cookie

نحن نستخدم ملفات تعريف الارتباط لتحسين تجربة التصفح الخاصة بك. بالنقر على "قبول الكل"، أنت توافق على استخدام ملفات تعريف الارتباط.

avatar

Ittiba' Sunnah

Nerakamu memang bukan urusanku&surgapun belum tentu jdi milikku.Tapi mengajakmu dlm kebaikan adlh kewajibanku Allah ta'ala berfirman, فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ الْمُبِينُ Maka ketahuilah kewajiban yg dibebankan atasmu hanyalah menyampaikan dg terang

إظهار المزيد
مشاركات الإعلانات
1 889
المشتركون
لا توجد بيانات24 ساعات
-17 أيام
+930 أيام

جاري تحميل البيانات...

معدل نمو المشترك

جاري تحميل البيانات...

➡ 5. Darah sembelihan jatuh di tempat penyimpanan Allah Subhanahu wa Ta’ala أَيُّهَا النَّاسُ، ضَحُّوْا وَاحْتَسِبُوْا بِدِمَائِهَا، فَإِنَّ الدَّمَ وَإِنْ وَقَعَ فِي اْلأَرْضِ فَإِنَّهُ يَقَعُ فِي حِرْزِ اللهِ عَزَّ وَجَلّ َ “Wahai sekalian manusia, berqurbanlah dan harapkanlah pahala dari darahnya. Karena meskipun darahnya jatuh ke bumi namun sesungguhnya dia jatuh ke tempat penyimpanan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jamul Ausath) 📝 Hadits ini maudhu’ (palsu). Dalam sanadnya ada ‘Amr bin Al-Hushain Al-’Uqaili, dia matrukul hadits, sebagaimana dinyatakan Al-Haitsami rahimahullahu. Lihat Adh-Dha’ifah karya Al-Albani rahimahullahu (2/16, no. hadits 530). (Ahkamul Udh-hiyyah hal. 62, karya Abu Sa’id Bal’id bin Ahmad) Wallahu ta’ala a’lam. 📋 (Sumber http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=579)
إظهار الكل...
1
📚 *HADITS - HADITS LEMAH DALAM BERKURBAN* ☝Pembaca yang budiman, kita patut bersyukur kepada Allah atas taufik yang telah Ia limpahkan hingga kita dapat mengisi waktu yang utama di sepuluh hari awal Dzulhijjah dengan amal shalih. ❕Akan tetapi perlu bagi kita untuk mengetahui beberapa hadits lemah dan palsu, yang sering dijadikan sandaran bagi sebagian kaum muslimin yang akan melaksanakan ibadah Kurban. Diantaranya adalah hadits-hadits sebagai berikut : ➡ 1. Kesempurnaan sembelihan عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أُمِرْتُ بِيَوْمِ اْلأَضْحَى عِيْدًا جَعَلَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لِهَذِهِ اْلأُمَّةِ. قَالَ الرَّجُلُ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ أَجِدْ إِلاَّ أُضْحِيَّةً أُنْثَى أَفَأُضَحِّي بِهَا؟ قَالَ: لاَ، وَلَكِنْ تَأْخُذُ مِنْ شَعْرِكَ وَأَظْفَارِكَ وَتَقُصُّ شَارِبَكَ وَتَحْلِقُ عَانَتَكَ فَتِلْكَ تَمَامُ أُضْحِيَّتِكَ عِنْدَ اللهِ عَزَّ وَجَلّ َ 📌 Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Aku diperintahkan pada hari Adha sebagai hari raya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menghadiahkannya untuk umat ini.” Seorang sahabat bertanya: “Bagaimana pendapatmu (kabarkan kepada saya) jika aku tidak mendapatkan kecuali sembelihan hewan betina, apakah aku menyembelihnya?” Beliau menjawab: “Jangan. Akan tetapi ambillah dari rambut dan kukumu, cukur kumis serta bulu kemaluanmu. Itu semua sebagai kesempurnaan sembelihanmu di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Abu Dawud no. 2786) 📝 Al-Mundziri rahimahullahu menjelaskan : “Hadits ini juga diriwayatkan oleh An-Nasai. Sanad hadits ini lemah di dalamnya terdapat seorang rawi yang bernama ‘Isa bin Hilal Ash-Shadafi. Tidak ada yang menguatkan kecuali Ibnu Hibban.” Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu mendhaifkannya dalam Dha’if Abi Dawud. (lihat ‘Aunul Ma’bud 5/222) ➡ 2. Sembelihan dikhususkan untuk orang yang sudah meninggal عَنْ حَنَشٍ قَالَ: رَأَيْتُ عَلِيًّا يُضَحِّي بِكَبْشَيْنِ فَقُلْتُ لَهُ: مَا هَذَا؟ فَقَالَ: إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصَانِي أَنْ أُضَحِّيَ عَنْهُ فَأَنَا أُضَحِّي عَنْه ُ 📌 Dari Hanasy ia berkata: “Aku melihat ‘Ali bin Abi Thalib sedang menyembelih dua ekor domba. Kemudian aku bertanya: ‘Apa ini?’ Ali pun menjawab: ‘Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mewasiatkan kepadaku agar aku menyembelih hewan qurban untuknya, dan akupun menyembelihkan untuknya.” (HR. Abu Dawud no. 2786, At-Tirmidzi no. 1495) 📝 Sanad hadits ini lemah, terdapat di dalamnya seorang rawi yang bernama Abul Hasna, yang dia tidak dikenal. (lihat ‘Aunul Ma’bud 5/222) ➡ 3. Pahala bagi orang yang berqurban فِي اْلأُضْحِيَّةِ لِصَاحِبِهَا بِكُلِّ شَعْرَةٍ حَسَنَة ٌ 📌 Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Pada setiap hewan qurban, terdapat kebaikan di setiap rambut bagi pemiliknya.” (HR. At-Tirmidzi. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: “Hadits ini maudhu’ (palsu).”) ➡ 4. Hewan qurban adalah tunggangan di atas shirath اسْتَفْرِهُوْا ضَحَايَاكُمْ، فَإِنَّهَا مَطَايَاكُمْ عَلىَ الصِّرَاط ِ “Perbaguslah hewan qurban kalian, karena dia adalah tunggangan kalian di atas shirath.” 📝 Hadits ini lemah sekali (dha’if jiddan). Dalam sanadnya ada Yahya bin Ubaidullah bin Abdullah bin Mauhab Al-Madani, dia bukanlah rawi yang tsiqah, bahkan matrukul hadits (haditsnya ditinggalkan oleh para ulama). Juga ayahnya, Ubaidullah bin Abdullah, adalah seorang yang majhul. Lihat Adh-Dha’ifah karya Al-Albani rahimahullahu (2/14, no. hadits 527, dan 3/114, no. hadits 1255), Dha’iful Jami’ (no. 824). (Ahkamul Udh-hiyyah hal. 60 dan 62, karya Abu Sa’id Bal’id bin Ahmad) عَظِّمُوا ضَحَايَاكُمْ فِإِنَّهَا عَلَى الصِّرَاطِ مَطَايَاكُم ْ “Gemukkanlah hewan qurban kalian, karena dia adalah tunggangan kalian di atas shirath.” 👉 Hadits dengan lafadz ini tidak ada asalnya. Ibnu Shalah rahimahullahu berkata: “Hadits ini tidak dikenal, tidak pula tsabit (benar datang dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam).” (Ahkamul Udh-hiyyah hal. 64, karya Abu Sa’id Bal’id bin Ahmad)
إظهار الكل...
1
1
بِسْم الله الرحمن الرحيم. Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. اللهم صَل على محمد وعلى آل محمد. Barakallahu fiikum _______________
إظهار الكل...
*SEPERTI INILAH SYA'IR* Syair kerdilnya seorang hamba dimata RabbNya ============ Sahabat, Seperti inilah yang di maksud dengan Surat Asy Syuara/ Para Penyair (Bukan Para Pemusik❌). Salah satu Sahabat Nabi menjadi Penyair di sisi Nabi, Hassan Ibn Tsabit. Ada pun Musik/Pemusik maka orang yg memainkan Alat-Alat Musik atau Nyanyian² yang di iringi bunyi Alat² Musik yang di Haramkan dalam Islam. Jadi,klo ada yang menyatakan Surat Asy Syu'ara adalah Surat Musik/Pemusik dan Sahabat Nabi sebagai Pemusik nya Nabi maka jelas² ini sudah penyimpangan jauh dan pelecehan karena Musik itu di Haramkan dalam Islam. Baarakallahufikum 📹 @assunnah_indonesia x Follow : @assunnah_indonesia IG : instagram.com/assunnah_indonesia TG : https://t.me/assunnah_indonesia
إظهار الكل...
1
🚫 *BEBERAPA KESALAHAN KETIKA BERADA DI KOTA MADINAH* 🕋 ➡1. Meniatkan safar untuk menziarahi makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Padahal niat yang benar adalah dalam rangka mengunjungi Masjid Nabawi dan shalat di dalamnya. ➡2. Menitipkan pesan untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui jamaah haji dan para penziarah, agar disampaikan di kuburan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lebih aneh lagi disertai foto/KTP yang bersangkutan. ➡3. Adanya praktik-praktik kesyirikan yang dilakukan di kuburan Nabi, antara lain: ❌Menyengaja shalat dengan menghadap ke kubur. ❌Bertawassul atau meminta syafaat kepada beliau secara langsung. ❌Mengusap-usap dinding kuburan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk ngalap berkah, yang tidak jarang disertai dengan tangisan histeris. ❌Berdoa secara langsung kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar mencukupi kebutuhannya. ➡4. Meyakini bahwa ziarah ke kubur Nabi merupakan bagian dari manasik haji. ➡5. Keyakinan bahwa haji seseorang tidaklah sempurna tanpa menetap di Madinah selama 8 hari untuk melakukan shalat wajib selama 40 waktu, yang diistilahkan dengan “Arba’inan” Hal ini berdasarkan sebuah hadits: مَنْ صَلَّى فِي مَسْجِدِي أَرْبَعِيْنَ صَلاَةً لاَ يَفُوْتُهُ صَلاَةٌ كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ وَنَجَاةٌ مِنَ الْعَذَابِ وَبَرِيْءٌ مِنَ النِّفَاقِ “Barangsiapa yang shalat di masjidku (Masjid Nabawi) sebanyak empat puluh (40) shalat, tanpa ada satu pun yang terlewati, maka ditetapkan baginya: bebas dari an-naar, selamat dari adzab, dan terlepas dari nifaq.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabarani, dari shahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu) Namun derajat hadits ini munkar (lebih parah daripada dha’if atau lemah). Hal itu dikarenakan tidak ada yang meriwayatkannya kecuali seorang perawi yang bernama Nabith, dan ia adalah seorang yang majhul (tidak dikenal). Kemudian apa yang ia riwayatkan menyelisihi riwayat seluruh perawi hadits tersebut. (Lihat Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah no. 364 atau Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, 6/318 karya Asy-Syaikh Al-Albani) ___ Penulis: Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi, Lc 📂 Arsip https://qurandansunnah.wordpress.com - https://goo.gl/X2h0P7
إظهار الكل...
👍 1
Bismillah "Termasuk kezoliman antum berwudhu pakai sendal orang tanpa izin, antum gak mau sepatu antum basah namun berwudhu dengan sendal orang lain, ini kedzaliman, sebagian orang gak suka jika sendalnya basah apalagi dipakai tanpa izin" Ust. Dr. Firanda Andirja, MA hafidzahullah 📷 @assunnah_indonesia x Follow : @assunnah_indonesia IG : instagram.com/assunnah_indonesia TG : https://t.me/assunnah_indonesia
إظهار الكل...
Ibnul Qayyim رحمه الله berkata, “Barangsiapa yang membiasakan dirinya untuk beramal ikhlas karena Allah niscaya tidak ada sesuatu yang lebih berat baginya daripada beramal untuk selain-Nya… Dan barangsiapa yang membiasakan dirinya untuk memuaskan hawa nafsu dan ambisinya, maka tidak ada sesuatu yang lebih berat baginya daripada ikhlas dan beramal untuk Allah…” Ma’alim Fi Thariq Al-Ishlah, hal. 7
إظهار الكل...
2
💯💰🛡️ CARA SEDEKAH UNTUK DIRI SENDIRI ➢https://t.me/Sunnah_ittiba 💬 Dari Abu Dzar radhiyallahu anhu beliau berkata, يا رسول الله أرأيت إن ضعفت عن بعض العمل؟ قال تكف شرك عن الناس فإنها صدقة منك على نفسك "Wahai Rasulullah, bagaimana menurut pandangan anda jika saya lemah (tidak mampu) untuk melakukan sebagian amal? Nabi pun bersabda, 'Engkau menahan diri (untuk tidak) melakukan keburukan terhadap manusia, sesungguhnya itu adalah sedekah darimu untuk dirimu sendiri.'" ✍️ HR. Bukhari & Muslim.
إظهار الكل...
SYARAT QASHAR SHALAT KETIKA SAFARhttps://t.me/Sunnah_ittiba Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu‘anhuma, ia berkata: “Aku pernah bersama Rasulullah ﷺ. Beliau tidaklah pernah menambah lebih dari dua raka’at (untuk shalat yang aslinya empat raka’at) ketika safar. Begitu pula Abu Bakar, ‘Umar dan Utsman radhiyallahu ‘anhum seperti itu.” (HR. Bukhari 1102) Saat safar lebih utama men-qashar shalat daripada mengerjakannya secara sempurna jika seseorang berada di belakang imam musafir atau shalat sendirian, kecuali jika menjadi makmum di belakang imam mukim yang mengerjakan shalat sempurna. Syarat qashar shalat: 1. Niat untuk safar 2. Sudah mencapai jarak safar 3. Sudah keluar dari kota tempat tinggalnya 4. Disyaratkan niat qashar untuk setiap shalat 🌐 https://rumaysho.com/10880-syarat-qashar-shalat.html
إظهار الكل...
Ittiba' Sunnah

Nerakamu memang bukan urusanku&surgapun belum tentu jdi milikku.Tapi mengajakmu dlm kebaikan adlh kewajibanku Allah ta'ala berfirman, فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ الْمُبِينُ Maka ketahuilah kewajiban yg dibebankan atasmu hanyalah menyampaikan dg terang