https://t.me/sekelumitsejarah/1448
LUQMAN BA'ABDUH SANG PEMOTONG UCAPAN, SU'UL ADAB DAN KEKURANGAJARANNYA TERHADAP ULAMA KIBAR DALAM TIMBANGAN SUNNAH NABAWIYYAH
(Pembelaan Terhadap Al-Allamah Rabi' Hafizhahullah)
Sebuah Kilas Balik
Sesungguhnya fenomena kekurangajaran, pembangkangan serta celaan Luqman terhadap ulama kibar yang saat ini membuncah merupakan penyakit lama yang ternyata belum sembuh² jua walau telah ada upaya untuk mengobatinya.
Nasehat bukannya tidak diberikan, bahkan peringatan tak membuatnya tunduk mengikuti nilai-nilai adab kesopanan dalam berbicara kecuali menantang dan membangkang serta celaan² kotor yang keluar dari lisannya.
Watak angkuh, sombong, suka melecehkan, adu domba dan melawan ulama adalah bawaannya.
Memotong ucapan ketika ulama kibar berbicara dan ketidaksenangan Sang Ulama yang dipotong ucapannya, bagi Luqman itu adalah perbuatan tercela dan tidak sepantasnya dilakukan oleh ulama kibar!!
Subhanallah, dia yang rendah akhlaknya dan ulama yang disalahkannya!
Tidak cukup itu, Luqman bahkan membandingkan sikap Sang Ulama yang tidak senang ucapannya dipotong ketika beliau berbicara, dicapnya tidak seperti sikap Syaikh Muqbil rahimahullah, untuk menggambarkan bahwa Syaikh Muqbil lebih baik perilakunya daripada Syaikh Rabi' hafizhahullah.
Subhanallah.
Karakteristik Luqman sebagai pengadudomba yang busuk. Tak segan-segan baginya tuk membenturkan satu ulama dengan lainnya.
Apakah Syaikh Muqbil rahimahullah baginya mengajarkan kerendahan adab bolehnya memotong pembicaraan orang lain?!
Bagaimana mungkin engkau boleh merendahkan ulama kibar manakala beliau marah karena didasarkan pada tata krama dan adab kesopanan menurut Sunnah Nabi?!
Para ulama dari generasi ke generasi mewasiatkan adab-adab berbicara, menjunjung tinggi kesopanan dan memperingatkan dari adab-adab orang yang tidak beradab ketika orang lain berbicara!
Sebagai bentuk pembelaan terhadap Al-Allamah Rabi' hafizhahullah dan benarnya beliau ketika menegur Luqman Ba'abduh yang memotong pembicaraan beliau (dalam keadaan Luqman telah diingatkan sebelumnya) maka inilah hujjah untuk membungkam kekurangajaran Luqman.
Rasulullah
ﷺ bersabda:
إِذَا قُلْتَ لِلنَّاسِ: أَنْصِتُوا وَهُمْ يَتَكَلَّمُونَ، فَقَدْ أَلْغَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ.
"Jika engkau mengatakan kepada manusia: 'Diamlah!' ketika mereka sedang berbicara; maka sungguh engkau telah mengucapkan hal yang sia-sia dan tidak sepantasnya terhadap dirimu sendiri."
(HR. Ahmad, 2/318 sebagaimana yang disebutkan dalam Silsilah ash-Shahihah, 1/328 no. 170)
Asy-Syaikh al-Albani rahimahullah berkata ketika menjelaskan hadits yang mulia ini:
وفي هذا الحديث تحذيرٌ من الإخلال بأدبٍ رفيع من آداب الحديث والمجالَسة، وهو أن لا يَقطع على الناس كلامَهم، بل يُنصت حتى ينتهي كلامُهم.
"Dalam hadits ini terdapat peringatan agar jangan sampai melanggar adab mulia diantara adab-adab dalam berbicara dan bermajelis, yaitu jangan memotong ucapan orang lain, bahkan hendaknya diam mendengarkan sampai mereka selesai berbicara."
(Lihat: Silsilah ash-Shahihah, 1/329)
Faidah Manhajiyah Dari Kisah Kekurangajaran Luqman Ba'abduh Terhadap Al-Allamah Rabi' Hafizhahullah dan ini bukan sebagai pembatasan:
1. Nasihat adab dan kesopanan dalam berbicara telah disampaikan, bahkan sebelum jalsah bersama ulama kibar dilakukan.
2. Sikap bebal Luqman, tetap memotong pembicaraan walau sudah diingatkan, menunjukkan su'ul adabnya, apatah lagi ketika ulama kibar yang berbicara.
3. Benarnya orang yang menegur orang yang memotong ucapan lawan bicaranya karena sikap ini adalah jelek di sisi Sunnah.
4. Watak pembangkang seorang Luqman Ba'abduh ketika ditegur dan diingatkan kesalahannya.
5. Luqman Ba'abduh lisannya "berbisa", kepada para ikhwah, para duat, Masyayikh 3 negara, MUI, para ulama kibar, pemerintah pusat bahkan Presiden Jokowi pun tak luput dari ketajaman lisannya.
Teguran keras Syaikh Rabi' tiada arti baginya kecuali kebebalan mulut berbisanya makin liar dia demonstrasikan:
"وأنت (لقمان) احفظ لسانك..."
"Dan engkau (wahai Luqman) jagalah lisanmu...!!"
6. Luqman seorang tukang adu domba dan
PENJAHAT (kambuhan).