Bahaya Lahn (Kekeliruan dalam Berbahasa Arab)
Sejak awal, Rasulullah saw dan para sahabat telah memperingatkan bahayanya lahn (kekeliruan dalam berbahasa Arab). Bahasa Arab ini harus dijaga keasliannya, karena sama artinya dengan menjaga kemurnian ajaran Islam, karena sumber ajaran Islam; Al-Qur'an dan Sunnah adalah dengan bahasa Arab. Jika penggunaan bahasa Arab telah rusak dan umat Islam jauh dari bahasa Arab yang murni (fusha), maka mereka akan jauh dan sulit memahami Al-Qur'an dan Sunnah, jauh dari ajaran agama mereka sendiri.
Dalam sebuah hadits riwayat Hakim, jika hadits ini hasan karena memang ada syawahid yang menguatkan dari kedhaifannya, bahwa ada seorang lelaki yang melakukan lahn di hadapan Rasulullah saw, beliau bersabda :
أَرْشِدُوا أَخَاكُمْ فَقَدْ ضَلَّ
"Bimbinglah saudara kalian ini, sungguh dia telah sesat".
Betapa besar kesalahan melakukan lahn ini sampai beliau nenyebutnya sebagai sebuah kesesatan.
Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu pernah memperingatkan bahayanya lahn, seperti dalam perkataan beliau yang diriwayatkan oleh Asy-Sya'bi,
لَأَنْ أَقْرَأَ فَأُسْقِطَ أَحَبُّ إلِيَّ مِنْ أَنْ أَقْرَأَ فَأَلْحَنَ
"Aku membaca lalu aku menggugurkan (suatu pembacaan) / tidak membacanya, lebih aku sukai daripada aku membaca lalu aku melakukan lahn (kesalahan dalam pembacaan)".
Dan Umar bin Khattab radhiuallahu 'anhu pernah beberapa kali meluruskan terjadinya lahn.
Diriwayatkan bahwa Umar melewati sekelompok orang yang sedang memanah tetapi mereka salah dalam memanah. Umar menegur kesalahan mereka. Lalu mereka berkata,
نَحْن قَوْمٌ مُتَعَلِّمِيْنَ
Ini adalah sebuah lahn. Kata muta'allimin tidak dibaca manshub dengan "ya" tetapi marfu dengan "wawu", harusnya mereka mengatakan :
نَحْن قَوْمٌ مُتَعَلِّمُوْنَ
"Kami adalah kelompok yang masih belajar"
Lalu Umar berkata,
وَاللّهِ لَخَطَؤُكُمْ فِي كَلَامِكُمْ أَشَدُّ مِنْ خَطَئِكُمْ فِي رَمْيِكُمْ
"Demi Allah, kesalahan kalian dalam perkataan kalian lebih fatal daripada kesalahan kalian dalam memanah".
Suatu hari pada masa kekhalifahan Umar, datang seorang Arab badui. Ia berkata "Siapa yang mau membacakan untukku sesuatu dari apa yang diturunkan kepada Muhammad". Lalu ada seorang lelaki yang membacakan surat Al-Baroah (At-Taubah) dengan lahn,
وَأَذَانٌ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الأَكْبَرِ أَنَّ اللَّهَ بَرِيءٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ وَرَسُولِهِ
Yaitu dengan mengkasrohkan huruf lam pada rosulih, maka tentu maknanya menjadi salah fatal, "bahwa Allah berlepas diri dari orang-orang musyrik dan rasul-Nya". Maka karuan saja orang Arab badui itu salah dalam memahami, ia mengatakan, "Jika Allah berlepas diri dari rasul-Nya, maka aku lebih berlepas diri darinya". Lalu sampailah perkataan ini kepada Umar, maka Umar menegurnya, "Bukan begitu wahai Arab badui!" Orang itu berkata, "Lalu bagaimana wahai Amirul Mu'minin?" Lalu Umar membacakan ayat tersebut dengan benar,
وَأَذَانٌ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الأَكْبَرِ أَنَّ اللَّهَ بَرِيءٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ وَرَسُولُهِ
Dengan mendhomahkan lam pada rosuluh yang berarti "bahwa Allah berlepas diri dari orang-orang musyrik, begitu pula rasul-Nya berlepas diri dari mereka"
Maka orang Arab badui itu berkata, "Aku berlepas diri dari yang Allah dan rasul-Nya berlepas diri dari mereka"
Lalu Umar menyuruh agar jangan membacakan Al-Qur'an kecuali yang memiliki ilmu terhadap bahasa Arab.
Selain itu, dikisahkan bahwa Abu Musa Al-Asy'ari mengirim surat kepada Umar bin Khattab yang awalnya berisi,
مِنْ أَبُو مُوْسَى الأَشْعَرِي
Harusnya,
مِنْ أَبِي مُوْسَى الأَشْعَرِي
Kata abi majrur karena terletak setelah huruf jar.
Maka umar menyuruh untuk menghukum juru tulisnya dengan mencambuknya dua kali karena telah melakukan lahn dan ia merupakan kesalahan fatal. Dalam riwayat lain disebutkan Umar menyuruhnya untuk memberhentikannya.
Maka terkenallah perkataan Umar yang menyuruh untuk mempelajari bahasa Arab,
تَعَلَّمُوا الْعَرَبِيَّةَ فَإِنَّهَا تُثْبِتُ الْعَقْلَ وَتُزِيْدُ فِي الْمُرُوْءَةِ