Jauharah Islamiyyah 🕊️

❝Allah pada hamba Nya❞ Ada yang selalu mencintaimu setiap waktu, siapa kah itu? Allah, Allah lah yang selalu mencintai kamu, tidak peduli seburuk apapun kamu, Allah tetap akan selalu mencintai kamu, kapanpun, dan dimanapun itu. Allah selalu menunggu pertemuan mu dengan Nya, melalui shalat. Allah selalu setia menemani setiap langkah mu, sekalipun kamu tertidur, Allah tetap memperhatikan mu dan terus selalu menjaga mu. Tidak akan ada akhir dari cinta Allah padamu, selamanya Allah akan selalu mencintaimu. Cinta Allah adalah cinta yang setulus-tulusnya, sejati-jatinya, seindah-indahnya, dan sebaik-baiknya. Tidak akan pernah ada seseorang yang bisa menandingi cinta Allah kepada mu. Kamu maksiat kemudian bertaubat, Allah ampuni, kamu menyeru meminta ini itu, Allah wujudkan, kamu menangis gelisah, Allah tenangkan. Kamu tidak mencintai Nya, Dia tetap mencintai mu. Kamu mencintai Nya, Dia lebih lebih lebih mencintai kamu. Secinta itu Allah pada mu, tega kah kamu menduakan cinta Nya? #reminderJH — @jalurhijrah

ִִִ❝ Apakah Wajib Membaca Al-Qur'an Dengan Tajwid? ❞ Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin pernah ditanya, "Apakah seorang Muslim boleh membaca Al Qur’an tanpa berpegangan pada kaidah-kaidah tajwid?" Beliau menjawab : "Ya, itu  dibolehkan. Selama tidak terjadi lahn (kesalahan bacaan) di dalamnya. Jika terjadi lahn maka wajib untuk memperbaik lahn-nya tersebut. Adapun tajwid, hukumnya tidak wajib. Tajwid itu untuk memperbagus pelafalan saja, dan untuk memperbagus bacaan Al Qur’an. Tidak diragukan bahwa tajwid itu baik, dan lebih sempurna dalam membaca Al Qur’an. Namun kalau kita katakan ‘barangsiapa yang tidak membaca Al Qur’an dengan tajwid maka berdosa‘ ini adalah perkataan yang tidak ada dalilnya. Bahkan dalil-dalil menunjukkan hal yang berseberangan dengan itu." Kesimpulannya, membaca Al-Qur’an dengan tajwid tidaklah wajib. Yang wajib adalah membaca harakat dan mengucapkan huruf sesuai yang sebagaimana mestinya. Misalnya, tidak mengganti huruf ra’ (ر) dengan lam (ل), atau huruf dzal (ذ) diganti zay (ز), atau semisal itu yang merupakan perkara yang terlarang. - (Fatawa Nurun ‘alad Darbi, 5/2, Asy Syamilah) - © islamicthetic — @islamiclearningch

#FORYOU🦋 Tolong percaya ya, takdir Allah itu baik, takdir Allah baik untuk kita semua. Semua hal di dalam hidup kita sudah diatur Allah, semua hal dalam hidup kita pasti ada hikmahnya, apapun itu. Coba kamu pikir deh, kalau ibu kamu menuliskan semua nasib tentang diri kamu, sudah sepastinya tidak akan ada nasib buruk didalamnya. Sedangkan, yang menulis nasib/takdir kamu itu Allah, Allah lebih tau apa yang hamba Nya butuhkan lebih dari seorang ibu yang mengetahui kebutuhan bayi nya, maka tidak akan mungkin Allah yang mencintai kamu, menuliskan takdir buruk untuk mu. Dia tidak akan pernah salah menulis takdir kamu. Apa yang Allah tuliskan dalam takdir kamu, maka, itu yang terbaik. “Tidak akan pernah ada kesalahan dalam takdir Nya, sekecil apapun itu.” — @jalurhijrah

Jangan mencintai seseorang yang ; 1. Buruk akhlaknya 2. Keras sifatnya 3. Tidak bertanggung jawab 4. Tidak paham dalam agama — @jalurhijrah

Jodoh itu cerminan diri kita, kalau kita nya baik, insyaAllah kelak jodoh kita juga baik, dan sebaliknya. Tidak perlu khawatir, Allah sudah tentukan jodoh kita masing-masing. Menyebut nama seseorang dalam doa untuk dijodohkan dengan kita itu boleh-boleh saja, tetapi, bukan kah baiknya kita ini cukup memperbaiki diri, agar Allah beri yang terbaik? Daripada menyebut nama dia yang belum tentu Allah jodohkan dengan kita. #reminderJH — @jalurhijrah

Cinta tidak selalu berujung di pernikahan. Kamu bebas untuk mencintai siapapun itu, tetapi jangan sampai cinta itu membuat kamu merasa wajib untuk hidup bersama orang yang kamu cintai. Padahal sejak dulu cinta tidak mengharuskan selalu lekat dan dekat. #reminderJH — @jalurhijrah