بــــــــــــــسم اللّــــــــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم
PATOKAN KEBENARAN ADALAH AL KITAB DAN AS SUNNAH
Afwan ustadz, para pengikut Yahya Al Hajuri, yang telah menyimpang dari Al Haq dan telah di peringatkan (ditahdzir) kesesatan mereka oleh Para Ulama seperti Syeikh Robi’ bin Hadi Al-Madkholi _ seringkali membela diri dengan mengatakan, kami ini sedikit, kamilah Al-Ghuroba (orang orang asing), sedikit dan keterasingan kami adalah dalil bahwa kami berada di atas kebenaran.
Lalu mereka berdalil dengan ayat atau hadits yang menunjukkan bahwa kebenaran ada pada yang berjumlah sedikit seperti firman Allah:
و قليل من عبادي الشكور
“Dan sedikit dari hamba-Ku yang bersyukur.” (QS. Saba : 13)
Demikian pula berdalil dengan Hadits Nabi shalallahu’alaihi wasallam yang menceritakan bahwa nanti pada hari kebangkitan ada nabi yang dibangkitkan bersama dua orang pengikutnya yang beriman, ada yang dibangkitkan hanya dengan seorang pengikutnya bahkan ada nabi yang di bangkitkan dalam keadaan tidak ada seorang pun yang beriman kepadanya. Mohon penjelasannya ustadz.
JAWAB :
Para Ulama baik dahulu hingga jaman ini ketika menilai kesesatan sebuah pemikiran, kelompok atau dai, mereka mentahdzir (memperingatkan) dan memvonis sesat atau menyimpang berdasarkan Al Kitab dan As Sunnah, berdasarkan hujjah dan dalil yang menunjukkan penyimpangan mereka. Bukan banyak atau sedikit mereka.
Lihatlah bagaimana Kholifah Umar bin Khattab menghukum Seorang yang bernama Shobigh dan memerintahkan kaum muslimin agar menjauh darinya karena penyimpangan dan kesesatan Shobigh.
Demikianlah para ulama mengikuti jejak para sahabat. Termasuk apa yang dilakukan Syeikh Prof. Dr. Robi bin Hadi Al Madkhali, seorang ulama ahlul hadits di zaman ini, ketika beliau memvonis sesat Yahya Al Hajuri, Abdurrahman Abdul Kholiq, Ali Hasan Al Halabi, Falih Al Harbi atau yang lain dari pengusung pemikiran munharif (menyimpang), tidaklah beliau dan para ulama mentahdzir (memperingatkan kesesatan) mereka melainkan dengan hujjah.
Patokan kebenaran adalah Al-Kitab dan As Sunnah dengan pemahaman salafush Sholih.
Dengan timbangan Al Kitab dan As Sunnah inilah akan tampak mana yang Haq dan mana yang batil.
Siapa yang lurus dan siapa yang menyimpang manhajnya.
Maka harus selalu diingat bahwa, kebenaran dan kebatilan bukan dinilai dari sedikit atau banyaknya pengikut.
Benar, telah dipastikan bahwa kebanyakan manusia kufur. Sedikit dari manusia yang bersyukur.
Telah menjadi ketetapan Allah pula bahwa kebanyakan manusia masuk ke dalam neraka, dan dikabarkan pula bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah wanita.
Semua itu adalah berita berita yang benar. Namun bukan berarti bahwa kebenaran dan kebaikan ditimbang dari sedikit atau banyaknya pengikut.
Jumlah pengikut Musailamah Al Kadzdzab lebih sedikit dari para sahabat, lalu apakah mereka dinilai benar karena sedikitnya jumlah mereka? Tentu saja tidak !
Kebenaran bersama para sahabat yang selalu mengikuti Al Haq.
Sungguh kebenaran bukan dinilai dari adat, perasaan, apa kata hati, atau banyak sedikitnya pengikut, namun patokan kebenaran adalah Al-Kutab dan As Sunnah.
⬇️⬇️⬇️