cookie

We use cookies to improve your browsing experience. By clicking «Accept all», you agree to the use of cookies.

avatar

Ibnu Al Iskandar

Media Tilawah Al-Qur'an dan Kajian Islam.

Show more
Advertising posts
1 613
Subscribers
+424 hours
+47 days
No data30 days
Posts Archive
Hukum Tidur Dalam Keadaan Junub Suami istri yang melakukan hubungan intim pada malam hari terkadang tidak memungkinkan bagi mereka untuk melakukan mandi janabah pada malam itu juga. Bisa jadi udara sangat dingin atau kelelahan dan mengantuk. Apakah boleh bagi mereka untuk tidur dalam keadaan junub? Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah boleh dan disunahkan agar wudu sebelum tidur dan yang lebih afdal adalah mandi janabah. Bahkan, ada ulama yang berpendapat bisa juga melakukan tayamum. Terdapat beberapa hadis terkait hal ini. Misalnya hadis dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَيَرْقُدُ أَحَدُنَا وَهْوَ جُنُبٌ قَالَ « نَعَمْ إِذَا تَوَضَّأَ أَححَدُكُمْ فَلْيَرْقُدْ وَهُوَ جُنُبٌ » “Dari Ibnu ‘Umar, bahwasanya ‘Umar bin Al-Khattab pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Apakah salah seorang di antara kami boleh tidur, padahal ia dalam keadaan junub?” Beliau menjawab, “Iya, jika salah seorang di antara kalian berwudu, maka silakan tidur meskipun dalam keadaan junub.” (HR. Bukhari dan Muslim) Demikian juga hadis dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ وَهْوَ جُنُبٌ ، غَسَلَ فَرْجَهُ ، وَتَوَضَّأَ لِلصَّلاَةِ “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika hendak tidur padahal dalam keadaan junub, beliau mencuci kemaluannya, lalu berwudu sebagaimana wudu untuk salat.” (HR. Bukhari) Syekh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah menjelaskan bahwa tidak harus mandi sebelum tidur jika berada dalam keadaan junub, dan cukup berwudu. Beliau rahimahullah berkata, وهذا يدل على شرعية الوضوء، وأن السنة أن يتوضأ قبل أن ينام، وكان النبي يفعل هذا عليه الصلاة والسلام، وإذا اغتسل كان أفضل وأفضل “Hadis tersebut menunjukkan disyariatkannya berwudu (ketika junub). Dan sunahnya adalah berwudu sebelum tidur. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu melakukannya. Apabila ia mandi (sebelum tidur), ini lebih utama.” (https://binbaz.org.sa/audios/2834/05) Sumber: https://muslim.or.id/76233-hukum-tidur-dalam-keadaan-junub.html 📷 @ibnu.al.iskandar x @thesunnah_path 📂 t.me/ibnu_aliskandar Follow: @thequraan_daily
Show all...
Audio Murottal. 📖 Surah Al-'Ankabut: 63 🎧 Abdulrahman Mossad 🎬 @ibnu.al.iskandar x @thequran_path 📂 t.me/ibnu_aliskandar 📚 Tafsir Al-Mukhtashar 63. Jika engkau -wahai Rasul- bertanya kepada orang-orang musyrik, “Siapa yang menurunkan air dari langit yang Dia gunakan menghidupkan bumi setelah sebelumnya merupakan tanah gersang?” Niscaya mereka menjawab, “Yang menurunkan hujan dari langit dan Dia gunakan menghidupkan bumi adalah Allah.” Katakan -wahai Rasul- “Segala puji bagi Allah yang telah menampakkan bukti kepada kalian, tapi kenyataannya kebanyakan dari kalian tidak berakal, sebab apabila mereka berakal, niscaya mereka tidak mungkin menyekutukan Allah dengan berhala-berhala yang tidak mampu mendatangkan manfaat dan tidak pula mampu memberi mudarat. Follow: @thequraan_daily
Show all...
بِسۡمِ ٱللَّهِ 📃 Bolehkah Dakwah Dengan Musik? Adakah Musik Religi Islami? 🎧 Ustadz @imamsyuhada_official 🎥 @ibnu.al.iskandar x @thesunnah_path 📂 t.me/ibnu_aliskandar
Show all...
📚 Tafsir Al-Mukhtashar 6. Di antara manusia -seperti An-Naḍr bin Al-Hāriṡ- ada yang memilih ucapan-ucapan yang membuat terlena dengan tujuan mengalihkan manusia dari agama Allah kepada ucapan-ucapan itu tanpa didasari ilmu, dan menjadikan ayat-ayat Allah sebagai bahan olok-olok yang mereka cemooh. Orang-orang yang mempunyai kriteria semacam ini, mereka akan mendapatkan siksa yang menghinakan di Akhirat. 📷 @ibnu.al.iskandar x @thequran_path 📂 t.me/ibnu_aliskandar Follow: @thequraan_daily
Show all...
Audio Murottal. 📖 Surah Luqman: 6-7 🎧 @noorfadliabdullah 🎬 @ibnu.al.iskandar x @thequran_path 📂 t.me/ibnu_aliskandar 📚 Tafsir Al-Mukhtashar 6. Di antara manusia -seperti An-Naḍr bin Al-Hāriṡ- ada yang memilih ucapan-ucapan yang membuat terlena dengan tujuan mengalihkan manusia dari agama Allah kepada ucapan-ucapan itu tanpa didasari ilmu, dan menjadikan ayat-ayat Allah sebagai bahan olok-olok yang mereka cemooh. Orang-orang yang mempunyai kriteria semacam ini, mereka akan mendapatkan siksa yang menghinakan di Akhirat. 7. Dan jika ayat-ayat Kami dibacakan kepadanya, ia berpaling dari mendengarnya, seakan-akan ia tidak mendengarnya, seakan-akan di kedua telinganya ada sumbatan yang mencegahnya untuk mendengar. Maka berilah kabar gembira kepadanya -wahai Rasul- dengan siksa pedih yang menantinya. Follow: @thequraan_daily
Show all...
بِسۡمِ ٱللَّهِ 📃 Mana yang lebih kau sukai? Nyanyian-nyanyian, musik atau Al Qur'an? 🎥 @ibnu.al.iskandar x @thesunnah_path 📂 t.me/ibnu_aliskandar
Show all...
Tafsir Quran Surat Al-Ghasyiyah Ayat 17 📚 Tafsir Al-Mukhtashar 17. "Apakah mereka tidak melihat dengan penuh perhatian kepada unta, bagaimana Allah menciptakannya dan menundukkannya untuk manusia? 📷 @ibnu.al.iskandar x @thequran_path 📂 t.me/ibnu_aliskandar
Show all...
Audio Murottal. 📖 Surah Ar-Rum: 17-19 🎧 Abdulrahman Mossad 🎬 @ibnu.al.iskandar x @thequran_path 📂 t.me/ibnu_aliskandar 📚 Tafsir Al-Mukhtashar 17. Maka sucikanlah nama Allah ketika kalian memasuki waktu sore, yaitu waktu untuk melaksanakan dua salat malam; maghrib dan isya', dan sucikanlah Dia ketika kalian memasuki waktu pagi, yaitu waktu untuk melaksanakan salat subuh. 18. Dan hanya bagi-Nya semata segala pujian di langit yang dipujikan oleh para Malaikat, dan di bumi yang dipujikan oleh makhluk-makhluk-Nya. Dan sucikanlah Dia ketika kalian memasuki waktu sore, yaitu waktu untuk melaksanakan salat asar dan sucikanlah Dia ketika kalian memasuki waktu zuhur. 19. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati sebagaimana Dia mengeluarkan manusia dari air mani, anak burung dari telur. Dan Dia mengeluarkan yang mati dari yang hidup sebagaimana Dia mengeluarkan mani dari manusia dan mengeluarkan telur dari ayam. Dan Dia menghidupkan bumi setelah kekeringannya dengan menurunkan hujan dan menumbuhinya. Dan sebagaimana kebangkitan bumi dengan ditumbuhinya dengan tumbuh-tumbuhan demikian pula kalian keluar dari kuburan kalian untuk mendapatkan perhitungan dan pembalasan. Follow: @thequraan_daily #hastagmurottal #tadabburdaily #quran #quranic #alquranmerdu #murottalmerdu #tilawah #inginsurga #tadabbur #videoislami #murottal #quranrecitation #ayatalquran #quranverses #oneminutebooster #vidgram #vidgrammurottal #alafasy #kajianalminangi #murottalmerdu
Show all...
بِسۡمِ ٱللَّهِ 📃 Jangan Sia-Siakan Sedetikpun Dari Bulan Ramadhan 🎧 Syaikh Abdul Ilah Ats-Tsamiri 🎥 @ibnu.al.iskandar x @thesunnah_path 📂 t.me/ibnu_aliskandar Follow: @al.iskandar.tv @al.iskandar.tv @al.iskandar.tv #syaikh #ustadzsyafiqrizabasalamah #ustadzkhalidbasalamah #ustadzmuhammadnuzuldzikri #kajianpadang #kajiantulungagung #kajiansunnah #kajianbandung #kajiansurabaya #kajianmedan #kajianmakasar #kajianpontianak #kajianbatam #kajianpadang #kajianjogja #kajianmanado #kajianbalikpapan #kajiankediri #kajianlampung #kajianmalang #kajianjakarta #kajianbandung #kajiansurabaya #kajianaceh #kajianbatam #kajianmakasar #kajianpapua #kajianjayapura #kajiansunnahjakarta #kajianjember #al #kajianriau #kajianlombok #kajianbalikapapan
Show all...
Audio Murottal. 📖 Surah Al-Baqarah: 185 🎧 Abdulrahman Mossad 🎬 @ibnu.al.iskandar x @thequran_path 📂 t.me/ibnu_aliskandar 📚 Tafsir Al-Mukhtashar 185. Bulan Ramadan adalah bulan dimulai proses turunnya Al-Qurān kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pada malam Qadar. Allah menurunkan Al-Qurān sebagai petunjuk bagi manusia. Al-Qur`ān itu berisi pentuk yang jelasa dan pemisah yang membedakan antara perkara yang hak dan yang batil. Siapa saja yang menemui bulan Ramadan dalam keadaan mukim dan sehat, hendaklah dia menjalankan puasa secara wajib. Siapa yang sakit sehingga tidak mampu berpuasa atau bepergian jauh, dia boleh berbuka. Dan jika dia berbuka, dia wajib mengganti puasa sebanyak hari-hari dia berbuka. Dengan syariat yang ditetapkan itu, Allah menghendaki kemudahan bagi kalian dan tidak menghendaki kesulitan. Juga supaya kalian menyempurnakan bilangan puasa selama sebulan penuh. Dan supaya kalian mengagungkan nama Allah di penutup bulan Ramadan dan hari raya (Idul Fitri) karena Dia telah membimbing kalian untuk menjalankan ibadah puasa dan membantu kalian menyempurnakannya hingga sebulan penuh. Serta supaya kalian bersyukur kepada Allah atas petunjuk-Nya untuk memeluk agama yang Dia ridai untuk kalian ini. Follow: @thequraan_daily #hastagmurottal #tadabburdaily #quran #quranic #alquranmerdu #murottalmerdu #tilawah #inginsurga #tadabbur #videoislami #murottal #quranrecitation #ayatalquran #quranverses #oneminutebooster #vidgram #vidgrammurottal #alafasy #kajianalminangi #murottalmerdu
Show all...
Mungkin Ini Ramadhan Terakhir Bagi Kita Bulan Ramadhan Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du, Apa yang bisa anda bayangkan, ketika dokter memvonis anda bahwa secara perhitugan fisik, tubuh kita tidak bisa bertahan lebih lama. Kami yakin, anda akan melakukan hal terbaik dalam hidup, demi mendapatkan kebahagiaan setelah kematian. Karena itulah, islam mengajarkan kepada kita, agar kita sering mengingat kematian. Dalam arti, selalu menghitung, bekal apa yang harus kita persiapkan setelah kematian. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut orang semacam ini sebagai orang cerdas. Beliau bersabda, الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا ثُمَّ تَمَنَّى عَلَى اللَّهِ Orang yang cerdas adalah orang yang memaksa dirinya untuk beramal yang manfaat setelah kematian. Sementara orang yang lemah adalah selalu mengikuti keinginan hawa nafsunya, kemudian dia berharap diampuni Allah. (HR. Ahmad 17588, Turmudzi 2647, Ibnu Majah 4401 dan dishahihkan al-Albani) Apa yang bisa anda bayangkan, ketika ramadhan tahun ini adalah ramadhan terakhir bagi anda? Kita sangat yakin, anda akan mempersiapkannya sebaik mungkin. Anda akan berpuasa dengan serius, memperbanyak ketaatan, berusaha menjauhi segala maksiat, dst. Sumber: https://konsultasisyariah.com/25043-mungkin-ini-ramadhan-terakhir-bagi-kita.html 📷 @ibnu.al.iskandar x @thesunnah_path 📂 t.me/ibnu_aliskandar Follow: @thequraan_daily
Show all...
Audio Murottal. 📖 Ramadhan Mubarak 🎧 Abdulrahman Mossad 🎬 @ibnu.al.iskandar x @thequran_path 📂 t.me/ibnu_aliskandar Follow: @thequraan_daily #hastagmurottal #tadabburdaily #quran #quranic #alquranmerdu #murottalmerdu #tilawah #inginsurga #tadabbur #videoislami #murottal #quranrecitation #ayatalquran #quranverses #oneminutebooster #vidgram #vidgrammurottal #alafasy #kajianalminangi #murottalmerdu
Show all...
بِسۡمِ ٱللَّهِ 📃 Dua Senjata Menghadapi Fitnah Syubhat dan Fitnah Syahwat 🎧 Ustadz @imamsyuhada_official 🎥 @ibnu.al.iskandar x @thesunnah_path 📂 t.me/ibnu_aliskandar
Show all...
Penjelasan Hadits Doa Rasulullah Bagi Para Pemimpin Terdapat sebuah hadits yang di dalamnya Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mendoakan keburukan dan kebaikan bagi para pemimpin, yaitu hadits dari ‘Aisyah radhiallahu’anha, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, اللَّهُمَّ، مَن وَلِيَ مِن أَمْرِ أُمَّتي شيئًا فَشَقَّ عليهم، فَاشْقُقْ عليه، وَمَن وَلِيَ مِن أَمْرِ أُمَّتي شيئًا فَرَفَقَ بهِمْ، فَارْفُقْ بهِ “Ya Allah, siapa saja yang mengurusi urusan dari umatku, lalu ia membuat susah umatku, maka susahkanlah dia. Dan siapa saja yang mengurusi urusan dari umatku, lalu ia sayang pada umatku, maka sayangilah ia.” (HR. Muslim, no. 1828) Hadits ini sering dijadikan alasan untuk mencela ulil amri, atau alasan untuk melakukan demonstrasi atau bahkan dijadikan alasan memberontak kepada ulil amri. Sama sekali ini pendalilan yang tidak tepat. Karena beberapa poin: Pertama, para ulama, seperti Syaikh Shalih Al Fauzan, Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Syaikh Sulaiman Ar Ruhaili, dan para ulama sunnah lainnya, ketika menjelaskan hadits ini, penjelasan mereka tidak lepas dari: 1. Hadits ini adalah ancaman bagi para pemimpin yang zalim kepada rakyatnya. 2. Hadits ini adalah motivasi bagi para pemimpin untuk menyayangi rakyatnya. 3. Hadits ini menunjukkan al jaza’ min jinsil ‘amal, balasan sesuai dengan perbuatan. 4. Hadits ini menunjukkan sayangnya Rasulullah kepada umatnya. Tidak kami ketahui di antara ulama Ahlussunnah yang memahami dari hadits ini, bahwa maknanya boleh mencela ulil amri atau bahkan sampai jadi dalil bolehnya memberontak. Intinya, hadits ini adalah salah satu dari dalil wa’id (ancaman) bagi para pemimpin (secara umum) yang tidak menjalankan amanah dengan baik. Dan dalil-dalil ancaman bagi pemimpin itu banyak sekali. Tidak hanya hadits ini. Kedua, dalam hadits ini Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mendoakan pemimpin yang zalim secara umum. Yang disebutkan oleh beliau adalah sifatnya, yaitu yang zalim kepada umat. Bukan nama atau individu secara spesifik. Maka tidak tepat jika dijadikan dalil untuk mencela seorang ulil amri atau pemimpin secara mu’ayyan (spesifik). Contoh lain, hadits tentang doa keburukan bagi orang yang disebutkan sifatnya: Diriwayatkan dalam Shahih Ibnu Khuzaimah (3/192) juga pada kitab Musnad Imam Ahmad (2/246, 254), عن أبي هريرة  أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال : آمين آمين آمين فقيل له : يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال : قال لي جبريل : أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت : آمين “Dari Abu Hurairah: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya: “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hamba yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin”.” (Dihasankan oleh Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid (8/142), juga oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Al Qaulul Badi‘ (212), juga oleh Al Albani di Shahih At Targhib (1679)). Sumber: https://muslim.or.id/59189-penjelasan-hadits-doa-rasulullah-bagi-para-pemimpin.html 📷 @ibnu.al.iskandar x @thesunnah_path 📂 t.me/ibnu_aliskandar Follow: @thequraan_daily
Show all...
Audio Murottal. 📖 Surah At-Taubah: 40 🎧 Abdulrahman Mossad 🎬 @ibnu.al.iskandar x @thequran_path 📂 t.me/ibnu_aliskandar 📚 Tafsir Al-Mukhtashar 40. Apabila kalian -wahai orang-orang mukmin- tidak mau menolong Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- maupun menjawab seruannya untuk berjihad di jalan Allah, Maka sebenarnya Allah telah menolongnya tanpa kalian, di saat orang-orang musyrik mengusirnya dan Abu Bakr -Raḍiallāhu ‘anhu-. Ketika itu keduanya bersembunyi di dalam Gua Ṡūr untuk menghindari kejaran orang-orang kafir. Yaitu ketika Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda kepada sahabatnya, Abu Bakr Ṣiddīq tatkala ia mencemaskan beliau, kalau-kalau orang-orang musyrik berhasil menemukan beliau, "Jangan bersedih. Sesungguhnya Allah bersama kita melalui dukungan dan pertolongan-Nya." Kemudian Allah menurunkan ketenteraman ke dalam hati Rasulullah, dan juga menurunkan bala tentara yang tidak bisa mereka lihat, yakni para malaikat, untuk mendukung beliau. Dan Allah pun menjadikan kalimat orang-orang musyrik jatuh ke tingkat terbawah dan membuat kalimat Allah naik ke tingkat tertinggi ketika dia menjunjung tinggi agama Islam. Dan Allah Maha Perkasa di dalam Żāt-Nya, kekuasaan-Nya, dan kerajaan-Nya, tidak ada seorang pun yang dapat mengalahkan-Nya, lagi Maha Bijaksana dalam pengaturan-Nya, ketetapan-Nya, dan ketentuan syariat-Nya. Follow: @thequraan_daily
Show all...
INDIKATOR IKHLAS⁣ ⁣ Ibnu Mas'ud, seorang shahabat Nabi mengatakan,⁣ ⁣ المُخْلِصُ لِرَبِّهِ كَالْمَاشِيْ عَلَى الرَّمْلِ لَا تَسْمَعُ خُطُوَاتِهِ وَلَكِنْ تَرَى آثَارَهُ⁣ ⁣ Orang ikhlas dalam beramal itu seperti orang yang berjalan di lautan pasir. Anda tidak mendengar suara langkah kakinya namun anda lihat jejaknya⁣ ⁣ Jami'ul Ulum wal Hikam hlm 302⁣ ⁣ Indikator orang yang ikhlas dalam beramal shalih adalah semangat menyembunyikan amal kebaikannya sebagaimana semangatnya dalam menutupi aib dan keburukannya. ⁣ ⁣ Di antara jejak amal yang ikhlas adalah awet dan berkesinambungan.⁣ ⁣ Amal yang dianjurkan untuk disembunyikan adalah amal-amal yang hukumnya dianjurkan. ⁣ ⁣ Amal yang wajib semisal zakat dianjurkan untuk dinampakkan agar orang lain tidak berburuk sangka, tidak pernah bayar zakat. ⁣ ⁣ Semoga Allah mudahkan penulis dan semua pembaca tulisan ini untuk selalu ikhlas dalam beramal, tidak mengharapkan pujian dan tidak khawatir celaan manusia. ⁣ ⁣ Aris Munandar, SS, MPI⁣ Pondok Pesantren Hamalatul Qur'an Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta⁣ ⁣ 📷 @ibnu.al.iskandar x @thesunnah_path 📂 t.me/ibnu_aliskandar Follow: @thequraan_daily
Show all...
Audio Murottal. 📖 Surah Al-Baqarah: 158 🎧 Abdulrahman Mossad 🎬 @ibnu.al.iskandar x @thequran_path 📂 t.me/ibnu_aliskandar 📚 Tafsir Al-Mukhtashar 158. Sesungguhnya dua bukit yang dikenal dengan nama Safa dan Marwah di dekat Ka'bah itu termasuk tanda-tanda syariat Islam yang nyata. Maka barangsiapa yang pergi ke Baitullah untuk menunaikan ibadah haji atau umrah tidak ada dosa baginya untuk melaksanakan sai di antara kedua bukit tersebut. Pernyataan “tidak ada dosa” di sini dimaksudkan untuk menenteramkan hati sebagian orang Islam yang segan melaksanakan sai di sana karena menganggap itu adalah bagian dari ritual jahiliah. Allah menjelaskan bahwa sai di antara Safa dan Marwah adalah bagian dari manasik haji. Barangsiapa melaksanakan ibadah-ibadah sunah secara sukarela dan ikhlas karena Allah, maka Allah akan berterima kasih kepadanya. Dia akan menerima ibadahnya dan akan memberinya balasan yang setimpal. Dan Dia Maha Mengetahui siapa yang berbuat baik dan berhak mendapatkan pahala. Follow: @thequraan_daily
Show all...
Bencana Alam Bukan Karena Maksiat? Bencana alam merupakan fenomena alam yang terjadi karena adanya aktifitas fisik dari berbagai benda-benda di alam. Lalu bagaimana mungkin terjadinya bencana alam dikaitkan dengan moralitas, kemaksiatan, kesyirikan, hal-hal yang bukan aktifitas fisik, bahkan abstrak? Bagi sebagian orang ini adalah hal yang mudah, namun bagi sebagian lagi ini menjadi hal yang sulit dicerna akal. Islam bukan agama yang mengajarkan mistisme, supranatural, tahayul dan sejenisnya. Dimana dalam dunia semacam itu, keterputusan hubungan antara sebab dan akibat adalah hal biasa. Kena musibah karena mata berkedut, sulit mendapat jodoh karena berdiri di pintu, sakit bisul gara-gara duduk di meja, dan semacamnya. Ini bukan ajaran Islam bahkan Islam melarang mempercayai hal-hal tersebut. Bahkan Islam sangat memperhitungkan nalar dan ilmu pasti. Itu sangat jelas sehingga rasanya tidak perlu membawakan contoh untuk hal ini. Namun bukan berarti percaya kepada hal yang tidak kasat mata, abstrak, gaib, itu tidak ada dalam Islam. Bahkan esensi dari iman adalah percara kepada yang gaib. Allah Ta’ala berfirman: الم ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ “Alif Laam Miim. Al Qur’an adalah kitab yang tidak terdapat keraguan. Ia adalah petunjuk bagi orang yang bertaqwa, yaitu orang yang percaya kepada yang gaib..” (QS. Al Baqarah: 1-2) Mulai dari dzat Allah, tidak kasat mata. Kita shalat sehari lima kali, melakukan gerakan-gerakan berdiri, menunduk, sujud, berdiri lagi apakah dalam rangka berolah raga atau apa? Tidak lain itu kita lakukan dalam rangka mengharap sesuatu yang tidak kasat mata, yaitu pahala. Kita pergi haji mengeluarkan uang puluhan juta rupiah dengan segala tatacaranya yang ‘rumit’, semua itu rela dilakukan untuk mengharap sesuatu yang masih kasat mata, yaitu surga. Dan hampir dalam semua ajaran Islam, keyakinan kita terhadap sesuatu yang gaib dan kasat mata sangat esensial perannya. Andai kita tidak percaya Allah itu ada, tidak percaya adanya pahala, tidak percaya adanya surga, karena tidak bisa dinalar dan tidak kasat mata, lalu apa gunanya anda shalat? Apa gunanya anda bersyahadat? Apa gunanya berpuasa? Apa gunanya? Semuanya akan terasa hampa. Dan kita pun melepas semua sendi keislaman kita. Jika demikian perkara gaib ada yang diingkari oleh Islam, ada pula yang wajib diyakini oleh setiap muslim. Lalu apa pembedanya? Bagi yang merenungkan ayat yang kami sitir di atas, tentu sudah mendapat jawabannya. Ya, perkara gaib yang dikabarkan Al Qur’an dan juga tentunya dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam yang telah divalidasi oleh Allah sebagai penjelas Al Qur’an. Kabar gaib dari mereka berdua adalah harga mati untuk diyakini. Karena Al Qur’an memilki nilai ‘tanpa keraguan’ atau dengan kata lain ‘pasti benar’, 100% mutlak benar. Tentu lain masalahnya jika anda, pembaca, adalah orang yang tidak mempercayai bahwa Al Qur’an adalah kalam ilahi dan menilai Al Qur’an itu belum tentu benar. Jika anda demikian, silakan tutup halaman ini dan tidak ada yang perlu kita bahas lagi. Inilah yang menjadi modal berpikir kita untuk menilai perkara yang kita bahas. Karena Allah Ta’ala berfirman dalam Al Qur’an: وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ “Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah mema’afkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (Qs. Asy-Syuura: 30) Sumber: https://muslim.or.id/4979-bencana-alam-bukan-karena-maksiat.html 📷 @ibnu.al.iskandar x @thesunnah_path 📂 t.me/ibnu_aliskandar
Show all...