kun_Rabbaaniyyan 💎

Lampaui batasmu kawan..💪🏼😉

Angkatlah keberatan dalam hati ini agar kami mampu terbuka dan mendengar Al-Qur'an yang kami baca ya Rabb..😔

Anak bertanya pada Bapaknya.. Dalam sebuah tulisan yang sekitar tahun 90an dirangkai menjadi syair dan nasyid, musisi religi bimbo menuangkan dialog antara anak yang sedang bertanya pada bapaknya. Pertanyaan anak disini hanya singkat, namun sang bapak menjawabnya dengan filosofis yang cukup sederhana dan sarat akan makna Berikut liriknya : Ada anak bertanya pada bapaknya Buat apa berlapar-lapar puasa.. Ada anak bertanya pada bapaknya Tadarus, tarawih apalah gunanya.. Lapar mengajarmu rendah hati selalu.. Tadarus artinya memahami kitab suci.. Tarawih mendekatkan diri pada Ilahi.. Nah, sekarang mari kita bahas dari sisi lain maksud lirik di atas, terutama pada makna apasih yang disebut puasa, tadarus dan tarawih itu..? Puasa bagi kami bukanlah bahasa Arab, namun seperti yang kita ketahui bersama secara khusus bahwa shaum/ shiyam adalah bahasa yang Allah gunakan dalam teks Al-Qur'an. Bahasa lain daripada shaum ialah imsāk dan bagi kami imsak adalah penggunaan secara umum dalam maknanya menahan diri dari perbuatan keji dan ingkar.. Boleh jadi dalam penerapannya, imsak lebih luas daripada makna shaum/ shiyam itu sendiri, sebab shaum lebih identik hanya pada bulan Ramadhan.. Selanjutnya adalah tadarus, yang makna secara umumnya kita sebut mengaji. Tadarus ialah kegiatan yang biasanya mengikutkan lebih satu orang (interaktif), ia memiliki konsep "dariku dan darimu, hingga nantinya bagiku juga bagimu". Maka sebab itu tadārus bukanlah kegiatan seorang diri, melainkan ia saling menghubungkan antara penyimak dan yang disimak, pemeriksa dan yang diperiksa, hingga tata laku antara guru dan murid. Dimana mereka mencipta rutinitas yang saling mengajarkan dalam belajar.. Dan terakhir ialah tarawih atau pada umumnya dikenal shalat tarawih. Tarawih secara harfiyah berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari 3 huruf (ر/ و/ ح), dan terlahir darinya kata rehat ataupun istirahat.. Shalat tarawih berjama'ah di masjid merupakan sebuah alternatif dari hasil ijtihad khalifah Umar bin Khattab dan para sahabat selepas kepergian Rasulullah saw. Dalam dunia kesehatan, shalat tarawih dipercaya mampu merelaksasi gerak dan menghadirkan ketenangan pada diri, hal ini sesuai dengan permintaan Rasulullah saw kepada Bilal pada masanya : يا بلال أقم الصلاة أرحنا بها.. Yā Bilal, aqimis shalāh arihnā biha.. (Wahai Bilal, dirikan shalat agar dengannya kami terelaksasi) Di waktu yang berbeda, Rasulullah berkata dalam sabdanya : جعلت قرة عيني في الصلاة.. Ju'ilat qurratu 'aini fis shalat.. (Dijadikan penyejuk mata bagiku pada shalat itu) Maka shalat tarawih semestinya tidak dilakukan terburu-buru tanpa jeda dan hening walau sejenak, sebab tarawih adalah bagian dari shalat dan shalat ialah meditasi yang menghatarkan sang hamba naik berakrab kepada sang Khaliq. Terakhir sebelum tulisan ini kami akhiri, kami berpesan guna perbanyaklah sujud di bulan yang penuh berkah ini, semoga kelak kita akan dikumpulkan bersama Rasulullah saw.. اللهم صل وسلم وبارك عليه..

Ustadz Lukman Ashabul Yamin

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله..