Dialektika Senja
Mari berbincang saat senja mulai menyapa. Sedikit kontradiksi tak apa, setidaknya dapat terkenang. CP: @DSteam_bot BUKU: https://t.me/dialektikasenja/3395 instagram.com/dialektikasenja_ http://line.me/ti/p/%40yeo3364l @kelasdialektikasenja 25 Mei 2019.
إظهار المزيد1 202
المشتركون
لا توجد بيانات24 ساعات
-17 أيام
-1930 أيام
- المشتركون
- التغطية البريدية
- ER - نسبة المشاركة
جاري تحميل البيانات...
معدل نمو المشترك
جاري تحميل البيانات...
Teruntuk lelaki yang pernah berkata bahwa saya adalah poros hidupnya...
Kata kamu, saya seperti Matahari yang paling mempengaruhi kehidupan di Bumi. Kata kamu, saya seperti Matahari yang selalu bersinar dan memancarkan cahaya terang. Kata kamu, saya seberharga Matahari.
Kalau saya seperti Matahari, saya tidak mungkin membutuhkan orang lain, Tuan. Saya tidak mungkin membutuhkan kamu yang hanya menganggap dirimu seperti Pluto.
Lalu saya mengelak, memutarbalikkan semua ucapanmu. Kamu ini Matahari. Sedangkan saya hanya Pluto, sudah tidak dianggap lagi di peredaran. Apalagi di duniamu. Namun, kamu tidak sependapat dengan analogi yang saya paparkan.
Kamu dan saya sama-sama Matahari, Tuan. Namun, dua bintang tidak dapat berjalan beriringan. Sekarang saya tawarkan kamu berpindah galaksi. Menjadi Matahari pada tata suryamu sendiri. Kamu punya cahaya yang lebih terang dari cahaya yang saya miliki.
Pergi dari hidup saya. Jangan kembali. Sebab, dua bintang yang bertabrakan akan melukai satu sama lain nantinya.
Cukup berspekulasi tentang saya dan kamu. Karena saya dan kamu sama-sama tidak mengerti apa yang ada di dalam pikiran kita satu sama lain.
Dari saya, yang tidak pernah mengerti apa yang tengah terjadi di antara kita.
— Alphalyra
#KataAlphalyra
Aku membunuh anakku pagi tadi
Ia disebut jadah
Ingin tapi enggan
Merah hangat hingga menila
Lahir dini kemudian mati balapan dengan matahari
Carut marut
Direnggut
Aku melihat aku
Pada tahi lalat di dahi yang kukoyak
Pada binar di manik mata yang kulinggis keduanya
Bahkan darahnya beraroma madu
Lantas kujadikan arak untuk kutenggak barang lima-sepuluh tahun mendatang
Mabuk biarlah mabuk
Biar mampus aku diburu bayang
Tak pernah indah setelahnya, sayang!
Dikurung dalam tempurung
Seperti haram mujur garis tanganku
Hingga saban malam yang lekang dari iman
Tak ada alamat lagi bagi doa-doaku
Ia datang
Ia datang
Ia datang
Aku menusuk diriku sendiri
Ia datang
Ia datang
Ia datang
Si sulung mencegahku bunuh diri
Ia datang
Ia datang
Ia datang
Pada akhirnya tak ada lagi tanggul
Tak apa sayangku, kemarilah
Jangan kausimpan dendam itu
Abadilah dalam anganku
Bajingan yang tega mencabikmu
—Melpomene
Aku membunuh anakku pagi tadi
Ia disebut jadah
Ingin tapi enggan
Merah hangat hingga menila
Lahir dini kemudian mati balapan dengan matahari
Carut marut
Direnggut
Aku melihat aku
Pada tahi lalat di dahi yang kukoyak
Pada binar di manik mata yang kulinggis keduanya
Bahkan darahnya beraroma madu
Lantas kujadikan arak untuk kutenggak barang lima-sepuluh tahun mendatang
Mabuk biarlah mabuk
Biar mampus aku diburu bayang
Tak pernah indah setelahnya, sayang!
Dikurung dalam tempurung
Seperti haram mujur garis tanganku
Hingga saban malam yang lekang dari iman
Tak ada alamat lagi bagi doa-doaku
Ia datang
Ia datang
Ia datang
Aku menusuk diriku sendiri
Ia datang
Ia datang
Ia datang
Si sulung mencegahku bunuh diri
Ia datang
Ia datang
Ia datang
Jangan kausimpan dendam itu
Tak apa sayangku, datanglah
Abadilah dalam anganku
—Melpomene
[ maybe i love too hard and i expect too much ]
i know from the start that i am not your number one priority, and i never will. however, a fool like me is always hoping for a miracle to come where you put me on top. i once said, "i just want to make you my priority, it's okay if you don't do the same." i wonder, if i didn't say it that day, would you still be with me?
you tell me you love me, and i do feel loved, but sometimes a part of me is hard to accept that fact. like, why can you go living a day without dropping a word for me? sometimes i wonder if what i ask for is too much, but is it? come again, it's not like i can make you love me more than i love you.
if only i could love you a little less.
— Pentanol
#SuaraPentanol
Photo unavailableShow in Telegram
Perpustakaan dapat membuatmu merasa menjadi orang paling kecil dan naif sedunia. Kamu duduk sendiri di kursi yang dingin sejak kemarin, dikelilingi catatan-catatan pengembaraan miliaran tahun yang mustahil kauulangi sendiri pada sebentar hidupmu. Membalik lembar demi lembar buku di hadapanmu, lalu tersadar, ilmumu bahkan tiada setebal itu atas tiap serat kertasnya. Kita memahami bahwa hidup selalu berlari memutar pada paradoks Socrates, tapi rasa ingin tahu adalah dahaga dari Sahara—ia harus diairi agar tak mati.
—Melpomene
Untuk mimpi-mimpi yang tersilap; maafkan.
Untuk harap-harap yang tak terwujud; maafkan.
Untuk rasa-rasa yang terpendam; maafkan.
Untuk batas-batas yang terlanggar; maafkan.
Untuk peluh-peluh yang terjatuh; maafkan.
Untuk sudut-sudut yang terpojok; maafkan.
Untuk saran-saran yang teremehkan; maafkan.
Untuk luka-luka yang belum tertutup; maafkan.
Untuk derita-derita yang haram usai; maafkan.
Untuk maki-maki yang tertancap; maafkan.
Untuk utang-utang yang tak terbayar; maafkan.
Untuk ingkar-ingkar yang tak berakar; maafkan.
Untuk tawa-tawa yang tertunda; maafkan.
Untuk rindu-rindu yang tak dapat segera kau tuai; maafkan.
Dan aku termangu di sini
Mengucap seribu maaf dalam seribu bahasa
Pada pelangi yang enggan muncul di air mukamu
Sekeras apapun kaunafikan
Salahku.
—Melpomene
Kehampaan, ketaksaan
Aku tersesat
Mabuk
Matahari terbagi lima; dan kukejar semuanya
Bulan berbahan sutera; dan aku lelap dalam buainya
Barang dua-tiga pulau habis kujelajahi
Hingga akhirnya aku hanya terengah-engah
Mencarimu, mencarinya
Dua fatamorgana; nyatanya satu pun tiada
Lantas aku kalah telak, atas mereka yang berlaju-laju
Karena rasi-rasi itu
Bertuan kamu
—Melpomene
sekarang banyak yang belum kumengerti
tentang sekawanan burung yang terserak
mengumpul hari pada waktu yang mengurai
adakah lagi harap
untuk semua kejelasan di hatimu
ada satu kata tak berucap
janji langit hanya mainan diri
tengadah aku ke kelam nyali
tetap di lorong sunyi
sekarang ada yang sudah kaumengerti
sapaan lembut mengoyak diri
jadilah jadi setegar batu
pintaku adalah ujud adamu
tentang senyum di qalbu
tentang kamu yang merajamku
carilah yang lain sebanyak mungkin
aku tunggu kabarmu kabari aku
di matamu
aku melarut di situ
hilang di dadamu
pasti
ada disitu
-Occultus-
Aku suka kamu, sesimpel kamu nungguin aku di Stasiun Jatinegara. Aku suka perhatiin jalan kamu yang cepat sehingga aku harus berlari pelan agar kita jalan berdampingan. Aku suka kamu dengan dress warna pink dan bando. Aku suka dengerin kamu ngomong dan cerita apa pun. Aku suka denger ketawa kamu. Aku suka bukain pintu mobil buat kamu. Aku suka lap sendok dan garpu buat kamu. Aku suka bersihin dress kamu dari rambut yang rontok. Aku suka ke Pasar Senen makan makanan Minang sama kamu. Aku suka membelah keramaian yang semrawut agar kamu bisa jalan di belakang aku dengan mudah. Aku suka halangin matahari biar kamu gak kepanasan sewaktu kita nunggu taksi online di pinggir jalan. Aku suka pegang tangan kamu selama kita nonton bioskop di daerah Jakarta Selatan. Aku suka naik eskalator lalu berdiri di belakang kamu sambil aku foto kamu dari belakang. Aku suka sewaktu kita jalan di Blok M. Aku suka liat kamu mencium tester parfum, aku suka wangi kamu. Aku suka naik MRT asalkan di sebelah aku itu kamu. Aku suka kamu bilang aku aneh karna aku suka cubit pelan tangan kamu. Aku akui aku emang pengecut yang tak siap pada kenyataan bahwa sebenernya kamu belum bisa ngelupain masa lalu kamu. Lalu kita berpisah di Stasiun Sudirman, kamu dengan perasaan bersalah dan aku pulang membawa luka.
-Occultus
*It will be a sad journey for me, but I really hope one day you will find the perfect one
[ Surat Terakhir untuk Langit ]
Vol. 2/2
Beberapa tahun silam, Langit pernah berpesan agar aku menemukan seseorang baru —lebih baik dari dia. Kupikir, hal itu sangat mustahil untuk menjadi nyata. Sebab, seseorang mana lagi yang mampu membuatku jatuh cinta sehebat itu jika bukan Langit?
Sekarang, aku menemukan seseorang itu. Seseorang yang jauh lebih baik dari Langit. Kami tidak memiliki penghalang sebesar aku dan Langit, juga tidak menuntutku menjadi orang lain. Aku yang dicintainya adalah aku, bukan Viola seperti yang Langit dambakan.
Langit pun sama. Pada akhirnya, dia menemukan seseorang baru —mungkin juga lebih baik dariku. Seseorang yang lebih dekat dengan Langit tanpa dipisah jarak sepertiku. Pada akhirnya, hidup ini akan tetap berjalan, 'kan, walaupun dulu aku sempat merasa gagal dari Langit?
Di surat terakhir ini, aku berterima kasih dengan teramat sangat kepada Langit. Aku bahagia, hidup bersama laki-laki yang mencintai apa adanya aku. Kamu juga sama, 'kan? Semoga. Terima kasih atas waktu yang diluangkan untukku, dulu. Semoga bahagia senantiasa menghampirimu dengan kekasihmu —sama seperti bahagia yang kudapat ketika bersama pria yang sekarang aku cintai dengan hebat, lebih hebat dari yang kupunya bersamamu, dulu.
— Alphalyra, bukan Viola.
#KataAlphalyra
#DimensiLangitBiru
اختر خطة مختلفة
تسمح خطتك الحالية بتحليلات لما لا يزيد عن 5 قنوات. للحصول على المزيد، يُرجى اختيار خطة مختلفة.