cookie

We use cookies to improve your browsing experience. By clicking «Accept all», you agree to the use of cookies.

avatar

☝إحياء السنة ️📚

Kembali kepada Islam yang murni : Islam yang sebenarnya.

Show more
Indonesia22 951The language is not specifiedThe category is not specified
Advertising posts
1 758Subscribers
No data24 hours
No data7 days
No data30 days

Data loading in progress...

Subscriber growth rate

Data loading in progress...

:: 📬 JANGAN KATAKAN: "SESUNGGUHNYA KEUMUMAN ORANG-ORANG BERSIKAP DEMIKIAN, MENGAPA AKU BERSIKAP EKSKLUSIF TIDAK SAMA DENGAN MEREKA?" Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah berkata, “Tidak boleh tertipu dengan jumlah mayoritas, karena jumlah mayoritas terkadang di atas kesesatan. Allah subhanahu wa ta’la berfirman: وَإِن تُطِعۡ أَكۡثَرَ مَن فِي ٱلۡأَرۡضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنۡ هُمۡ إِلَّا يَخۡرُصُونَ ١١٦ “Dan jika kamu menuruti mayoritas orang-orang yang ada di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah subhanahu wa ta’la).” (al-An’am: 116) Jika kita melihat bahwa mayoritas penduduk bumi berada dalam kesesatan, maka janganlah tertipu dengan mereka. Jangan pula engkau katakan, ‘Sesungguhnya orang-orang melakukan demikian, mengapa aku bersikap eksklusif tidak sama dengan mereka?’.” (al-Qaulul Mufid ‘ala Kitabit Tauhid, 1/106) Sumber: Majalah Asy-Syari'ah Edisi 006 berjudul : "Menggugat Hukum Mayoritas" ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ 🔍 مجموعـــــة نشر الفـــــــوائد قناتنا في برنامـــج [تيليجــــــرام] للإشتراك : افتح الرابط واضغط على إشتراك👇 💾 JOIN bit.ly/ForumBerbagiFaidah [FBF] ◽️◽️◽️◽️◽️◽️
Show all...
مجموعـــــة نشر الفـــــــوائد

📝 Menggali Faidah Ilmu dan Menyebarkannya

MENGAMBIL IBROH DARI LEMBARAN SEJARAH KISAH AL-IMAM AL- BUKHARY DENGAN MUHAMMAD BIN YAHYA ADZ-DZUHLY RAHIMAHUMALLAH (BAG.1) Dalam lembaran sejarah tercatat sekian banyak kasus yang di akibatkan oleh sikap al-'Ajalah yang berujung pada penyesalan. Dan sebaliknya, sikap at-Ta'ani, yang mengantarkan kepada kebahagiaan dan keselamatan. Al-Imam adz- Dzahaby dalam Kitab Siyar A'lamin Nubala' dan juga al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahumallah dalam Muqaddimah Fathul Bariy serta ulama lainnya mengisahkan tentang sebuah peristiwa besar dalam lembaran sejarah dari perjalanan hidup Al-Imam al-Bukhary rahimahullah. Al-Imam al-Bukhary adalah seorang Imamul Muhadditsin, Amirul Mukminin fil Hadits, ulama besar, bahkan pakar besar dalam ilmu hadits. Namanya terkenal dan beliau disanjung oleh para ulama terlebih umat manusia di masanya. Hingga suatu hari beliau rahimahullah berkenan untuk datang ke negeri Naisabur. Mendengar berita kedatangan beliau tersebut, para ulama, para umara' serta para Muhadditsin, bahkan kaum Muslimin masyarakat negeri Naisabur bergembira menyambut kedatangan beliau rahimahullah. Termasuk juga ulama terkenal di Naisabur di masa itu, yaitu Muhammad bin Yahya adz-Dzuhly rahimahullah. Muhammad bin Yahya adz-Dzuhly rahimahullah, memerintahkan murid-muridnya serta kaum muslimin untuk menyambut kedatangan Al-Imam al-Bukhary rahimahullah. Sehingga kaum muslimin pun bersiap menyambut Al-Imam Al-Bukhary di pintu gerbang Naisabur, dalam kondisi (masih) sekian kilometer sebelum beliau datang memasuki kota Naisabur. Hingga akhirnya setelah Al-Imam Al-Bukhary berada di kota Naisabur, majlis-majlis beliau dihadiri oleh kaum muslimin dan para Muhadditsin (orang-orang yang menggeluti ilmu hadits). Berlimpah ruah para Muhadditsin yang duduk hadir di majelis beliau. Sedikit demi sedikit semakin berkurang para thalabah (penuntut ilmu), para Muhadditsin yang duduk di majelis Muhammad bin Yahya adz-Dzuhly. (Sementara) Al-Imam Al-Bukhary semakin terkenal dan tenar namanya. Dari sinilah syaitan, memberikan wasawis (bisikan-bisikan), walaupun terhadap seorang alim Muhaddits Muhammad bin Yahya adz-Dzuhly rahimahullah. Tersisipkan sifat hasad pada diri Muhammad bin Yahya adz-Dzuhly, sebagaimana penjelasan para ulama dan para Muhadditsin. Karena sorotan mata para Muhadditsin penuh sanjungan (tertuju) kepada Al-Imam al-Bukhary rahimahullah, maka terjadilah apa yang terjadi. Tepatnya, ketika Al-Imam al-Bukhary ditanya tentang mauqifnya (sikapnya) tentang Al-Qur’anul Karim. Beliau mengatakan : القُرْآن كَلاَمُ اللّهِ غيرُ مَخْلُوقٍ وَأَفْعَالُ الْعِبَادِ مَخْلُوقَةٌ. "Al-Qur’an adalah ucapan Allah, perkataan Allah, bukan makhluk, sedangkan amalan hamba adalah makhluk." Dari sini kemudian Muhammad bin Yahya adz-Dzuhly rahimahullah, memberikan kesimpulan yang salah dan disalahkan oleh para ulama (setelahnya) terkait (penilaiannya) terhadap Al-Imam al-Bukhary. Muhammad bin Yahya mengklaim bahwa Al-Imam al-Bukhary, meyakini sebagaimana اللفظية (orang-orang yang meyakini bahwa lafadzku dengan Al-Qur’an adalah makhluk), yakni memaukan bahwa kandungan yang diucapkan yakni Al-Qur’anul Karim adalah makhluk. Sedangkan yang dimaukan oleh Al-Imam al-Bukhari adalah, التلفظ بالقرآن "Perbuatan membacanya yang dilakukan oleh seorang hamba adalah makhluk". Jadi, perkataan Al-Imam al-Bukhary tersebut disimpulkan dengan kesimpulan yang salah. Beliau menghukumi bahwa Al-Imam al-Bukhary adalah seorang jahmy, seorang yang berakidah jahmiyyah akibat kesimpulannya yang salah itu. (Kemudian) kesimpulan salah ini disebarkan kepada para ulama yang ada di kota Naisabur dan sekitarnya. (Bersambung)
Show all...
Tidak sedikit dari ulama (ketika itu) yang menerima ucapan Muhammad bin Yahya adz-Dzuhly. Karena dalam keyakinan mereka, Muhammad bin Yahya adalah seorang yang tsiqah, seorang Imam dari Aimmah Al-Muhaditsin di Naisabur. Termasuk Abu Zur'ah Ar-Razy dan Abu Hatim ar-Razy, dua orang ulama besar di negeri Ray, menerima ucapan Muhammad bin Yahya adz-Dzuhly tersebut dan meyakini bahwa Al-Imam al-Bukhary adalah seorang Jahmy (berakidah jahmiyyah) yang di tinggalkan haditsnya. Kondisi fitnah di kota Naisabur semakin parah ketika itu. Mayoritas orang bahkan ulama yang ada di Naisabur bersama Muhammad bin Yahya adz- Dzuhly. Al-Imam al-Bukhary, terkucilkan, tinggal dua orang muridnya yang setia membela Al-Imam al-Bukhary. Mereka benar-benar yakin dan sangat mengetahui bahwa Al-Imam al-Bukhary bukanlah seorang Jahmy, (akan tetapi) seorang yang berada di atas As-Sunnah. Mereka adalah Muslim Ibnul Hajjaj, dan Ahmad bin Salamah, keduanya senantiasa membela Al-Imam al-Bukhary rahimahullah. Sampai akhirnya Al-Imam al-Bukhary tidak diterima di kota Naisabur dan terusir darinya. Tidak ada yang berani mengantarkan Al-Imam al-Bukhary saat keluar dari Naisabur kecuali hanya satu orang murid beliau, yaitu Ahmad bin Salamah. Terjadilah apa yang terjadi hingga akhirnya Al-Imam al-Bukhary berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas kezhaliman yang terjadi terhadap diri beliau. Mengadukan apa yang terjadi dari sikap-sikap ulama Naisabur, terkhusus Muhammad bin Yahya adz-Dzuhly. Allah Maha Mendengar jeritan hamba-Nya yang terzhalimi. Allah mengabulkan jeritan Al-Imam al-Bukhary dalam doa-doanya. Hingga pada akhirnya, kita dapat melihat dalam catatan sejarah bahwa Al-Imam al-Bukhary benar-benar cemerlang namanya. Kitab Shahih al-Bukhary menjadi kitab yang paling shahih setelah Al-Qur’anul Karim. Berikutnya adalah kitab Shahih Muslim karya Al-Imam Muslim Ibnul Hajjaj yang berada pada peringkat kedua setelah kitab Shahih al-Bukhary. Di sini terdapat pelajaran berharga bagi kita, bahwa kebenaran itu bukan berada pada mayoritas, walaupun terkadang atau seringkali kebenaran itu berada pada mayoritas. Namun kondisi-kondisi tertentu, kebenaran akan bersama orang-orang yang sedikit. Yang terpenting sebagai barometernya adalah hujjah dan dalil yang ada padanya. Dari sini pula kita harus senantiasa membina dan mendidik diri-diri kita, untuk benar-benar memahami permasalahan dengan sebaik-baiknya dan menguasai dasar-dasarnya. Sehingga ketika mengambil sebuah kesimpulan atau keputusan, benar-benar dibangun di atas ilmu dan benar-benar dibangun di atas at-ta'ani (sikap kehati-hatian) yang akan mengantarkan kepada Ridha Allah Jalla wa Ala. (selesai) Sumber: Khutbah Jum'at 22 Shafar 1442 H "Solusi dalam menghadapi Fitnah, Cobaan dan Ujian" disampaikan oleh Al-Ustadz Ruwaifi hafizhahullah Link audio: https://bit.ly/2T2WYwJ
Show all...

🌷 Bapak Presiden RI 🎙 Ir. Joko Widodo Hafizhahullah : " Vaksin Covid-19 untuk masyarakat adalah gratis, sekali lagi gratis. Tidak dikenakan biaya sama sekali". 🔰 Join & Share ll 📟 https://t.me/manhajulhaqcom ▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
Show all...
📢🔥🔊 WASPADAI ULAH PROVOKATOR & PENGADU DOMBA 🎙 Al' Allamah Syaikh Shalih al Fauzan mengatakan: "Menanamkan kebencian dan kedengkian pada hati-hati manusia terhadap pemerintah termasuk dari perbuatannya para pembuat kerusakan pengadu domba. Mereka menyebarkan kekacauan dan memecah belah umat Islam." 📚 Sumber: Alfatawaa Almuhimah fii Tabshiril Umah 44 💥💥💥💥💥 قال العلامة الشيخ صالح الفوزان حفظه الله: شحن الغل والحقد على ولاة الأمور في قلوب العامة من عمل المفسدين النمّـامين الذين يريدون إشاعة الفوضى وتفكيك المجتمع الإسلامي. 📚 الفتاوى المهمة في تبصير الأمة (٤٤) 🌠🇮🇩 NKRI Bersatu Perangi Terorisme 📮 Join Channel Telegram ⚔🛡 ANTI TERORIS 💣https://t.me/fight_against_terrorism Sumber : @KajianIslamTemanggung
Show all...
ANTI TERORIS

⚔🛡 Perang Total Melawan Terorisme 🔥 Sampai Ke akar-akarnya

🌠🌷💐 PERTOLONGAN ALLAH SAAT DATANGNYA FITNAH 💫🌻 Al Ustadz Luqman bin Muhammad Ba'abduh hafizhahullah ---------------------- "Diantara yang sangat kita butuhkan, diantara yang sangat kita butuhkan adalah Nashrullah 'indal fitan, pertolongan Allah saat datangnya fitan, pertolongan Allah dalam bentuk at taufiq li istihzhoril adillati wal ilm' indal fitan wal 'amal bihi, yaitu ingat disaat fitnah terjadi syubhat menantang syahwat dihadapan kita dia benar-benar menjadi ingat dalil-dalil dan ilmu yang dipelajarinya sekaligus taufiq untuk bisa beramal disaat itu. Beramal dengan ilmu, kaidah- kaidah diniyyah,kaidah - kaidah manhajiyah, imaniyyah yang kita pelajari.. Belum tentu seorang mendapatkan taufiq, boleh dia belajar banyak, boleh dia menghafal banyak, dia telah mengkaji banyak tetapi belum tentu mendapatkan Nashrullah saat hulul al fitan (datangnya fitnah). Banyak orang di masa fitnah menjadi BODOH, banyak orang di masa fitnah datang menjadi JAHIL. Padahal dulu termasuk yang paling pinter saat belajar, wa hadza min alamati alkhudzlaan.. Diantara tanda- tanda Allah membiarkan dia tidak menolongnya. Qowaid diniyyah sudah dipelajarinya, qowaid haditsiyyah dia telah menguasainya, memurojaahnya saat belajar, mencatanya dengan rapi, menghafalnya dan menjawabnya di saat ujian disaat tes menjawab dengan nilai yang luar biasa MUMTAZ. Tapi Subhanallah 'indal amal bihi ghoiru muwaffaq (saatnya dia beramal tidak mendapatkan taufiq). Maka banyak - banyak memohon kepada Allah, berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala". 🔰 Join & Share ll 📟 https://t.me/manhajulhaqcom
Show all...
Manhajulhaqcom

📄 Artikel Mengenai Manhaj Yang Haq 🌷الـبــر كـــة مـع أكـابـركــم

🌷 INFAQ & SHODAQAH 🏡 Pembangunan Asrama dan Madrasah Santriwati Majelis Taklim Qoulan Sadida, Ciamis, Jawa Barat Kepada para muhsinin yang telah berinfaq kami ucapkan.. Jazaakumullahu khairan wa Baarakallahu fiikum ▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
Show all...
📝📚 NAMA SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB DISAMARKAN ▪️Insyaallah kita juga tidak asing dengan seorang ulama dari negeri Maroko, Syaikh Muhammad Taqiyyuddin al-Hilali rahimahullah. Di dalam kitab ad-Da’wah fi Aqthar Mukhtalifah hlm. 47–48, disebutkan bahwa beliau melakukan tadlis (penyamaran nama) terhadap nama Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan Syaikhul lslam lbnu Taimiyah rahimahullah. Kenapa beliau melakukan hal ini? Sebab, banyak ulama suu’ dan orang-orang dari Daulah Utsmaniyah yang menjelek-jelekkan kedua ulama sunnah tersebut. Mereka melakukan propaganda dusta dan penggiringan opini jelek terhadap Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Tujuannya, agar dakwah sunnah dan dakwah tauhid dibenci oleh masyarakat. Begitu hebatnya tadlis yang dilakukan oleh Syaikh al-Hilaliy rahimahullah, sampai-sampai ada seorang syaikh yang dikenal memiliki pengetahuan luas tentang kitab-kitab tidak mengetahui kitab yang dimaksud dan penulisnya. Dia betul-betul kesulitan mencari maklumat tentang kitab tersebut berikut jati diri penulisnya. Hingga akhirnya, ia menyerah dan bertanya kepada Syaikh Taqiyyudin al-Hilali rahimahullah. ✍🏻 Group WhatsApp 💬 🌴 PENCARI AL-HAQ 🌴 =================== 🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾 📊Channel Telegram📮 https://t.me/GroupPAH Sumber : Continue reading at https://mahad-assalafy.com/nama-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahhab-disamarkan/ | Ma'had As-Salafy
Show all...
PENCARI AL-HAQ

Kembali kepada Islam yang murni : Islam yang sebenarnya.