Karena hal itu akan menjadikan setan marah dan menjauh dari Anda, sehingga dia tidak lagi melemparkan prasangka buruk kepada Anda, karena khawatir Anda malah akan sibuk mendoakan kebaikan untuknya dan lebih memperhatikannya". [Mukhtashor Minhajul Qoshidin, Ibnu Qudamah, hal: 172]. -------- Saudaraku, sibuklah memperbaiki diri sendiri… Suatu ketika ada seseorang disebut keburukannya di depan Robi' bin Khutsaim -rohimahulloh-, maka beliau pun mengatakan: "Aku saja tidak puas dengan diriku, maka mengapa aku meninggalkannya, lalu beralih mencela orang lain?! Sungguh para hamba itu takut kepada Allah atas dosa-dosa orang lain, tapi mereka merasa aman dari Allah atas dosa-dosa mereka sendiri!". [Syu'abul Iman, Albaihaqi, 10/57]. Ustadz Musyaffa Ad Dariny, MA

Risalah untukmu saudariku karena Allah Kehidupan itu tidaklah hanya untuk laki laki, kehidupan itu yaitu senantiasa melakukan perintah Allah, menjauhi larangan Nya, menegakkan sholat malam, melakukan puasa sunnah, berbakti kepada kedua orang tua, menghapal Al Qur'an, menuntut ilmu Dan mengamalkannya, bersedekah, memberi nasihat, menyebarkan kebaikan, Dan berkata Yang baik Maka janganlah engkau menjadikan tujuan hidupnya berkisar hanya pada pernikahan *Repost

"Dia tumbang bertahun-tahun yang lalu, namun dia tak pernah menyerah." Kita sering mendapati kalimat-kalimat motivasi seperti ini -dari para motivator tentunya-. Namun satu hal yg sering dilupakan oleh mereka dan jarang disampaikan kepada audience, bahwa; pohon ini tetap hidup karena banyak faktor pendukung eksternalnya. Bayangkan jika pohon ini tak tumbang di atas tanah lagi -yg memberinya nutrisi kehidupan-. Diangkut oleh orang, lalu dijadikan kayu bakar. Lebih jauh lagi, bagaimana jika Allah, Sang Pemberi Kehidupan, tak berkehendak dia hidup lagi. Poin motivasinya dapet, dan benar. "Jangan putus asa...!!" Namun, manusia juga harus sadar akan kemampuannya yang serba terbatas. Ada banyak hal besar, tak diraih dengan modal bara semangat dan usaha kerasmu, tapi diraih dengan penyandaran dirimu pada Allah yang memiliki segalanya. Lagi pula, semua effort yg kau bisa kerahkan, Allah juga yg ngasi modalnya. Otak, kaki, tangan, mata, telinga, kemampuan berkehendak, itu semua dari Allah kan..?? Belum lagi kalo bicara yg diistilahkan orang dg "moment", dan faktor "luck". Ini semua faktor eksternal yang jauh berada di luar kendali manusia. Semuanya di bawah kendali Allah. Alhasil. Kita bukan siapa-siapa, kita bukan apa-apa. Kita hamba Allah, yang diberi nikmat hidup jadi manusia (bukan hewan, bukan batu) lalu ditempatkan merayap di atas setitik debu di alam semesta. Untuk itu, dalam setiap effortmu, bersandarlah pada-Nya selalu. 🖋 Ustadz johan saputra halim حفظه الله تعالى