cookie

Мы используем файлы cookie для улучшения сервиса. Нажав кнопку «Принять все», вы соглашаетесь с использованием cookies.

avatar

Tasawuf Falsafi

https://instagram.com/st.nizam

Больше
Страна не указанаЯзык не указанКатегория не указана
Рекламные посты
723
Подписчики
Нет данных24 часа
Нет данных7 дней
Нет данных30 дней

Загрузка данных...

Прирост подписчиков

Загрузка данных...

Фото недоступноПоказать в Telegram
Фото недоступноПоказать в Telegram
Mereka (orang sekuler) adalah orang yang tidak ingin membicarakan tuhan bahkan ketika sdg beragama, sebab nilai religiusitas tertanam dlm diri dan menyatakannya dengan perilaku sehat. Kita adalah orang yang selalu membicarakan tuhan bahkan disaat tidak taat, karena kita hanya akan dinilai religius ketika membicarakannya saja. "Aku pergi ke negara Barat, aku melihat Islam namun tidak melihat orang muslim. Dan aku pergi ke negara Timur, aku melihat orang muslim namun tidak melihat Islam." - Muhammad Abduh (Filsuf Muslim Abad 19) https://youtu.be/z7Kv3sST9vA
Показать все...
Eps 390 | KENAPA NEGARA SEKULER MAJU MAJU? INDONESIA?

Apakah Indonesia akan maju jika menerapkan sekularisme? Sayangnya tahapan kita belum ke arah sana. Kita masih hidup di zaman di mana ideologi tidak berperan ...

Фото недоступноПоказать в Telegram
1.96 MB
01 Abah (2).jpg7.58 KB
BERPUASA DENGAN LOGIKA TERBALIK "Tolong pak, tolong pak", jerit pilu seorang ibu tua pemilik warung, kala warungnya digeruduk Polisi Pamong Praja, kota Serang, Banten. Mendengar permintaan tolong ibu tua yang nyaris saja terisak, jiwa siapakah yang tidak tersayat? Tapi apa hendak dikata, hal itu benar-benar nyata. Berdasarkan perda kota Serang, aparat menutup paksa warung makan yang tetap buka siang hari di bulan puasa. Dagangannya pun, ikut diangkut. Ramadan yang dulu-dulu, seruduk-geruduk warung makan dilakukan oleh organisasi berornamen Islam yang tentu semua kita mengenalnya. Miris sekaligus sadis, warung makan ditutup paksa, diobrak-abrik, pemiliknya dibentak-bentak, sembari memekikkan takbir, dan mengaku sedang berpuasa. Syukurlah, ormas yang mewadahi pasukan putih-putih berhias Islam itu sudah dibubarkan. Tapi cilaka, semangat seruduk-geruduk warung makan di bulan Ramadan, tampaknya menginveksi sebagian daerah. Lalu, diwujudkan dalam perda. Yang melanggar, terancam bui 3 bulan, hingga denda 50 juta. Eko Kuntadi, melalui channel yutub cokro tv, telah membahas kejadian di serang banten tersebut sebanyak dua kali. Satu dibahasnya dengan serius. Katanya, ini Indonesia, bukan Taliban, pedis kali. Satu lagi diparodikannya, hingga mengundang gelak tawa. Kenapa tidak sekalian saja menutup minimarket-minimarket, penjual-penjual buah dan semacamnya. Kan semua itu menggoda mereka yang berpuasa, namun beriman tipis. Kabar baiknya, kemenag telah bersikap. Menurutnya, perda tersebut berlebihan, berdampak pada pembatasan akses sosial masyarakat dalam bekerja atau berusaha. Apalagi, keberadaan rumah makan di siang hari juga dibutuhkan bagi umat yang tidak berkewajiban menjalankan puasa. Itu respon kemenag. Kita sih berharap, perda-perda sejenis, di daerah-daerah lain, segera dicabut. Pertanyaannya, mengapa virus seruduk-geruduk warung makan, seringkali aktif di bulan Ramadan? Membuka warung makan di bulan Ramadan, ajaran Islam mana yang dilanggar? Tidak ada kan? Justru akal saya mengatakan, warung-warung makan harus tetap buka di bulan Ramadan, mengingat banyaknya umat yang tidak diwajibkan berpuasa. Nilai puasa anda tidaklah berkurang, jika anda berpuasa sementara warung-warung makan tetap menebarkan aroma makanan. Justru, puasa anda akan berkurang nilainya, bahkan hangus, jika anda berpuasa sembari marah-marah dan membentak-bentak orang lain, yang tak punya salah apa-apa. Ingat kisah seorang wanita yang oleh Rasul Saw, diperintahkan membatalkan puasanya? Apa pasal? Pasalnya, perempuan itu berpuasa, sembari memaki pembantunya. Ibadah puasa, pun dengan ibadah lainnya, adalah deklarasi kehambaan. Kehambaan artinya kenihilan diri. Yakni, dengan beribadah, lenyaplah keakuan (ananiyyat). Bagaimana bisa disebut ibadah, bila diri masih mendaku dan mengharap dihargai, bukan oleh Tuhan, tapi oleh orang lain yang juga hamba. Sungguh ibadah yang dangkal. Bulan Ramadan adalah bulan perjamusn Tuhan. Setiap kita, diundang ke pesta perjamuan tersebut. Syaratnya, menahan diri dari perjamuan duniawi. Kita dipanggil untuk melezati hidangan langit, dengan mengabaikan kelezatan hidangan bumi. Dalam hadis disabdakan; اَیُّها النّاسُ قَد اَقبلَ اِلیکم شهرُ اللّهِ... هو شهرٌ دُعیتم فیه الی ضیافةِ اللّه.. *Duhai sekalian manusia. Bulan Tuhan telah datang menyambut kalian. Kalian semua diundang di perjamuan ilahi". Sebenarnya, cukup dengan meresapi satu hadis ini, kita bisa berpuasa dengan santainya. Tanpa perlu merasa terganggu dengan peraduan sendok dan garpu di warung makan, atau suara ting..ting..ting mas bakso yang lewat di halaman. Saatnya kita memberi nilai puasa kita dengan logika terbalik. Jika selama ini kita minta dihargai sebagai orang yang berpuasa, maka saat ini, kitalah yang mencoba menghargai mereka yang tak wajib berpuasa. Jika selama ini kita diberi hidangan berbuka, maka saat ini, kita berupaya memberi makan mereka yang tak wajib berpuasa. ~Alfit Lyceum #salamharmonisasi #filsafatharmonisasi
Показать все...
Выберите другой тариф

Ваш текущий тарифный план позволяет посмотреть аналитику только 5 каналов. Чтобы получить больше, выберите другой план.