ROLEPLAYER STUDY

Hello Rpstudy's friends! How are you ? 😁

Hello Rpstudy's friends! Because there is something to take care of, kami memutuskan untuk Hiatus sampai waktu yang tidak bisa ditentukan. Mohon bagi para subscribers, untuk tidak mengunsubs channel kami. Terimakasih atas perhatiannya, selamat malam!

hoo, masi kudu di selidiki gys. semoga gapapa ya, doain bumi kita jadi lebih baik. oke aldi mau pamit dlu, jaga kesehatan kamu dan lingkungan mu. Corona makin ganas aja ky reptil, jdi kudu minum vit n air yg banyak ya. air putih, bkn air es aplgi boba. see you in the next time, wassalamu'alaikum. { #ROLEPLAYERSTUDY }

Frost mengatakan pihaknya akan segera melakukan penelitian kembali membahas hal ini. Frost mengatakan bahwa dia telah mulai mengerjakan penelitian baru dengan tim geomagnetis untuk menyelidiki beberapa kemungkinan dari misteri pertumbuhan miring inti.

Medan magnet bumi itu apa kak? Medan magnet bumi adalah medan geomagnetic yang menjangkau dari bagian dalam bumi hingga ke batas di mana medan magnet bertemu radiasi matahari. Secara sederhana medan magnet bumi memantulkan sebagian besar angina matahari, yaitu arus partikel bermuatan dari matahari yang mampu mengionisasi (mengurai) di lapisan atmosfer bumi. Kompas yang digunakan manusia bergantung pada medan magnet bumi. Hewan juga memanfaatkan medan magnet bumi untuk bermigrasi.

Meski begitu, Frost mengatakan ada misteri lainnya yang masih harus dipecahkan. "Pertanyaannya adalah, apakah ini mengubah kekuatan medan magnet?" ujarnya

Penemuan bahwa inti bumi di Indonesia kehilangan panas lebih cepat ini membawa ilmuwan pada suatu kesimpulan baru. Soal mengapa kristalisasi besi lebih condong di barat (Laut Banda) dibanding Timur (Brasil). Peneliti menyebut ada pertumbuhan asimetris, 60% lebih tinggi ke sisi barat. Namun diyakini peneliti, pertumbuhan asimetris ini bukan berarti akan ada catat atau resiko lain yang membuatnya tidak seimbang.

"Satu-satunya cara kami dapat jelaskan adalah sisi satunya tumbuh lebih cepat dibanding yang lain," kata penulis utama studi Daniel Frost, seismolog di University of California, Berkeley.