Mutiara Arrisalah

Ibnul Qayyim rahimahullah: من علامات الشقاوة أنه كلما زيد في علمه زيد في كبره، وتيهه، وكلما زيد في علمه زيد في فخره، واحتقاره للناس، وحسن ظنه بنفسه "Di antara tanda-tanda seseorang yang malang adalah ketika ilmunya bertambah, kesombongannya pun semakin besar, begitu pula dengan rasa bangganya dan penghinaannya terhadap orang lain, serta keyakinannya akan keunggulan dirinya sendiri."

https://youtu.be/Fm_v5QGITYs?si=G2EPD-V16zYg5k43. @mutiaraarrisalah

Tadarus ba'da subuh Senin 1 Juli 2024 /M  24 Dzulhijjah 1445/H Alhamdulillah,segala puji kepunyaan Alloh swt, Rabb yang mengurus seluruh makhluk dan Seluruh alam nya. Sholat qobla subuh بِسْـــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Kita sudah mengetahui bagaimana keutamaan shalat sunnah qobliyah Shubuh atau shalat sunnah Fajar. Dalam shahih Muslim terdapat hadits dari ‘Aisyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua raka’at sunnah fajar (qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” Dalam hadits muttafaqun ‘alaih, ‘Aisyah mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melakukan satu pun shalat sunnah yang kontinuitasnya (kesinambungannya) melebihi dua rakaat (shalat rawatib) Shubuh.” Lantas bagaimana jika kita telat datang Shubuh. Sampai di masjid imam sedang menunaikan shalat Shubuh. Apakah boleh shalat sunnah qobliyah Shubuh atau shalat sunnah fajar tadi diqodho’? Kapan diqodho’nya? Jawaban dari permasalahan di atas, jika shalat Shubuh sedang didirikan, maka kita tentu tidak bisa disibukkan dengan sesuatu apa pun, walaupun dengan shalat sunnah fajar sekalipun. Jadi, siapa saja yang mendapati imam sedang shalat Shubuh, maka ia mengikuti imam melaksanakan shalat wajib tersebut. Lalu bagaimana dengan shalat sunnah fajar? Kapan ditunaikan? Apakah ditunaikan setelah shalat Shubuh langsung atau tunggu sampai waktu Dhuha (sampai matahari setinggi tombak)? Para ulama berselisih pendapat dalam hal ini. Salah satu pendapat menyatakan boleh mengqodho’ shalat sunnah fajar tadi langsung setelah shalat Shubuh. Ada riwayat yang shahih disebutkan oleh Al Baihaqi dalam Al Kubro, عَنْ قَيْسٍ جَدِّ سَعْدٍ قَالَ : رَآنِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَنَا أُصَلِّى رَكْعَتَىِ الْفَجْرِ بَعْدَ صَلاَةِ الصُّبْحِ فَقَالَ :« مَا هَاتَانِ الرَّكْعَتَانِ يَا قَيْسُ؟ ». فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّى لَمْ أَكُنْ صَلَّيْتُ رَكْعَتَىِ الْفَجْرِ ، فَهُمَا هَاتَانِ الرَّكْعَتَانِ ، فَسَكَتَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- Dari Qois (kakeknya Sa’ad), ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihatku sedang shalat sunnah fajar setelah shalat Shubuh. Beliau berkata, “Dua raka’at apa yang kamu lakukan, wahai Qois?” Aku berkata, “Wahai Rasulullah, aku belum melaksanakan shalat sunnah Fajar. Inilah dua raka’at shalat sunnah tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mendiamkannya.” Al Hakim mengatakan bahwa hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari Muslim. Sedangkan ulama lain mengatakan bahwa hadits ini memiliki ‘illah yaitu munqothi’ seperti kata Tirmidzi. Dalam Al Mughni, Ibnu Qudamah berkata, “Diamnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan akan bolehnya. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengqodho’ shalat sunnah Zhuhur setelah ‘Ashar. Ini pun sama maksudnya.” Hadist di atas berlaku bagi orang yang biasa mendawamkan/merutinkan sholat qobla subuh. Semoga kita termasuk orang yang mendawamkan sholat qobla subuh. والله اعلم بالصواب

Imam asy Syafi'î berkata :Termasuk merendahkan ilmu kamu mendebat setiap orang yg mendebatmu&membantah setiap orang yg membantahmu

yassarallah. sore ini pkl 17.20 semoga Allah melancarkan. live fb

al Imäm asy Syaukänî berkata, “Dalam diam terdapat istirahat dari memikul penderitaan berbicara dengan orang-orang bodoh.”

💎 MT HILYATUN NISA 💎 🗓 SABTU    ❅ 8 Dzulhijjah 1445 H    ❅ 15 Juni 2024 M *اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً* _*"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang diterima."*_ (HR. Ibnu Majah) https://linktr.ee/mthilyatunnisa 💎💎💎 *🌴💦 JANGAN BERPUTUS ASA UNTUK MENDAPATKAN RAHMAT ALLAH* 💬 Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ﴿۞ قُلۡ یَـٰعِبَادِیَ ٱلَّذِینَ أَسۡرَفُوا۟ عَلَىٰۤ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُوا۟ مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ یَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِیعًاۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِیمُ ۝٥٣﴾ [الزمر:٥٥] “Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” 📚 QS. Az-Zumar (39: 55) ¶ Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullahu ta‘ala berkata dalam tafsirnya, هَذِهِ الْآيَةُ الْكَرِيمَةُ دَعْوَةٌ لِجَمِيعِ الْعُصَاةِ مِنَ الْكَفَرَةِ وَغَيْرِهِمْ إِلَى التَّوْبَةِ وَالْإِنَابَةِ، وَإِخْبَارٌ بِأَنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا لِمَنْ تَابَ مِنْهَا وَرَجَعَ عَنْهَا، وَإِنْ كَانَتْ مَهْمَا كَانَتْ وَإِنْ كَثُرَتْ وَكَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ. “Ayat-ayat ini merupakan seruan kepada segenap para pendosa, baik dari kalangan orang-orang kafir maupun selainnya agar mereka bertaubat dan kembali kepada Allah. Dan pada ayat ini juga terdapat pemberitahuan, bahwa Allah ‘Azza wa Jalla akan mengampuni semua dosa bagi orang-orang yang mau bertaubat kepada-Nya dan meninggalkan perbuatan-perbuatan dosanya, sebesar apapun dosa yang telah dilakukannya, walaupun sebanyak buih di lautan.” 📚 Tafsir Ibnu Katsir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Allah Subhaanahu wa Ta‘ala berfirman -hadits qudsi-: ”يَا ابْنَ آدَمَ ، إنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيْكَ وَلَا أُبَالِيْ، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغفَرْتَنِيْ، غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِيْ، يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنيْ لَا تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا، لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابهَا مَغْفِرَةً.“ “Wahai anak Adam, sesungguhnya selama engkau berdoa dan berharap hanya kepada-Ku; niscaya Aku akan mengampuni dosa-dosa yang telah engkau kerjakan, dan Aku tidak peduli (berapapun banyak dan besarnya dosa-dosamu,pent). Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau meminta ampunan (istighfar) kepada-Ku; niscaya Aku akan mengampuni dosa-dosamu, dan Aku tidak peduli (berapapun banyak dan besarnya dosa-dosamu,pent). Wahai anak Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan membawa sebesar/sepenuh bumi dari dosa, kemudian engkau menemui-Ku dalam keadaan tidak berbuat kesyirikan dengan sesuatu apapun, niscaya Aku akan datang kepadamu dengan ampunan sebesar itu pula.” 📚 HR. Imam At-Tirmidzi dalam As-Sunan (no. 3540) dari sahabat Anas bin Malik dan hadits ini dihasankan oleh syaikh Al-Albani rahimahullahu ta‘ala dalam As-Shahihah, juz: 1/hal: 250 (no. 127). •┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈• 💎💎💎 Baarakallahu fiikum Join & follow akun medsos kami:  https://linktr.ee/mthilyatunnisa