*SEMANGAT SAJA TIDAK CUKUP, BERJUANG MEMBELA PALESTINA HARUS DENGAN PEMIKIRAN YANG BENAR*
Oleh : *Ahmad Khozinudin*
Sastrawan Politik
Saat penulis membuat artikel yang mengulas agar perjuangan membela Palestina harus berdasarkan pemikiran yang islami, spesifik agar umat Islam tidak latah menuntut Palestina merdeka dengan mengibarkan bendera nasionalisme Palestina, ada seseorang yang japri dan menanyakan apa yang seharusnya dilakukan. Menurutnya, saat ini mau membela Palestina saja sudah bagus, ditengah bungkamnya para penguasa Islam terhadap tragedi pembantaian di Palestina yang dilakukan zionis yahudi.
Lalu, penulis mengirimkan sejumlah artikel yang beberapa kali penulis buat, untuk menjelaskan landasan argumentasi baik secara politik maupun syar'i, terkait batilnya seruan merdeka dan pengibaran bendera Palestina. Jika diringkas, intinya demikian:
*Pertama,* bendera Palestina, juga bendera negara bangsa di berbagai negeri kaum muslimin lainnya (Arab Saudi, Mesir, Irak, Iran, Yaman, Yordan, Turki, dll), adalah bendera kebangsaan yang diciptakan inggris untuk memecahbelah persatuan umat Islam, pasca inggris mampu meruntuhkan Daulah Khilafah yang menjadi pemersatu Umat Islam kala itu.
Pasca Khilafah runtuh, inggris membagi wilayah Khilafah bersama Perancis sebagai ghanimah (harta rampasan perang), melalui perjanjian sykes-picot. Di antara rincian perjanjian tersebut adalah Perancis akan mengambil kendali langsung atas Lebanon dan kendali tidak langsung atas Suriah, sedangkan Inggris akan menguasai Irak dan Teluk Persia.
Inggris melakukan dua pukulan telak terhadap Khilafah, yakni dengan membenamkan racun nasionalisme di pusat khilafah (Turki) melalui anteknya, Mustafa Kemal Laknatullah. Lalu, diluar wilayah Khilafah, inggris mengibarkan semangat kemerdekaan wilayah Khilafah, lepas dari kekuasan Khilafah dan mendirikan negara bangsa sendiri yang lepas dari kesatuan Khilafah.
Misalnya, Inggris membantu Arab Saudi untuk melakukan pemberontakan pada Daulah Khilafah, dengan menyokong Bani Saud untuk mendirikan Kerajaan Saudi. Entitas Saudi Arabia, adalah entitas yang memberontak pada Khilafah, memisahkan diri dan mendirikan negara bangsa dengan benderanya tersendiri.
Al hasil, seruan kemerdekaan Palestina dengan mengibarkan bendera kebangsaan Palestina, adalah seruan yang taklid buta pada penjajah. Seruan ini, adalah seruan yang tidak akan pernah bisa membebaskan Palestina.
*Kedua,* esensi dari seruan merdeka Palestina adalah memisahkan Palestina dari pangkuan umat Islam. Menghilangkan status Palestina sebagai tanah wakaf (tanah Kharajiyyah), yang menjadi hak seluruh kaum muslimin, lalu dipindahkan menjadi hak ekslusif bangsa Palestina. Ini jelas pemikiran batil.
Selain itu, ketika Palestina merdeka maka sudah pasti Palestina akan mengadopsi demokrasi sekuler. Ini adalah babak baru penanda konversi penjajahan, dari yang semula berbentuk militer menjadi penjajahan politik dan sistem.
Jadi, ide Palestina merdeka adalah ide batil. Karena itu hanya mengkonversi model penjajahan.
Memang benar, ide Palestina merdeka masih jauh lebih baik daripada ide solusi dua negara (two state) yang ditawarkan Amerika. Namun, ide Palestina merdeka juga tak menjamin entitas zionis yahudi hapus dari muka bumi.
Akhirnya, tidak ada ide sahih untuk membela Palestina selain menjadikan Palestina sebagai pusat negara Khilafah, atau mendirikan Khilafah di wilayah lain lalu Khalifah mengirim tentara Khilafah untuk berjihad dan membebaskan Palestina, menyatukannya dengan kesatuan wilayah Khilafah, lalu diatas bumi as Syam dikibarkan bendera Al Liwa dan Ar Royah.
Jadi, bagi kita yang tidak berada di wilayah Palestina atau sekitar wilayah konflik, maka perjuangan yang sahih untuk membela Palestina adalah dengan memperjuangkan Khilafah. Setelah Khilafah tegak di negeri ini, atau negeri muslim lainnya, selanjutnya menjadi tugas Khilafah untuk mengirimkan tentara jihad untuk membebaskan Palestina dan mengintegrasikannya kembali kepangkuan Islam, kembali menjadi tanah wakaf bagi seluruh kaum muslimin.