cookie

Utilizamos cookies para mejorar tu experiencia de navegación. Al hacer clic en "Aceptar todo", aceptas el uso de cookies.

Publicaciones publicitarias
410
Suscriptores
Sin datos24 horas
Sin datos7 días
Sin datos30 días

Carga de datos en curso...

Tasa de crecimiento de suscriptores

Carga de datos en curso...

Repost from Salafy Malang Raya
*"Al-Laits lebih faqih (berilmu) daripada Malik (bin Anas). Hanya saja para sahabatnya tidak menunaikan haknya (yakni dengan menyebarkan ilmunya)."* Berkata Qutaibah bin Sa'id:"Adalah al-Laits bin Sa'd menaiki kendaraan menuju masjid jami' untuk menunaikan shalat 5 waktu. Dan beliau *bershadaqah setiap harinya kepada 300 orang miskin.*" Al-Laits bin Sa'd rahimahullah lahir di Qalqasyandah (salah satu kampung di Provinsi al-Qalyubiyah di Mesir) pada tahun 94 H dan wafat tahun 175 H di Mesir pada hari Jum'at, di pertengahan bulan Sya'ban tahun 175 H pada usia 81 tahun. Khalid bin Abdus Salam ash-Shadafi berkata:"Aku menghadiri jenazah al-Laits bin Sa'd bersama ayahku. Maka aku tidak pernah melihat satu jenazah pun yang lebih agung dari beliau. Aku melihat semua manusia ditimpa duka cita. Mereka saling mengucapkan ta'ziah satu sama lain dan mereka menangis. Maka aku berkata:"Wahai ayah, seolah-olah semua orang adalah sahabat jenazah ini." Maka ayahku berkata:"Wahai anakku, engkau tidak akan pernah melihat yang semisal dia selamanya." Akan tetapi madzhab beliau tidak tersebar karena murid-murid beliau tidak menunaikan hak beliau. Padahal ilmu beliau melampaui al-Imam Malik Sumber: 1. Tarikh Dimasyq karya Ibnu Asakir (50/377) 2. Al-Wafi bil Wafayat (24/312) 3. Tarikh Baghdad karya al-Khatib al-Baghdadi (14/524) 4. Hilyatul Auliya karya Abu Nu'aim (7/319) 5. Siyar A'lamin Nubala' (7/213) Semoga Allah merahmati sang Imam (al-Laits bin Sa'd), ahli fiqh dan al-Qur'an Thuwailibul 'Ilmisy Syar'i (TwIS) Baca kisah lainnya: Biografi Baqi' bin Makhlad  Biografi Singkat Ibnu Hajar Al-'Asqalani  Perbedaan Antara Ulama Ahli Hadits dan Ahli Fikih •┈┈┈❁┈•✿❁🅢︎🅜︎❁✿•┈❁┈┈┈• 💎 *WhatsApp Salafy Minang* 💎 🔘 Channel telegram : Https://t.me/Salafy_Minang 🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
Mostrar todo...
🇸 🇦 🇱 🇦 🇫 🇾 🇲 🇮 🇳 🇦 🇳 🇬

Media Dakwah Salafy Minang Pembimbing Channel : • Ust Abu Muhammad Idral harits • Ust Abu Mushlih Batusangka • Ust Abu Fudhail Abdurrahman • Ust Abu Hafs Abdurrahman • Ust Abu Bilal Abdul Karim Hafizhahumullahu █ ⓈⒶⓁⒶⓕⓨ ⓜⓘⓝⓐⓝⓖ

Repost from Salafy Malang Raya
*KISAH DERMAWAN AL LAITS BIN SA'AD*  SHARE: Atsar ID  2018/02/12 *SUBHANALLAH..KEDERMAWANAN MACAM APAKAH INI?* ( Salah Satu Kisah Kedermawan Salafush Shalih) Orang yang lebih faqih daripada al-Imam Malik, bahkan  al-Imam asy-Syafi'i berkata (tentangnya): *"aku menyesal karena terluput dari bersahabat dengannya."* Siapakah dia? *Dahulu beliau bershadaqah setiap harinya kepada 300 orang miskin. Beliau juga membuat halwa (manisan) untuk penuntut ilmu dan meletakkan di dalamnya beberapa (mata uang) dinar emas.* Al-Imam Malik rahimahullah menghadiahkan untuknya talam yang berisi tamr (kurma kering), lalu beliau mengembalikan talam tersebut penuh dengan emas. Beliau membuatkan untuk sahabat-sahabatnya al-Faludzaj (makanan mewah sejenis puding) dan meletakkan padanya beberapa dinar (emas) agar masing-masing orang makan lebih banyak daripada temannya. *Wajahnya selalu berseri-seri, lembut hatinya, memberi makan anak-anak kecil dengan tangannya sendiri, dan melayani orang-orang miskin. Tidaklah seseorang meminta padanya sesuatu kecuali diberinya.* Dan tidak ada orang yang menyampaikan hajat padanya kecuali dia menunaikannya Penghasilannya per tahun sebanyak 80.000 dinar (emas). Allah tidak hanya mewajibkan kepadanya zakat berupa dirham (perak) saja. Saking banyaknya infaqnya di jalan Allah, dia tidak menunggu haul (waktu setahun sebagai batas kewajiban membayar zakat harta) untuk mengeluarkan hartanya, tidak pula menunggu tercapainya nishab (batal minimal suatu harta dizakati). Beliau biasa duduk untuk menjamu manusia. Manusia mengelilinginya, lalu mereka meminta (sesuatu) padanya. Beliau juga menunaikan hajat orang-orang. Tidak ada satu pun yang meminta padanya lalu dia tolak, baik itu kebutuhan besar atau pun kecil. Beliau memberi makan manusia pada musim dingin dengan bubur dicampur madu lebah dan lemak sapi. Dan pada musim panas dengan tepung gandum yang halus dicampur kacang almond dengan gula, sedangkan beliau adalah penjual madu. Beliau memberi hadiah untuk 30 orang dengan 3000 dinar emas. KLIK DISINI >> t.me/atsarid Pada saat itu, rumah Ibnu Lahi'ah¹ terbakar, lalu beliau memberikan padanya 1000 dinar emas. Beliau pernah menunaikan haji, lalu Imam Malik bin Anas menghadiahkan untuk beliau satu talam ruthab (kurma setengah matang). Lalu beliau mengembalikan talam tersebut dengan mengisinya uang sebanyak 1000 dinar emas. Beliau juga memberi pada Qadhi Manshur bin 'Ammar 1000 dinar. Lalu beliau berkata:"Jangan engkau perdengarkan ini pada putraku sehingga dia menganggapnya remeh." *Lalu ucapan itu sampai pada putranya, Syu'aib. Lalu dia pun berinfak 999 dinar sembari berkata:* "Hanyalah aku mengurangi infak ini satu dinar agar apa yang kulakukan ini tidak menyamai pemberian syaikh itu kepadamu!" *Yakni yang dia maksud (dengan syaikh) adalah ayahnya (yakni ayah dan anak pun sama-sama sangat dermawan)* Seorang wanita pernah mendatanginya dengan membawa cangkir. Lalu dia berkata:"sesungguhnya suamiku mengeluh.."sembari sang istri menyebutkan kepadanya tentang madu (yakni sang suami menginginkan madu). Lalu beliau berkata:"Pergilah pada Abu Qasimah (yakni pegawai beliau) lalu kau katakan padanya agar dia memberikan padamu satu curah madu ( seukuran 120 rithl² madu)." Lalu dia pun pergi. Tak lama kemudian datanglah Abu Qasimah sembari membisikkan sesuatu. Aku tidak mengetahui yang dia bisikkan padanya. Lalu beliau mendongakkan kepalanya (ke arah) Abu Qasimah seraya berkata:"Pergilah engkau, lalu berikan padanya satu curah. Sesungguhnya wanita itu meminta seukuran yang dia bawa (cangkir). Maka kita berikan padanya ukuran kita (120 rithl)." Beliau adalah al-Laits bin Sa'd, seorang ulama besar Mesir. Beliau dihormati oleh orang-orang di zamannya sehingga wakil (amir) dan qadhi (hakim) Mesir berada di bawah perintahnya dan selalu meminta nasehatnya. Al-Imam asy-Syafi'i merasa menyesal karena tidak sempat bersua dengan beliau. Beliau bagus dalam bacaan al-Qur'an dan nahwu serta menghafal sya'ir Arab dan hadits, bagus dalam mudzakarah. Dulu al-Imam asy-Syafi'i pernah berkata:
Mostrar todo...
Atsar ID

Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy Kritik dan saran: [email protected] atau www.atsar.id/p/kontak.html Tentang Atsar ID : www.atsar.id/p/about.html Jazakumullahu khairan wa barakallahu fikum

👍🏼🧠👣 KECERDASAN SANG BADUI 🎙️ Al-Ashma'i rahimahullah pernah bertanya kepada seorang Arab Badui (pedalaman), Dengan apa kamu bisa mengetahui Rabb-Mu? Dia pun menjawab, " اﻟﺒﻌﺮﺓ ﺗﺪﻝ ﻋﻠﻰ اﻟﺒﻌﻴﺮ ﻭﺁﺛﺮ اﻷﻗﺪاﻡ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺴﻴﺮ ﻓﺴﻤﺎء ﺫاﺕ ﺃﺑﺮاﺝ ﻭﺃﺭﺽ ﺫاﺕ ﻓﺠﺎﺝ ، ﺃﻻ ﺗﺪﻝ ﻋﻠﻰ اﻟﻠﻄﻴﻒ اﻟﺨﺒﻴﺮ." "Kotoran unta menunjukkan adanya unta dan jejak langkah kaki menunjukkan adanya perjalanan, maka bukankah langit yang memiliki gugusan-gugusan serta bumi yang memiliki jalan-jalan menunjukkan keberadaan Allah Yang Maha Lembut lagi Maha Mengetahui?." 📓 Lawami'ul Anwar al-Bahiyah 1/272. #faedah #badui 🖥 Kunjungi website kami https://salafytemanggung.com •••┈••••○❁🌻❁○••••┈••• 🌐📲 Join Channel Ⓚ①Ⓣ Bagi-bagi faedah ilmiahnya....ayo segera bergabung https://t.me/KajianIslamTemanggung 📻📡 Dengarkan••• [ VERSI BARU❗ ] Kajian Islam dan Murotal al-Quran setiap saat di Radio Islam Indonesia http://bit.ly/AplikasiRadioIslamIndonesia2 ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
Mostrar todo...

Portal Dakwah Salafiyyah Kabupaten Temanggung

Repost from Salafy Malang Raya
(148) Karakter Ideal Pemuda : Antara Harapan dan Kenyataan. Berikut ini keterangan ringkas dari Ibnu Qudamah Al Maqdasi (wafat 682 H) dalam Mukhtasar Minhajul Qashidin hal.146-147. Ibnu Qudamah melukiskan untuk kita figur dan sosok Rasulullah  ﷺ secara singkat namun padat. Tidak banyak kalimat tetapi kaya manfaat. Sudah seperti itulah, karakter pemuda yang diharapkan! (Kami terjemahkan dengan beberapa penyesuaian bahasa) _ Rasulullah ﷺ adalah sosok yang paling bijak, sangat dermawan, dan benar-benar penyayang. Beliau memperbaiki sendiri sandalnya, menjahit bajunya, dan membantu pekerjaan rumah tangga. Beliau sangat pemalu. Lebih dari seorang gadis yang dipingit. Beliau tetap menghadiri undangan walau dari seorang budak, menjenguk orang sakit, berjalan sendiri tanpa pengiring, memboncengkan orang, menerima hadiah dengan senang, dan membalas dengan hadiah pula. Adapun sedekah tidak beliau terima. Seringkali beliau tidak memiliki makanan yang mengenyangkan. Tidak pernah kenyang karena makan roti selama tiga hari berturut-turut. Kadang beliau mengikatkan batu di perut karena menahan lapar. Beliau makan apa yang tersedia. Tidak pernah mencacat makanan. Tidak makan dengan bersandar miring. Beliau makan dari yang dekat. Pakaian yang dipakai seadanya. Kadang kain motif corak dari Yaman. Kadang jubah berbahan wol. Kadang beliau menunggang unta. Kadang baghl (perkawinan kuda dan keledai). Kadang keledai. Kadang-kadang berjalan tanpa alas kaki. Beliau senang minyak wangi. Benci bau busuk. Beliau memuliakan para tokoh dan menjalin hubungan baik dengan para pemuka. Tidak pernah beliau kasar kepada siapa pun. Jika ada yang datang meminta maaf, beliau selalu maafkan. Beliau senang bercanda. Tidak ada yang beliau ucapkan kecuali kebenaran. Beliau tertawa namun tidak sampai terbahak-bahak. Waktu tidak dibiarkan berlalu tanpa beramal untuk Allah Ta'ala, atau untuk keperluan diri. Tidak pernah satu kali pun beliau melaknat seorang perempuan atau pelayan. Tidak pernah satu kali pun beliau memukul dengan tangan. Kecuali dalam berjihad di jalan Allah. Beliau tidak pernah marah karena membela pribadi. Beliau marah ketika keagungan Allah dilanggar. Jika diberi dua pilihan, beliau pasti memilih yang paling mudah, kecuali mengandung unsur dosa atau memutus silaturahmi, maka beliau paling menghindari. Anas radhiyallahu 'anhu berkisah, " Sepuluh tahun lamanya saya melayani, tidak pernah beliau menghardik. Tidak pernah beliau bertanya untuk yang saya lakukan, " Kenapa engkau lakukan itu?", untuk yang tidak saya lakukan, beliau tidak pernah bertanya,  " Kenapa tidak engkau lakukan?" Sifat beliau juga termaktub dalam Taurat, " Tidak berperangai kasar. Tidak kaku. Tidak berteriak-teriak di pasar. Tidak membalas kejelekan dengan kejelekan. Beliau selalu memaafkan dan berlapang dada" Beliau selalu mendahului berucap salam jika bertemu. Bersabar jika ada yang datang karena suatu keperluan sampai orang itu berpamitan. Beliau selalu mendahului untuk berjabat tangan. Beliau senang duduk bersama sahabat-sahabatnya. Bergabung sampai-sampai orang asing tidak akan mengenali beliau kecuali setelah bertanya. Beliau lebih banyak diam. Jika berbicara, tidak terburu-buru. Beliau berbicara dengan tertata. Kadang diulangi agar dipahami. Beliau selalu memaafkan padahal mampu membalas. Tidak pernah bersikap kepada orang yang membuat tidak senang. Beliau orang yang paling jujur berbicara. Selalu tepat janji. Lemah lembut berperilaku. Bergaul dengan sikap hormat. Siapa saja yang melihat beliau, pasti segan. Siapa yang bergaul, tentu mencintainya. Sahabat-sahabatnya jika sedang berbincang-bincang tentang urusan dunia, beliau ikut berbincang bersama mereka. Jika mereka mengenang masa jahiliah dan tertawa, beliau ikut tersenyum. ____ Duh, andai saja, hal-hal di atas disusun dan dirangkai menjadi suatu kurikulum pendidikan. Diajarkan dan ditanamkan sejak dini, maka bukan sekadar angan-angan,  jika kelak di saat remaja dan menjadi pemuda, anak-anak kita sesuai harapan. Allahumma yassir. Lendah ,26 Okt 2022 t.me/anakmudadansalaf
Mostrar todo...
Anak Muda Dan Salaf

Catatan-catatan ringkas yang dishare di grup WA siswa-siswa Pusdiklatmu Lendah Kulonprogo Yogyakarta. _Abu Nasim Mukhtar bin Rifai La Firlaz_ Masukan,saran,usulan dan pertanyaan,bisa disampaikan via email : [email protected]

Repost from Asy-Syariah
📚🖊💎 KISAH SALMAN RADHIALLAHU ANHU MENCARI HIDAYAH 💎 Kisah Salman al-Farisi radhiallahu anhu adalah pelajaran berharga bagi pendamba kebahagiaan dunia dan pengharap surga. 🖊 Imam Ahmad rahimahullah dalam Musnad-nya (5/441) meriwayatkan perjalanan panjang seorang Salman al-Farisi radhiallahu anhu dalam mencari hidayah. 📝 Disebutkan bahwa Salman dahulunya adalah penyembah api. Ayahnya, selaku kepala suku, menugaskan Salman untuk menjaga api agar terus menyala, tidak boleh padam. Salman pun tidak pernah keluar dari rumahnya, layaknya gadis pingitan. Suatu hari, Salman disuruh oleh ayahnya untuk mengurus kebun dan menyelesaikan beberapa tugas. Di tengah perjalanan, Salman melewati sebuah gereja. Dia mendengar suara-suara merdu dari dalam gereja. Dia pun masuk dan menyaksikan apa yang dilakukan oleh kaum Nasrani. Salman takjub dan ingin memeluk agama mereka. Dia pun tertahan di situ hingga matahari tenggelam. Salman pun menanyakan asal-usul agama tersebut yang ternyata berasal dari Syam. ⛓ Ketika pulang, Salman langsung diinterogasi dan dimarahi oleh ayahnya. Dia lalu ditahan di kamar dengan kaki terlilit belenggu dari besi. Walhasil, akhirnya Salman berhasil kabur dari rumah. Berangkatlah ia menuju Syam bersama kafilah dagang dari Syam yang singgah di daerahnya. Di Syam inilah, Salman memulai sejarah perjalanannya mencari hidayah: agama Islam yang haq, Islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Di Syam, Salman tinggal bersama seorang pendeta di gereja. Ternyata pendeta tersebut adalah orang yang jelek. Di akhir kisah, umat Nasrani menyalib pendeta tersebut. Salman lalu tinggal bersama seorang pendeta lain yang menggantikan posisi pendeta sebelumnya. Pendeta tersebut adalah orang yang saleh dan baik. Namun, tidak lama berselang, pendeta tersebut tiba ajalnya. Sebelum wafat, dia berwasiat kepada Salman untuk mendatangi seorang saleh di negeri Maushil. 📌 Salman pun segera berangkat ke Maushil dan tinggal bersama orang saleh tersebut. Akan tetapi, tidak lama kemudian orang tersebut wafat. Sebelum meninggal, dia berwasiat kepada Salman agar datang kepada seorang yang saleh di negeri Nashibin. Tanpa membuang waktu, Salman bergegas menuju Nashibin dan bertemu dengan orang saleh tersebut. Salman lalu tinggal bersamanya. Namun, dengan takdir Allah, cepat pula ajal menjemput orang ini. Dia pun wafat. Sebelumnya, dia memberitahu Salman tentang seorang saleh di daerah Ammuriyah. Di Ammuriyah, Salman bertemu dan tinggal bersama orang saleh tersebut dalam waktu yang cukup lama. Salman bahkan sempat mencari usaha hingga memiliki beberapa ekor sapi dan kambing. Tatkala ajal tiba, orang saleh tersebut memberitakan bahwa tidak ada lagi di muka bumi ini orang yang saleh seperti dirinya. Namun, dia memberitahu Salman bahwa waktu itu telah datang masa munculnya nabi akhir zaman. Disebutkannya pula ciri-ciri nabi itu: nabi itu muncul di negeri Arab, lalu berhijrah ke daerah yang diapit oleh dua bukit berbatu hitam, di tengahnya terdapat pohon-pohon kurma, nabi itu mau memakan hadiah dan tidak mau memakan sedekah, dan di antara kedua pundaknya ada tanda kenabian. 📎 Setelah orang saleh itu wafat, Salman masih tinggal di Ammuriyah beberapa lama. Ketika datang kafilah dagang dari kabilah Kalb, Salman meminta mereka membawanya ke tanah Arab dengan bayaran seluruh sapi dan kambing yang dia miliki. Mereka pun menyetujuinya dan membawa serta Salman. Namun, setibanya mereka di Wadi Qura, mereka menjual Salman sebagai budak kepada seorang Yahudi. Salman pun tinggal di sana beberapa waktu. 🔸 Tidak seberapa lama, datanglah sepupu Yahudi itu dari Bani Quraizhah Madinah. Dia pun membeli Salman dan membawanya ke kota Madinah. Sesampainya di sana, Salman langsung mengenali Madinah sebagaimana kriteria yang disebutkan oleh orang saleh dari Ammuriyah. Di Madinah, Salman disibukkan oleh statusnya sebagai budak. Bersamaan dengan itu, Rasulullah sudah diutus sebagai nabi di Makkah, lalu berhijrah ke Madinah.
Mostrar todo...
Repost from Asy-Syariah
▪️Singkat kisah, Salman pun berhasil menemui Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di Quba, lalu menemuinya lagi di Madinah untuk melihat ciri-ciri kenabian beliau. Semuanya telah dia ketahui, kecuali satu hal: tanda kenabian di antara kedua pundak beliau. 🔹 Pada suatu hari, beliau shallallahu alaihi wa sallam mengantarkan jenazah seorang sahabat ke pekuburan Baqi’. Beliau shallallahu alaihi wa sallam duduk di antara para sahabat. Datanglah Salman lalu mengucapkan salam kepada beliau. Tidak sabar, Salman pun langsung berputar ke belakang punggung beliau untuk melihat apakah ada tanda kenabian seperti yang disebutkan oleh orang saleh dari Ammuriyah. Tatkala Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tahu bahwa Salman sedang memastikan sesuatu, beliau pun melepaskan kainnya dari pundak. Salman pun melihat dan mengenali tanda kenabian beliau. Salman langsung memeluk beliau sambil menangis dan menceritakan perjalanan panjangnya mencari hidayah, hingga akhirnya Allah subhanahu wa ta’ala mempertemukannya dengan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. ▫️ Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam takjub dengan kisah Salman. Beliau memintanya untuk menceritakannya kepada para sahabat. 📖 Hadits ini dinilai hasan oleh Syaikh Muqbil rahimahullah dalam al-Jami’ ash-Shahih (1/85). 🌏 https://asysyariah.com/hidayah-taufik-ilham/ 📲 https://t.me/asysyariah/1346
Mostrar todo...
Hidayah Taufik & Ilham

Ada pula pihak ketiga, orang yang mendapatkan hidayah taufik di atas As-Sunnah, tetapi masih kurang sempurna menjalankan As-Sunnah.

"Allah berfirman, 'Mereka (kaum muslimat) tidak halal bagi mereka (kaum musrikin). Demikian pula mereka (kaum musrikin) tidak halal bagi mereka (kaum muslimat).' (al-Mumtahanah: 10). Ayat ini mengharamkan pernikahan wanita-wanita muslimat dengan laki-laki dari musyrikin. Hal ini dahulu boleh ketika di awal Islam, yakni laki-laki musyrik menikahi wanita mukminah. Oleh karena itu, dahulu Abul 'Ash bin ar-Rabi' menikahi putri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu Zainab radhiyallahu 'anha dan sungguh beliau wanita muslimah sedangkan Abul 'Ash masih di atas agama kaumnya." (Tafsīr Ibnu Katsīr, 8/93). Namun, setelah berlalu satu tahun, tibalah waktu perpisahan yang tidak akan mungkin berjumpa lagi di dunia, duhai betapa sedihnya Abul 'Ash, betapa cepat waktu bersama wanita yang sangat dicintainya, dia akan berpisah dengannya. Sebab, Zainab wafat pada tahun ke delapan. Ibnu Abdil Barr berkata, وتوفيت زينب بنت رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حياة رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سنة ثمان من الهجرة، وَكَانَ سبب موتها أنها لما خرجت من مكة إِلَى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عمد لَهَا هبار بْن الأسود ورجل آخر فدفعها أحدهما فِيمَا ذكروا، فسقطت عَلَى صخرة فأسقطت وأهراقت الدماء، فلم يزل بها مرضها ذلك حَتَّى ماتت سنة ثمان من الهجرة، وَكَانَ زوجها محبًا فِيهَا 'Zainab putri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam wafat pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masih hidup. Pada tahun yang kedelapan hijriah. Sebab meninggalnya adalah tatkala beliau keluar dari Mekah menuju Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Seorang Quraisy yang bernama Habbar bin al-Aswad dan yang lainnya, salah seorang dari mereka menyengaja mendorongnya hingga jatuh tersandung batu besar, maka dengan sebab itu beliau keguguran dan mengeluarkan banyak darah. Dan beliau senantiasa menderita sakit ini bertahun-tahun sampai beliau meninggal di tahun kedelapan hijriah. Suaminya sayang terhadap beliau." (al-Istīy'aab, 4/1854). Sungguh kisah ini betul-betul mengharukan. Sang ayah pun memerintahkan para wanita untuk memandikan jenazah Zainab radhiyallahu 'anha. Ummu 'Athiyyah berkata, تُوُفِّيَتْ بنْتُ النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فَقالَ لَنَا: اغْسِلْنَهَا ثَلَاثًا، أَوْ خَمْسًا أَوْ أَكْثَرَ مِن ذلكَ، إنْ رَأَيْتُنَّ... "Telah wafat putri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (Zainab) lalu beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Mandikanlah dia sebanyak tiga kali, lima kali atau lebih jika dipandang perlu." (al-Bukhari, no. 1.257). Al-Imam an-Nawawi menerangkan, وَأَمَّا بِنْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذِهِ الَّتِي غَسَّلَتْهَا فَهِيَ زَيْنَبُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا "Adapun putri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang dimandikan ini adalah putri beliau yang bernama Zainab radhiyallahu 'anha." (Syarh Shahīh Muslim, 7/3). Semoga kisah ini bermanfaat untuk kita semua. Baturaja, 20 Sya'ban 1443 Hijriah. 23 Maret 2022. ✍️ Abu Fudhail Abdurrahman bin 'Umar غفر الرحمن له. 📱Ayo Gabung dan Bagikan: 🏡 Kanal Telegram: https://t.me/alfudhailSitus Web: 🌍 http://alfudhail.com
Mostrar todo...
Majmu'ah Al-Imam Al-Fudhail Bin 'Iyadh

✅ Menebar Nasihat Bahagia Akhirat Channel resmi situs

https://t.me/alfudhail

📩 Kritik/Masukan : (081256371223) (085287548855) 📍 Jl. Lintas Sumatera Desa Air Paoh Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten OKU Propinsi Sumsel

Ternyata betul kejadian ini menjadikan hati Abul 'Ash lunak dan tertarik terhadap keindahan Islam sehingga beliau mendapatkan cahaya hidayah itu, beliau akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan Zainab ke Mekah dengan membawa sebuah tekad yang sudah bulat. Al-Imam Ibnu Katsir menerangkan, فَدَخَلَ عَلَى ابْنَتِهِ زَيْنَبَ فَقَالَ «أَيْ بُنَيَّةَ أَكْرِمِي مَثْوَاهُ وَلَا يَخْلُصَنَّ إِلَيْكِ فَإِنَّكِ لَا تَحِلِّينَ لَهُ» قَالَ وَبَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَحَثَّهُمْ عَلَى رَدِّ مَا كَانَ مَعَهُ فَرَدُّوهُ بِأَسْرِهِ لَا يَفْقِدُ مِنْهُ شَيْئًا فَأَخَذَهُ أَبُو الْعَاصِ فَرَجَعَ بِهِ إِلَى مَكَّةَ فَأَعْطَى كُلَّ إِنْسَانٍ مَا كَانَ لَهُ ثُمَّ قَالَ: يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ هَلْ بَقِيَ لِأَحَدٍ مِنْكُمْ عِنْدِي مَالٌ لَمْ يَأْخُذْهُ؟ قَالُوا لَا فَجَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا فَقَدْ وَجَدْنَاكَ وَفِيًّا كَرِيمًا، قَالَ فَإِنِّي أشهد إنما لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَاللَّهِ مَا مَنَعَنِي عَنِ الْإِسْلَامِ عِنْدَهُ ألا تخوف أن تظنوا أنى إنما أدرت أَنْ آكُلَ أَمْوَالَكُمْ فَلَمَّا أَدَّاهَا اللَّهُ إِلَيْكُمْ وَفَرَغْتُ مِنْهَا أَسْلَمْتُ. ثُمَّ خَرَجَ حَتَّى قَدِمَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk menemui putrinya yaitu Zainab seraya berkata, 'Duhai putriku, muliakanlah tempatnya! Jangan sampai dia berbuat bebas kepadamu. Sesungguhnya engkau tidak halal baginya.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun menganjurkan para sahabat untuk mengembalikan hartanya, hartanya dikembalikan oleh para sahabat semuanya tanpa tersisa sedikit pun. Kemudian Abul 'Ash mengambilnya lalu beliau kembali ke Mekkah dan satu persatu dari harta tersebut diberikan kepada pemiliknya. Kemudian beliau berkata, 'Wahai orang-orang Quraisy apakah masih ada harta seorang pun dari kalian yang masih bersamaku yang belum diambil?' Mereka menjawab, 'Tidak. Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Sungguh kami mendapati engkau adalah seorang yang sangat menepati janji dan seorang yang mulia.' Maka setelah itu dengan tegas dan lantang beliau berkata, 'Dengarkanlah! Sesungguhnya aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi melainkan Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusannya.' Demi Allah tidaklah yang menghalangiku untuk berislam tatkala di Madinah melainkan karena aku khawatir kalian menyangka bahwa aku hanyalah ingin membawa lari harta kalian. Maka, tatkala Allah mengembalikan barang dagangan kalian dan telah aku laksanakan tanggung jawabku, aku pun masuk Islam.' Kemudian Abul 'Ash berangkat ke Madinah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." (al-Bidāyah, 3/332). Betapa gembiranya hati Zainab dan Abul 'Ash setelah bertahun-tahun berpisah akhirnya mereka kembali lagi bertemu membangun bahtera rumah tangga dengan damai dan bahagia. Abdullah bin 'Abbas berkata,  «رَدَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ابْنَتَهُ زَيْنَبَ عَلَى أَبِي الْعَاصِ بِالنِّكَاحِ الْأَوَّلِ»، لَمْ يُحْدِثْ شَيْئًا "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengembalikan putrinya, yaitu Zainab kepada Abul 'Ash dengan nikah yang pertama dan beliau tidak mengulangi kembali pernikahan mereka." (Abu Daud, no. 2.240 dan dishahihkan oleh syekh Abdul Muhsin al-'Abbad di dalam pelajaran Syarh Sunan Abi Daud, 257/8). Mungkin muncul pertanyaan, kenapa di awal-awal, Rasulullah tidak memisahkan mereka? Jawabannya adalah hal ini dibolehkan di awal-awal Islam. Namun, setelah itu turun ayat tentang larangan hal ini. Al-Imam Ibnu Katsir berkata, وَقَوْلُهُ: {لَا هُنَّ حِلٌّ لَهُمْ وَلا هُمْ يَحِلُّونَ لَهُنَّ} هَذِهِ الْآيَةُ هِيَ الَّتِي حَرّمَت الْمُسْلِمَاتِ عَلَى الْمُشْرِكِينَ وَقَدْ كَانَ جَائِزًا فِي ابْتِدَاءِ الْإِسْلَامِ أَنْ يَتَزَوَّجَ الْمُشْرِكُ الْمُؤْمِنَةَ؛ وَلِهَذَا كَانَ أَبُو الْعَاصِ بْنُ الرَّبِيعِ زَوْجُ ابْنَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَيْنَبَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، وَقَدْ كَانَتْ مُسْلِمَةً وَهُوَ عَلَى دِينِ قَوْمِهِ، 
Mostrar todo...
Dan kembalikanlah dia dengan sembunyi-sembunyi lalu berikanlah dia kepada ayahnya. Kinanah pun menyepakatinya." (al-Bidāyah, 3/330). Setibanya di suatu tempat yang bernama Bathni Ya'jij, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengirim utusannya untuk menjemput Zainab. Disebutkan di dalam suatu riwayat, وَبَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَيْدَ بْنَ حَارِثَةَ وَرَجُلًا مِنَ الْأَنْصَارِ، فَقَالَ: «كُونَا بِبَطْنِ يَأْجِجَ حَتَّى تَمُرَّ بِكُمَا زَيْنَبُ فَتَصْحَبَاهَا حَتَّى تَأْتِيَا بِهَا» "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salla mengutus Zaid bin Haritsah dan sahabat Anshar. Beliau berkata, 'Tetaplah kalian di Bathni Ya'jij sampai Zainab melewati kalian lalu iringilah dia sampai kalian mengantarkannya (kepadaku).'" (Abu Daud, no. 2.692, dishahihkan oleh syekh Abdul Muhsin al-Abbad di dalam pelajaran Syarh Sunan Abi Daud, 318/19). Sampai tibalah mereka menuju Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada malam hari. Al-Hafidz Ibnu Katsir bertutur, فأقامت ليال حَتَّى إِذَا هَدَأَتِ الْأَصْوَاتُ خَرَجَ بِهَا لَيْلًا حَتَّى أَسْلَمَهَا إِلَى زَيْدِ بْنِ حَارِثَةَ وَصَاحِبِهِ فَقَدِمَا بِهَا لَيْلًا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "Zainab tinggal beberapa malam di Mekah sampai kondisi sudah mulai tenang, mereka berangkat pada malam hari sehingga sampailah ke Madinah dan diserahkanlah Zainab kepada Zaid bin Haritsah dan sahabatnya. Mereka pun tiba menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada malam hari." (al-Bidāyah, 3/330). Tinggallah Zainab bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Terpisahkanlah beliau dengan Abul 'Ash dalam waktu yang cukup lama. Kurang lebih selama enam tahun. Setelah enam tahun berlalu, terjadilah sebuah peristiwa bersejarah yaitu Allah takdirkan Abul 'Ash melakukan perjalanan membawa barang-barang dagangan orang-orang Quraisy. Al-Hafidz Ibnu Hajar menyebutkan, خرج أبو العاص في عير لقريش، فبعث النبيّ صلّى اللَّه عليه وسلّم زيد بن حارثة في سبعين ومائة راكب فلقوا العير بناحية العيص في جمادى الأولى سنة ست، فأخذوا ما فيها، وأسروا ناسا منهم أبو العاص، فدخل على زينب فأجارته. "Abul 'Ash keluar bersama rombongan Quraisy. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus Zaid bin Haritsah bersama sejumlah 170 pengendara. Mereka bertemu dengan segerombol Quraisy pada bulan Jumadil Uulaa tahun ke enam. Pasukan muslimin pun mengambil barang-barang milik Quraisy dan menawan beberapa orang, termasuk di antara mereka Abul 'Ash. Abul Ash berhasil melarikan diri dan masuk menemui Zainab meminta perlindungan kepadanya. Lalu Zainab melindunginya." Hal ini terjadi tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam baru menunaikan ibadah salat subuh. Subhanallah inilah indahnya agama Islam. Siapa saja dari kalangan muslimin berhak memberikan perlindungan dan jaminan keselamatan kepada orang-orang non muslim. Al-Hafidz pun menerangkan, : صلّى النبيّ صلّى اللَّه عليه وسلّم الصبح، فنادت زينب: إني أجرت أبا العاص بن الربيع، فقال بعد أن انصرف: «هل سمعتم ما سمعت؟» قالوا: نعم. قال: «والّذي نفس محمّد بيده ما علمت شيئا ممّا كان حتّى سمعت، وإنّه يجير على المسلمين أدناهم»  "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam salat subuh. Maka kemudian Zainab menyeru dengan suara yang keras, 'Aku melindungi Abul 'Ash ibn ar-Rabi'.' Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda setelah beliau selesai dari salatnya, 'Apakah kalian mendengar apa yang aku dengar?' Para sahabat menjawab, 'Iya.' 'Demi Zat yang jiwaku di tangan-Nya aku tidak mengetahui apapun sebelumnya sampai aku mendengar ini dan sungguh bagi kaum muslimin berhak memberikan jaminan perlindungan kepada orang-orang dekat mereka." (al-Ishābah, 8/152). Siapa yang mengira bahwa hal ini menjadi sebab islamnya Abul 'Ash? Memang hidayah itu sulit ditebak. Semuanya berdasarkan hikmah dari sang pemilik hidayah, yaitu Allah Tabaraka wa Ta'ala.
Mostrar todo...
'Lepaskanlah Abul 'Ash dan kembalikan kalung ini kepada Zainab!' Dan beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengambil perjanjian dengan Abul 'Ash bahwa Zainab mesti diantarkan ke Madinah. Abul 'Ash pun menyanggupi." (al-Ishabah, 8/151-152). Bahkan, disebutkan di dalam riwayat yang lain, رق لها رقة شديدة "Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam betul-betul terharu dengan Zainab." (Abu Daud, no. 2.692 dan dihasankan oleh al-Albani di dalam al-Irwa', no. 1.216). Akhirnya Abul 'Ash pulang ke Mekah dalam keadaan lesu karena akan mengembalikan orang yang dicintainya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Namun, janji tetaplah janji. Abul 'Ash menunaikan janjinya dalam keadaan hatinya sangat sedih menerima kenyataan ini, beliau pun bangkit dan menyampaikan berita ini kepada sang istri. Memang agama yang memisahkan mereka. Akhirnya bersiap-siaplah Zainab berangkat dengan dikawal oleh saudara Abul 'Ash, seorang pemanah yang handal. Al-Hafidz Ibnu Katsir bertutur, فَتَجَهَّزَتْ فَلَمَّا فَرَغَتْ مِنْ جَهَازِهَا قَدَّمَ إِلَيْهَا أَخُو زَوْجِهَا كِنَانَةُ بْنُ الرَّبِيعِ بَعِيرًا فَرَكِبَتْهُ وَأَخَذَ قَوْسَهُ وَكِنَانَتَهُ ثُمَّ خَرَجَ بِهَا نَهَارًا يَقُودُ بِهَا وَهِيَ فِي هَوْدَجٍ لَهَا وَتَحَدَّثَ بِذَلِكَ رِجَالٌ مِنْ قُرَيْشٍ فَخَرَجُوا فِي طَلَبِهَا حَتَّى أَدْرَكُوهَا بذي طوى وكان أَوَّلَ مَنْ سَبَقَ إِلَيْهَا هَبَّارُ بْنُ الْأَسْوَدِ بْنُ الْمُطَّلِبِ بْنِ أَسَدِ بْنِ عَبْدِ الْعُزَّى الفهري فَرَوَّعَهَا هَبَّارٌ بِالرُّمْحِ وَهِيَ فِي الْهَوْدَجِ وَكَانَتْ حَامِلًا فِيمَا يَزْعُمُونَ فَطَرَحَتْ وَبَرَكَ حَمُوهَا كِنَانَةُ وَنَثَرَ كِنَانَتَهُ ثُمَّ قَالَ وَاللَّهِ لَا يَدْنُو مِنِّي رَجُلٌ إِلَّا وَضَعْتُ فِيهِ سَهْمًا فَتَكَرْكَرَ النَّاسُ عَنْهُ وَأَتَى أَبُو سُفْيَانَ فِي جِلَّةٍ مِنْ قُرَيْشٍ فَقَالَ يَا أَيُّهَا الرَّجُلُ كُفَّ عَنَّا نَبْلَكَ حَتَّى نُكَلِّمَكَ، فَكَفَّ فَأَقْبَلَ أَبُو سُفْيَانَ حَتَّى وَقَفَ عَلَيْهِ فَقَالَ إِنَّكَ لَمْ تُصِبْ خَرَجْتَ بِالْمَرْأَةِ عَلَى رُءُوسِ النَّاسِ عَلَانِيَةً وَقَدْ عَرَفْتَ مُصِيبَتَنَا وَنَكْبَتَنَا وَمَا دُخِلَ عَلَيْنَا مِنْ مُحَمَّدٍ فَيَظُنُّ النَّاسُ إِذْ خَرَجْتَ بِابْنَتِهِ إِلَيْهِ عَلَانِيَةً عَلَى رُءُوسِ النَّاسِ مِنْ بَيْنِ أظهرنا إن ذلك عن ذلك أصابنا وإن ذلك ضعف منا ووهن ولعمري ما لنا بحبسها من أبيها من حاجة وما لنا من ثورة. وَلَكِنِ ارْجِعْ بِالْمَرْأَةِ حَتَّى إِذَا هَدَأَتِ الْأَصْوَاتُ وَتَحَدَّثَ النَّاسُ أَنْ قَدْ رَدَدْنَاهَا فَسُلَّهَا سِرًّا وَأَلْحِقْهَا بِأَبِيهَا، قَالَ فَفَعَلَ "Zainab pun bersiap-siap. Setelah selesai dari berkemas, saudara Abul 'Ash yang bernama Kinanah bin ar-Rabii' menyediakan untuknya unta lalu Zainab mengendarainya. Kinanah pun bersiap-siap dengan membawa anak panah beserta tempatnya. Berangkatlah mereka pada siang hari. Dan hal ini menjadi pembicaraan oleh tokoh-tokoh Quraisy. Mereka pun turut keluar mencarinya sehingga mereka berhasil menjumpainya. Orang pertama yang mendahuluinya adalah Habbar bin al-Aswad bin al-Muthallib bin Asad bin 'Abdil 'Uzza al-Fihriy. Diapun menakut-nakuti Zainab yang sedang duduk di tempat duduknya dengan anak panahnya. Dan Zainab ketika itu dalam kondisi hamil, lalu dengan sebab kejadian ini beliau menjadi keguguran. Kinanah pun menunduk dan siap untuk memanah kemudian berkata, 'Demi Allah tidaklah mendekat kepadaku seorang pun melainkan anak panah akan mengenainya.' Merekapun terpundur. Abu Sufyan dari rombongan Quraisy pun akhirnya berkata, 'Wahai laki-laki! Hentikan dulu seranganmu agar kami dapat berbicara denganmu.' Kinanah pun berhenti lalu Abu Sufyan maju hingga berdiri di hadapannya kemudian berkata, 'Tindakanmu salah. Engkau keluar dengan wanita di tengah-tengah manusia secara terang-terangan sedangkan engkau mengetahui pertikaian antara kami dan Muhammad. Orang-orang Quraisy mengira ketika engkau keluar dengan membawa anaknya untuk menemuinya secara terang-terangan seperti ini di hadapan manusia, di hadapan kami bahwa ini adalah serangan kepada kami dan menunjukkan kelemahan kami. Sungguh kami tidak akan menghalanginya dari keperluannya dengan ayahnya dan kami tidak akan membuat ribut. Namun, kembalilah dengannya sampai kondisi tenang.
Mostrar todo...