cookie

نحن نستخدم ملفات تعريف الارتباط لتحسين تجربة التصفح الخاصة بك. بالنقر على "قبول الكل"، أنت توافق على استخدام ملفات تعريف الارتباط.

avatar

Kosa Kata Bahasa Arab

مشاركات الإعلانات
6 656
المشتركون
+324 ساعات
+127 أيام
+5830 أيام

جاري تحميل البيانات...

معدل نمو المشترك

جاري تحميل البيانات...

RQA
إظهار الكل...
Rumah Qur'an Assajdah 📌 Jakarta Timur
إظهار الكل...
Repost from Belajar Bahasa Arab
Photo unavailableShow in Telegram
Penulis Kitab DLA
إظهار الكل...
HAḌM هَضْمٌ Lafaz ini berasal dari kata kerja haḍama. Makna asal al-haḍm adalah al-kasr atau memecahkan, menzalimi, merampas dan mengurangkan, dan al-haḍm ialah pengurangan haknya dengan tidak memenuhi apa yang harus baginya. Lafaz ini disebut sekali di dalam Al-Qur'an, yaitu dalam surah Tha Ha [20:112]. Al Fairuz berkata, "Al-haḍm dalam ayat ini bermakna aẓ-ẓulm, yaitu kezaliman atau perampasan." Al Qurtubi berkata, "al-haḍm adalah mengurangkan dari haknya sedangkan aẓ-ẓulm adalah mengurangkan pahala dari ketaatannya dan tidak bertambah kejahatannya." Al Mawardi berkata, "Aẓ-ẓulm menghalangi dari semua hak-haknya sedangkan al-haḍm menghalangi sebagian dari haknya." Dalam Tafsir Al Jalalain, makna lafaz al-haḍm adalah mengurangkan dari kebaikan-kebaikannya. Kesimpulannya, lafaz haḍm bermakna mengurangi hak atau sebagian kebaikan yang dilakukan. Dalam ayat ini dihubungkan dengan ungkapan falā yakhāfu yang berarti tidak khawatir. Jadi, makna keseluruhannya "(bagi yang beramal shleh) tidak khawatir akan dikurangi keseluruhan kebaikannya maupun sebagiannya. Referensi : Kamus Al Quran (Hal.625).PTS Islamika SDN. BHD
إظهار الكل...
HĀLIK Lafaz hālik adalah isim fā'il dari kata kerja halaka, jamaknya halkā, hullāk dan hawālik, maknanya fana, musnah, mati dan sebagainya. Lafaz hālik disebut sekali dalam Al-Qur'an, yaitu dalam surah Al Qashash [28:88]. Hadis sahih dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah bersabda, "Lafaz yang paling benar yang diungkapkan oleh seorang penyair ialah lafaz labīd, yaitu segala sesuatu selain Allah akan batil (binasa)." Dalam Al Asas fi At Tafsir, ayat ini bermakna sesungguhnya semua zat akan fana dan hilang (musnah) kecuali Zat Allah. Ibnu Kaṡir berkata, "Ayat ini mengabarkan bahwa Allah kekal selama-lamanya hidup dan Qayyum, semua makhluk pasti mati, sedang Dia tidak mati, sebagaimana firman Allah yang artinya, "Segala yang ada di muka bumi itu akan binasa; dan akan kekallah zat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan." (Ar Rahman [55:26]-[55:27]) Kesimpulannya, lafaz hālik bermakna binasa, batil dan fana. Referensi : Kamus Al Quran (Hal.626).PTS Islamika SDN. BHD
إظهار الكل...
HALŪ' Lafaz halū' adalah mubalaghah isim fā'il dari kata hali'a, artinya yang begitu gelisah ketika ditimpa sesuatu yang tidak diingini, yang sangat gelisah, sedih, lapar, yang terkejut dari kejahatan, orang yang bakhil, yang sedih tidak sabar pada musibah yang menimpa. Lafaz halū' disebut sekali di dalam Al-Qur'an, yaitu dalam surah Al Ma'arij [70:19]. Ar Razi berkata, "halū'a bermakna orang yang paling gelisah dan dalam keadaan sedih seperti hari yang banyak angin ribut dan malam yang hening." Al Yazidi berkata, "Ia bermakna yang sangat gelisah." Abu Ubaydah berkata, "Halū'a bermakna siapa yang tidak bersyukur ketika mendapat nikmat dan kebaikan dan tidak sabar ketika ditimpa musibah." Ṡa'lab berkata, "Allah menafsirkan halū'a dengan orang yang apabila mendapat apa yang tidak baik akan menampakkan sedih dan gelisah yang teramat, apabila mendapat kebaikan dia kikir dan menghalanginya (dirinya untuk memberi) kepada manusia." Ad Dahhak berkata, "Ia bermakna orang kafir dan yang tidak kenyang." Qatadah, Mujahid dan yang lainnya berpendapat bahwa ia bermakna orang yang tidak sabar pada kebaikan dan keburukan sehingga berbuat yang tidak patut pada kedua-duanya. Rasulullah bersabda, "Sesuatu yang paling buruk yang diberikan kepada seorang hamba adalah Syuḥḥa Hali' (kikir yang teramat) dan Jubn Khali" (sangat takut). Ibn Kaysan berkata, "Allah menciptakan manusia yang suka pada apa yang mudah bagi dirinya dan lari dari apa yang ia tidak suka serta benci." Lafaz halū'a bermakna orang yang begitu gelisah dan teramat sedih apabila keburukan atau musibah menimpanya. Referensi : Kamus Al Quran (Hal.626-627).PTS Islamika SDN. BHD
إظهار الكل...
HĀMIDAH Lafaz hāmidah adalah isim fā'il dari hamada, asalnya dari perkataan humud an-nār, yaitu api yang mati atau padam, hilang panasnya dan menjadi abu. Bumi seperti api yang menjadi abu. Hal itu karena bumi kadangkala hilang sumber-sumber sandaran bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu lembap, seperti api yang hilang asas-asasnya yaitu panas atau kehangatan. Ṡamarah hamidah ialah buah yang hitam dan busuk. Apabila ia dikaitkan dengan bumi maknanya bumi yang tandus atau mati. Lafaz hāmidah disebut sekali di dalam Al-Qur'an, yaitu dalam surah Al Hajj [22:5]. Al Ahisi berkata, "hāmidah dari bumi bermakna bumi yang mati dan tandus." Al Fairuz berkata, "al-arḍul hāmidah bermakna bumi yang kering yang berdebu dan humudul arḍ bermakna tiada kehidupan di bumi, tiada tumbuh-tumbuhan, tiada gunung dan tidak terkena hujan." Kesimpulannya, hāmidah dalam ayat di atas dikaitkan dengan al-arḍu dan ia bermakna bumi yang gersang lagi tandus. Referensi : Kamus Al Quran (Hal.627).PTS Islamika SDN. BHD
إظهار الكل...
HAMS Lafaz hams adalah maṣdar dari lafaz hamasa. Al-hams fil-masy artinya berjalan perlahan-lahan. Al-hams fiṭ-ṭa'ām mengunyah dengan mulut terkatup dengan perlahan. Al-hams fil-kalam bermakna mengatakan sesuatu yang hampir tidak didengar. Maksudnya menggerakkan kedua bibirnya untuk berbicara tetapi tidak berkata atau tidak bersuara. Lafaz hams disebut sekali di dalam Al-Qur'an, yaitu dalam surah Tha Ha [20:108]. Lafaz ini dikaitkan dengan as-sawṭ (suara) dan as-sam'u (pendengaran). Mujahid berkata, "Al-hams adalah suara yang tersembunyi atau perlahan." Ibnu Abbas berkata, "Yang perlahan atau lembut." Al Hasan dan Ibnu Juraij berkata, "Al-hams adalah seperti suara langkah kaki yang bersatu antara satu dengan yang lainnya ketika hendak menuju ke perkumpulan." Ada yang berpandangan bahwa ia seperti suara tapak kaki unta ketika berjalan. Dalam Tafsfr Al Jalalain dijelaskan bahwa ia bermakna suara injakan kaki-kaki menuju ke perhimpunan seperti suara tapak kaki unta ketika berjalan. Makna ayat ini adalah tidak terdengar kecuali suara yang lembut lagi perlahan sehingga hampir tidak mendengarnya. Ibnu Qutaibah berkata, "Al-hams adalah as-sawṭul khaffiy dan dikatakan ia seperti suara langkah kaki." Ibnu Kaṡir menjelaskan bahwa Sa'id bin Jubair menggabungkan makna-makna di atas yaitu makna hams adalah suara yang begitu perlahan yang dinamakan al-kalamul khafiy dan bunyi langkah kaki yang dinamakan waṭ'ul aqdām. Adapun waṭ'ul aqdām, beliau mengatakan bahwa ia bermakna tatkala manusia menuju ke padang mahsyar maka mereka berjalan dalam keadaan senyap dan penuh khusyu'. Sedangkan makna al-kalamul khafiy, ia dalam satu keadaan dan tidak pada keadaan yang lain, Allah berfirman yang artinya, Ketika hari itu datang, tidak seorang pun yang berbicara, kecuali dengan izin-Nya. (Hud [11:105]) Kesimpulannya, pada ayat di atas menggambarkan keadaan manusia yang sedang menuju ke suatu perhimpunan atau mahsyar ketika menghadap Allah pada hari kiamat. Tidak kedengaran suara mereka kecuali suara langkah kaki dalam keadaan senyap dan khusyu', atau kedengaran suara yang begitu perlahan atas izin Allah. Oleh karena itu makna lafaz al-hams adalah yang perlahan dan lembut. Ia dikaitkan dengan as-sawṭ yang bermakna suara yang perlahan lagi lembut sehingga hampir tidak kedengaran seperti suara langkah kaki ketika berjalan dengan perlahan. Referensi : Kamus Al Quran (Hal.627-628).PTS Islamika SDN. BHD
إظهار الكل...
HARABĀ هَرَبًا Lafaz harabā adalah isim maṣdar dari kata kerja haraba. Ia bermakna al-firār atau lari, atau melarikan diri, menjauhkan diri dan berjalan cepat. Lafaz harabā disebut sekali di dalam Al-Qur'an, yaitu dalam surah Al Jin [72:12]. Al Qurtubi berkata, "Lafaz harabā adalah maṣdar (kata terbitan) dalam kedudukan "al-hal" artinya hāribīn yaitu orang yang melarikan diri." Az Zamakhsyari berkata, "Lafaz harabā mencakup dua keadaan, yaitu kami tidak dapat melepaskan diri sebagai makhluk di muka bumi ke mana kami berada dan tidak dapat melarikan diri darinya ke langit." Ada yang berpendapat bahwa maknanya ialah, "Kita tidak dapat melepaskan diri jika Allah menghendaki sesuatu dari kita dan tidak dapat melarikan diri." Ini adalah sifat dan keadaan para jin dan akidah mereka. Diantara mereka ada yang terpilih, jahat dan sederhana dan mereka berkeyakinan bahwa Allah Maha Agung dan Perkasa, tidak dapat melepaskan diri serta melarikan diri dari-Nya. Dalam Ṣafwah At Tafāsir dikatakan, "Tidak dapat melarikan diri dari azab jika Allah menghendaki keburukan." Dalam Tafsir Al Jalalain dijelaskan bahwa lafaz harabā artinya melarikan diri ke langit. Kesimpulannya, lafaz harabā bermakna melarikan diri. Tafsirannya dalam ayat di atas adalah para jin berkeyakinan bahwa mereka tidak dapat melarikan diri ke langit atau ke mana saja untuk menghindar dari kehendak Allah. Referensi : Kamus Al Quran (Hal.629).PTS Islamika SDN. BHD
إظهار الكل...
HAWN هَوْنٌ Lafaz hawn adalah maṣdar dari lafaz hāna, bermakna mudah, ringan, senang, gampang, ketenangan dan kewibawaan, tawaduk atau rendah diri dan hina. Lafaz hawn disebut sekali dalam Al-Qur'an, yaitu dalam surah Al Furqan [25:63]. Lafaz hawn dihubungkan dengan lafaz al-masy (berjalan). Ibnu Qutaybah berkata, "Al-hawn bermakna berjalan dengan perlahan." Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ia bermakna berjalan dengan penuh ketaatan, menghindari daripada segala yang dilarang serta penuh tawaduk. Mujahid, Sa'id, Abdur Rahman dan Ikrimah berpandangan bahwa lafaz hawn bermakna berjalan dengan tenang dan berwibawa. Usamah bin Zayd bin Aslam berpandangan bahwa lafaz ini bermakna orang yang tidak membuat kerusakan di muka bumi, tidak angkuh kepada manusia, tidak sombong, sebagaimana ayat Allah dalam surah Al Qashash [28:83], yang artinya, "Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa." Kesimpulannya, dalam ayat di atas menjelaskan tentang salah satu sifat hamba-hamba Allah, yaitu apabila mereka berjalan di muka bumi dalam keadaan hawn, yaitu dalam keadaan tenang, wibawa dan tidak angkuh serta tidak sombong, tidak berusaha berbuat kerusakkan dan mengerjakan maksiat. Referensi : Kamus Al Quran (Hal.633).PTS Islamika SDN. BHD
إظهار الكل...