Titik Lelah

.

cr: ruang diksi on wp

Jika obat yang pahit mampu menyembuhkan sakit, mengapa janjimu yang manis justru menghadirkan tangis?

Sejatinya, setiap manusia itu mudah lupa, tapi sulit untuk melupakan. Sebab lupa adalah hal yang wajar, sedang melupakan perlu waktu untuk belajar.

Kamu adalah sumber inspirasi yang bersemayam dalam sajak basi. Hidup menjelma diksi, juga menjadi ruh dalam setiap puisi.

Kepada tuan jarak yang terhormat, berkati kami dengan penuh nikmat. Agar rindu yang kian berkarat, tak menyiksa raga hingga sekarat.

Kita bukanlah sepasang kata yang ditakdirkan untuk menjadi frasa, melainkan sepenggal kisah yang telah usai sebelum sampai.

Kepada waktu yang terus berjalan maju, bebaskan aku dari buih masa lalu. Agar kalbu yang mengharap temu, tak semakin pilu menahan rindu.

Kamu adalah rindu yang tak pernah meminta tunggu, sedang aku adalah candu yang tak jemu merajut temu.

Lelah; aku ingin rebah pada hati yang kusebut rumah, yang hadirnya bukan sekadar singgah melainkan enggan untuk berpindah.